Manfaat Konsumsi Susu Tinggi Zat Besi untuk Si Buah Hati

Published date

Pentingkah susu tinggi zat besi untuk tumbuh kembang anak? Seperti yang kita tahu, masa kanak-kanak adalah periode penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Di masa ini, asupan nutrisi yang tepat menjadi kunci pertumbuhan optimalnya. Salah satu nutrisi penting yang tak boleh dilewatkan adalah zat besi.

Zat besi berperan penting dalam membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, zat besi juga membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen.

Anak yang kekurangan zat besi dapat terganggu imunitas nya, dan kemungkinan mengalami infeksi menjadi lebih sering  seperti infeksi pernafasan dan diare. Akibat lebih sering mengalami infeksi, berat badan anak menjadi terganggu. Akhirnya, semua efek ini akan mengganggu perkembangannya.

Pentingnya Asupan Zat Besi untuk Anak 1-3 Tahun

Zat besi sangat penting untuk pertumbuhan pesat balita. Itu sebabnya penting memastikan asupan  makanan dan susu tinggi zat besi untuk anak.

Kekurangan zat besi dapat menghambat kemampuan anak untuk beraktivitas dengan baik. Sayangnya, kebanyakan gejala kekurangan zat besi pada anak baru muncul ketika sudah mengalami anemia defisiensi besi.

Dampak kekurangan zat besi pada anak biasanya muncul secara perlahan hingga banyak orang tua tidak menyadarinya. Ketika semakin memburuk, gejala menjadi lebih terlihat seperti anak menjadi pucat dan lemah, makan lebih sedikit, dan mudah lelah.

Kekurangan zat besi pada anak juga bisa mengakibatkan defisit kognitif permanen yang terkait gangguan struktural dan metabolisme pada sistem saraf pusat, gangguan metabolisme, keterbelakangan pertumbuhan, gangguan respon imun, kelainan psikologis, dan keterlambatan perkembangan perilaku.

Saat asupan zat besinya tidak mencukupi, biasanya akan akan menunjukan gejala berikut:

  • Pertambahan berat badan yang lambat.

  • Kulit pucat.

  • Tidak nafsu makan.

  • Mudah rewel.

Anak yang kekurangan zat besi mungkin kurang aktif secara fisik dan perkembangannya mungkin lebih lambat. Jika dibiarkan hingga dewasa, hal ini akan mempengaruhi prestasi anak di sekolah, menyebabkan masalah konsentrasi, rentang perhatian yang lebih pendek, dan kinerja akademis yang buruk.

Berapakah Kebutuhan Zat Besi Anak Usia 1-3 Tahun?

Semua anak membutuhkan zat besi. Gizi ini penting pada semua tahap perkembangan anak. Bayi yang hanya diberi ASI, susu formula saja, atau campuran ASI dan susu formula memiliki kebutuhan zat besi yang berbeda.

Kebutuhan harian anak akan zat besi berbeda-beda juga tergantung usia. Untuk anak usia 1 hingga 3 tahun, disarankan untuk mengonsumsi 7 mg zat besi setiap hari. 

Bayi yang lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah tentu membutuhkan zat besi lebih banyak dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Bayi yang lahir cukup bulan dilahirkan dengan cadangan zat besi yang berasal dari darah ibunya saat masih dalam kandungan.

Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI akan mendapatkan apa yang dibutuhkannya dari ASI, termasuk zat besi.

Namun, menunggu terlalu lama setelah Si Buah Hati berusia 6 bulan untuk mengenalkan makanan lain akan meningkatkan risiko anak mengalami kekurangan zat besi.

Jika Bunda tidak bisa menyusui, berikan Si Buah Hati susu tinggi zat besi untuk anak usia dini. Pastikan formulanya harus berbahan dasar susu sapi.

Jika bayi sudah mulai diperkenalkan makanan padat, umumnya pada usia 6 bulan, Bunda bisa mulai memberikan MPASI yang mengandung zat besi tambahan.

MPASI yang mengandung zat besi tinggi contohnya daging atau kacang yang dihaluskan, dan bubur bayi dengan tambahan zat besi. Ketika usia Si Buah Hati kian bertambah, Bunda bisa mulai memberikan daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, dan bayam untuk memenuhi kebutuhan zat besinya.

Baca Juga: Cara Penuhi Kebutuhan Gizi Zat Besi Harian Anak

Manfaat Konsumsi Susu Tinggi Zat Besi untuk Anak Usia 1-3 Tahun

Susu adalah bahan pangan yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak karena mengandung sumber energi lengkap dan merupakan sumber gizi protein, kalsium, fosfor, dan vitamin A yang tinggi.

Karena itu, pedoman nutrisi di sebagian besar negara merekomendasikan konsumsi susu setiap hari sebagai salah satu komponen pola makan sehat.

Mengingat manfaat susu tinggi zat besi untuk tumbuh kembang anak, kini semakin banyak produk susu dengan kandungan zat besi tinggi yang dipasarkan secara luas.

Karena itu, pemberian susu tinggi zat besi untuk anak dianggap sebagai cara yang efektif untuk mencukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati.

Penelitian membuktikan bahwa anak yang mengonsumsi susu tinggi zat besi lebih rendah kemungkinannya mengalami defisiensi zat besi dan anemia.

Riset lain juga menemukan bahwa asupan susu yang difortifikasi dengan zat besi selama 4 bulan pada anak usia 1-3 tahun lebih efektif dalam menjaga status gizi zat besi dibandingkan susu sapi biasa yang tidak terfortifikasi zat besi.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati, Bunda bisa berikan ia susu pertumbuhan, seperti susu Dancow 1+ Imunutri mulai usia 1 tahun.

Tak hanya tinggi zat besi, susu Dancow 1+ Imunutri juga kaya akan kalsium, vitamin A, C, D, dan E, zink, tembaga, dan selenium. Juga mengandung DHA serta Omega 3 & 6 yang bagus untuk tumbuh kembang Si Buah Hati agar bebas berekspresi.

Cara penyajian susu Dancow 1+ Imunutri cukup mudah. Bunda hanya perlu menyeduh 3 sendok makan bubuk susu tinggi zat besi Dancow 1+ Imunutri dan larutkan menggunakan 190 ml air matang. Dancow 1+ Imunutri tersedia dalam dua varian rasa berbeda, yaitu vanila dan madu, yang pasti disukai Si Buah Hati.

Image Article
Manfaat Konsumsi Susu Tinggi Zat Besi untuk Si Buah Hati
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bagaimana Cara Memilih Susu untuk Anak TK?

Published date

Seiring bertambahnya usia, anak akan terus bertumbuh dan berkembang. Terkadang tanpa orang tua sadari, Si Buah Hati sudah mulai menginjak usia bersekolah.

Di Indonesia, sebelum memasuki Sekolah Dasar (SD), biasanya orang tua akan mendaftarkan buah hatinya ke Taman Kanak-kanak (TK), di mana anak akan mulai mengenal bersosialisasi dan belajar hal baru. Tentunya kebutuhan gizinya juga bertambah.

Selain melalui makanan sehari-hari, Bunda bisa memenuhi tambahan gizi Si Buah Hati dengan memberinya asupan susu pertumbuhan. Lalu, bagaimana cara memilih susu untuk anak TK yang tepat?

Memahami Kondisi Anak Usia TK

Anak usia TK bisa dibilang termasuk usia prasekolah, yakni anak usia 5-7 tahun, sebelum mulai memasuki usia sekolah pada 7-10 tahun.

Di usia ini, anak akan mulai mengenal dunia di luar lingkungan keluarganya, belajar dengan cepat, dan semakin aktif bergerak. Rasa ingin tahu yang semakin besar juga akan mendorong Si Buah Hati mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya.

Anak usia TK juga akan mulai berinteraksi dengan orang selain keluarga, lebih banyak bertemu anak seusianya, dan menjalin pertemanan.

Secara kognitif, anak usia TK akan menjadi lebih banyak bertanya seputar hal di sekelilingnya. Si Buah Hati juga akan mulai mempertanyakan alasan dari berbagai hal, seperti kenapa harus mandi, atau mengapa perlu makan sayuran.

Bunda mungkin harus mulai menjelaskan dengan sabar jawaban secara sederhana setiap pertanyaan yang dilontarkan Si Buah Hati.

Namun penting untuk diingat, jangan memaksakan anak belajar karena hal itu hanya akan membuatnya semakin menolak belajar saat sekolah.

Di sisi lain, usia ini menjadi momentum yang baik untuk memberikan peluang belajar hal baru seluas mungkin kepada anak.

Lantas, bagaimana kebutuhan gizinya? Adakah perbedaan kebutuhan gizi anak usia TK dengan anak balita?

Kebutuhan Gizi Anak Usia TK

Seiring bertambahnya aktivitas Si Buah Hati setelah memasuki usia prasekolah, tentu kebutuhan energi dan gizinya juga meningkat.

Kebutuhan gizi anak usia TK (4-6 tahun) menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan Menteri Kesehatan, yaitu:

  • Energi 1400 kkal per hari

  • Protein 25 gram per hari

  • Karbohidrat 220 gram per hari

  • Lemak 50 gram per hari

  • Air 1450 ml per hari

Selain itu, Si Buah Hati di usia TK juga tetap membutuhkan berbagai gizi mikro, aneka vitamin dan mineral lengkap, seperti vitamin A, D, E, K, kalsium, zat besi, dsb, dalam jumlah yang lebih dibandingkan saat usia balita.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan asupan makanan dan minuman bergizi setiap hari.

Dengan makanan sehat yang beragam, anak akan mendapatkan gizi seimbang yang dibutuhkan untuk ia tumbuh dan berkembang. Berikan Si Buah Hati makanan sehat seperti sayuran dan buah segar, daging merah, ayam, telur, ikan, tahu, kacang-kacangan, juga susu dan produk olahan susu, seperti keju.

Untuk minuman, pilihan terbaik bagi anak usia prasekolah adalah air dan juga susu. Kegunaan susu untuk anak TK bagus untuk pertumbuhan tulang dan gigi karena mengandung kalsium . Susu untuk anak TK juga menjadi sumber energi yang baik untuk membantunya beraktivitas dengan bebas.

Sebaiknya, batasi memberikan Si Buah Hati minuman manis yang mengandung gula tambahan sukrosa, seperti soda dan jus kemasan. Konsumsi gula yang berlebihan dapat menimbulkan resiko karies gigi dan kelebihan berat badan

Sebagai gantinya, berikan susu yang kaya kalsium dan vitamin D. Bisa juga dengan memberikan jus buah yang diperas sendiri dan tanpa gula tambahan sukrosa. Ibu dapat mengecek  kandungan gula di label kemasan agar konsumsi gulanya terpantau .

Baca Juga: Mengasah Kecerdasan Spiritual Anak Sejak Dini

Kandungan Gizi yang Penting Dalam Susu untuk Anak TK

Setelah tahu kebaikan dan manfaat susu, selanjutnya Bunda perlu mengetahui cara memilih susu yang bagus untuk anak TK. Salah satunya dengan mencari tahu kandungan gizi di dalam susu.

Pilih susu untuk anak sekolah TK yang memiliki kandungan gizi penting dan dibutuhkan Si Buah Hati, di antaranya:

1. Protein

Susu merupakan sumber yang kaya protein, dengan satu gelas susu dapat mengandung 8 gram protein. Zat gizi protein dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang, memperbaiki sel, hingga mengatur sistem imunitas.

Susu juga memiliki protein yang lengkap, termasuk 9 asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi optimal.

2. Kalsium

Susu merupakan sumber tinggi kalsium yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang dan gigi kuat. Rutin mengonsumsi susu sejak dini dapat mengurangi risiko penyakit tulang seperti osteoporosis di usia senja.

3. Zat Besi

Mineral zat besi dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin yang berfungsi membantu sel darah mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.

4. Zink

Zink termasuk nutrisi mikro yang penting bagi tubuh. Bermanfaat untuk memperkuat daya tahan dan membantu penyembuhan luka.

5. DHA

DHA atau Docosahexaenoic acid, merupakan jenis asam lemak esensial Omega 3 yang baik untuk kesehatan tubuh. Bermanfaat mulai dari kesehatan otak hingga jantung.

6. Omega 3 & 6

Keduanya merupakan asam lemak esensial yang tidak dapat dihasilkan tubuh dan memiliki banyak manfaat. Omega 3 baik untuk otak, jantung, dan sistem metabolisme, sementara Omega 6 memberi energi pada tubuh.

Selain memperhatikan kandungan gizinya, dalam memilih susu untuk anak prasekolah, Bunda juga bisa melihat fungsi bermacam zat gizi pada kemasan produk susu. Jika Bunda sedang mencari susu yang  ditujukan untuk anak usia 5-6 tahun, Bunda dapat memilih susu Dancow 5+ Imunutri.

Susu Dancow 5+ Imunutri diformulasikan untuk anak Indonesia usia prasekolah. Memiliki kandungan tinggi vitamin A, C, E, D, B6, dan B12. Serta mengandung mineral penting untuk pertumbuhan, seperti kalsium, zink, dan zat besi. Juga diperkaya DHA dan Omega 3 & 6.

Susu Dancow 5+ Imunutri cocok sebagai pilihan susu untuk anak TK yang dapat membantu perkembangan Si Buah Hati agar tumbuh percaya diri dan bebas bereksplorasi.

Image Article
Bagaimana Cara Memilih Susu untuk Anak TK?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apa Manfaat Zat Besi untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasannya

Published date

Kehamilan menjadi masa penting bagi pertumbuhan janin. Karenanya, ibu hamil wajib memperhatikan kebutuhan gizinya, termasuk salah satunya kecukupan zat besi.

Ada banyak manfaat zat besi untuk ibu hamil yang juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya.

Selama masa kehamilan, Bunda wajib memastikan asupan zat besi tercukupi. Ibu hamil paling rentan mengalami kekurangan zat besi, sebab volume darah dalam tubuh saat hamil akan meningkat sebesar 30-50 persen.

Komponen darah yang bertambah saat hamil  tersebut adalah plasma darah, yang membuat kebutuhan akan zat besi turut meningkat.

Dalam hal ini, zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.

Kebutuhan zat besi akan mulai meningkat saat kehamilan menginjak trimester kedua, dan terus meningkat sepanjang sisa kehamilan. Sementara bagi janin, kebutuhan zat besi juga akan terus bertambah sebanding dengan beratnya.

Lalu, apa saja sih manfaat zat besi untuk ibu hamil? Apakah zat besi juga bermanfaat untuk janin di dalam kandungan?

Berbagai Manfaat Zat Besi untuk Ibu Hamil

Ada berbagai manfaat dari zat besi bagi ibu hamil dan juga janin yang dikandungnya. Beberapa di antaranya, yaitu:

1. Mendukung pertumbuhan janin dan plasenta

Manfaat zat besi untuk ibu hamil dan janin yang pertama yakni menyuplai pertumbuhan janin dan plasenta.

Plasenta atau ari-ari bayi ini berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan makanan ke janin, melindungi janin dari infeksi bakteri, memproduksi hormon pendukung kehamilan, dan menyalurkan antibodi dari ibu ke janin.

2. Membentuk sel dan jaringan baru

Kegunaan zat besi untuk ibu hamil juga penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan baru, termasuk jaringan otak pada janin. Perkembangan sel-sel otak janin mulai terbentuk saat kehamilan sekitar 5 minggu.

3. Meningkatkan stamina ibu hamil

Selain itu, fungsi zat besi untuk ibu hamil bisa meningkatkan stamina sehingga tubuh tidak mudah lelah dan lemah saat beraktivitas. Selama kehamilan ibu hamil harus tetap aktif, agar tubuh bugar dan kesehatan terjaga.

4. Mencegah anemia defisiensi besi pada ibu hamil

Ibu hamil rentan mengalami anemia karena kebutuhan zat besinya meningkat. Tambahan asupan zat besi selama masa kehamilan akan membantu ibu hamil terhindar dari anemia yang dapat membahayakan janin.

Baca Juga: Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Ibu Ketahui

Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil

Selama periode kehamilan, kebutuhan zat besi pada ibu hamil sekitar 800 mg, terdiri dari 300 mg zat besi yang dibutuhkan untuk janin dan 500 gram untuk menambah masa hemoglobin maternal.

Per hari, ibu hamil membutuhkan zat besi sebanyak 27 mg. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, ibu hamil harus memiliki pola makan sehat yang bervariasi dan kaya zat besi.

Makanan Kaya Zat Besi untuk Ibu Hamil

Guna mendukung kebutuhan zat besi yang meningkat selama masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan kaya akan kandungan zat gizi tersebut. 

Beberapa jenis makanan kaya zat besi seperti telur, ayam, daging sapi, hati ayam, ikan, sayuran hijau, biji-bijian, kacang-kacangan, dan buah berwarna merah atau kuning.

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh, ibu hamil bisa mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan vitamin C tinggi seperti jeruk, tomat, stroberi.

Sebaliknya, batasi atau hindari konsumsi makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Beberapa makanan dan minuman yang menghalangi penyerapan zat besi dalam tubuh, seperti kopi, teh, susu, biji-bijian, dan produk susu.

Tips Memenuhi Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil

Apabila diasumsikan ibu hamil makan sebanyak tiga kali per hari, dengan perhitungan kalori sebesar 1000 - 2500 kkal, maka  diperkirakan asupan zat besi  sehari sebesar 10 - 15 mg.

Meski begitu, hanya 1 - 2 mg dari jumlah tersebut yang akan diserap oleh tubuh, sehingga dibutuhkan suplementasi zat besi untuk melengkapi peningkatan kebutuhan zat besi pada ibu hamil atau sebagaimana yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

Satu tablet zat besi memiliki kandungan 60 mg zat besi. Ibu hamil yang mengonsumsi satu tablet zat besi setiap harinya, diharapkan jumlah zat besi yang bisa diserap tubuh sekitar 6-8 mg.

Dalam 90 hari ibu hamil mengonsumsi suplementasi zat besi, maka terpenuhi sekitar 720 mg zat besi dari suplementasi ditambah 180 mg dari asupan harian dengan asumsi kandungan zat besi diserap maksimal.

Untuk itu, ibu hamil berdasarkan konsultasi dengan tenaga kesehatan dapat mengonsumsi satu tablet tambah darah (TTD) per hari minimal 90 hari selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi zat besi saat kehamilan.

Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya, karena kekurangan zat besi pada ibu hamil bisa menyebabkan risiko yang lebih tinggi pada janin.

Ibu hamil yang kekurangan zat besi berisiko melahirkan bayi tidak cukup umur atau prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, pendarahan saat melahirkan, dan depresi postpartum.

Kekurangan zat besi sejak bayi dalam kandungan juga menjadi salah satu resiko terhadap  kejadian stunting. Stunting adalah kondisi saat tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya, akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang.

Demikian ulasan mengenai manfaat zat besi untuk ibu hamil dan tips memenuhi kecukupannya. Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter terkait kebutuhan zat besi masing-masing, karena biasanya akan ada tes pemeriksaan lebih lanjut yang direkomendasikan oleh dokter.

Image Article
Apa Manfaat Zat Besi untuk Ibu Hamil? Ini Penjelasannya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui

Published date

Bunda tentu pernah mendengar, zat besi adalah salah satu nutrisi penting untuk kesehatan, termasuk untuk ibu menyusui. Tapi, tahukah Bunda betapa pentingnya zat gizi ini?

Nah, untuk menambah bekal pengetahuan Bunda, yuk ketahui manfaatnya sampai jenis-jenis makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui. 

Dengan begitu, Bunda bisa mencukupi kebutuhan energi dengan asupan berkualitas, sekaligus mampu memberikan ASI optimal untuk menunjang tumbuh kembang Si Buah Hati. 

Apa Manfaat Zat Besi untuk Ibu Menyusui?

Perlu Bunda ketahui, zat besi adalah mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin bertugas membawa oksigen ke dalam sel darah merah agar bisa dialirkan ke seluruh tubuh.

Kekurangan hemoglobin bisa menyebabkan anemia. Hal ini tentunya bisa mengganggu kesehatan Bunda, sekaligus Si Buah Hati yang sedang disusui.

Perlu diingat juga, Ibu menyusui termasuk kelompok yang rentan anemia, terutama saat Bunda baru melahirkan dan banyak kehilangan darah atau mengalami pendarahan. 

Selain itu, selama menyusui, Bunda juga dianjurkan mencukupi kebutuhan zat besi untuk kebutuhan diri sendiri sekaligus menunjang produksi ASI.

Apabila Bunda kekurangan zat besi, maka mineral esensial untuk memproduksi ASI ini akan diambil dari persediaan atau cadangan zat besi yang ada di tubuh Bunda.

Ada beberapa tanda-tanda anemia, di antaranya badan sering lemas, lesu, sesak napas, kulit pucat, pusing, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, atau tangan dan kaki dingin.

Jika tidak diobati, anemia bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti kelelahan kronis sampai masalah jantung.

Mengingat zat besi ini ternyata fungsinya penting untuk ibu menyusui,  ketahui juga berapa kebutuhan per hari dan cara mencukupinya.

Berapa Kebutuhan Zat Besi Ibu Menyusui?

Kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui tidak setinggi ibu hamil, tapi setara dengan para wanita pada umumnya.

Hal ini disebabkan, selama menyusui, Bunda masih menghasilkan hormon prolaktin yang dapat menghambat menstruasi. Oleh karena itu, zat besi wanita saat menyusui diasumsikan tidak hilang selama menstruasi.

Jadi, kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui dalam kondisi sehat tanpa masalah kesehatan bisa sama dengan wanita dewasa yakni 18 miligram per hari.

Tapi, Bunda yang mengalami pendarahan atau punya riwayat anemia ada baiknya tetap berkonsultasi dengan dokter. Karena, kemungkinan perlu asupan zat besi lebih banyak dibandingkan ibu menyusui tanpa masalah kesehatan tertentu.

Tips Memenuhi Zat Besi Ibu Menyusui

Cara memenuhi kebutuhan zat besi untuk ibu menyusui sebenarnya tidak terlalu rumit. Pastikan Bunda mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta memasukkan beberapa makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui.

Ada dua jenis zat besi dari sumber alami atau makanan, yakni zat besi heme yang berasal dari protein hewani, serta non-heme berasal dari makanan nabati. Tubuh manusia cenderung lebih mudah menyerap zat besi heme ketimbang non-heme.

Selain makanan mengandung zat besi, Bunda juga perlu mengonsumsi makanan kaya vitamin C yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh. 

Bunda menyusui sebaiknya tidak sembarangan minum suplemen zat besi tanpa rekomendasi dokter. Pasalnya, kelebihan zat besi bisa menimbulkan masalah negatif 

Agar lebih aman, pastikan Bunda mencukupi kebutuhan zat gizi ini dari sumber alami seperti makanan.

Baca Juga: Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Dipahami

Jenis Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui

Bunda, ada beberapa jenis makanan kaya zat besi untuk ibu menyusui yang bisa dipilih untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ini. Berikut beberapa di antaranya:

1. Hati Ayam

Hati ayam kaya gizi dan bisa menjadi alternatif makanan penambah darah untuk ibu menyusui yang sedang anemia. Satu porsi atau 100 gram hati ayam mengandung 6,5 miligram zat besi heme, atau bisa menambah 36 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui. Tak hanya zat besi, asupan ini juga tinggi protein, kaya vitamin B, tembaga, selenium, vitamin A, dan kolin.

2. Daging merah 

Segala jenis daging merah, seperti daging sapi, kambing, atau domba juga termasuk makanan tinggi zat besi untuk ibu menyusui. 

Setiap 100 gram daging merah mengandung 2,7 miligram zat besi heme. Jumlah ini dapat mencukupi 15 persen kebutuhan zat besi per hari para busui. Tak hanya zat besi, daging merah juga kaya akan protein, zinc, selenium, dan vitamin B. 

3. Ikan

Kandungan zat besi ikan bervariasi. Paling tinggi berasal dari ikan tuna, tenggiri, kembung, dan sarden. Setiap 85 gram ikan tuna mengandung 1,4 miligram zat besi, atau 8 persen kebutuhan mineral ini bagi ibu menyusui.

4. Kerang

Segala jenis kerang, termasuk tiram dan remis, merupakan makanan tinggi zat besi untuk ibu menyusui. Kandungan zat besi kerang bisa bervariasi. Sebagai gambaran, 100 gram kerang mengandung 3 miligram zat besi. Jumlah ini mencukupi 17 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui.

5. Kacang-kacangan

Beberapa jenis kacang seperti buncis, lentil, kacang polong, atau kedelai adalah makanan kaya zat besi untuk ibu menyusui, terutama yang sedang mengurangi asupan protein hewani.

Kandungan zat besinya bisa bervariasi. Tapi, yang paling banyak dari lentil. Satu porsi atau secangkir kacang ini bisa menambah 6,6 miligram zat besi, atau bisa mencukupi 37 persen kebutuhan zat besi per hari. Untuk memaksimalkan penyerapannya, Bunda bisa mengimbangi konsumsi kacang-kacangan dengan makanan tinggi vitamin C.

6. Tahu dan tempe

Tahu dan tempe adalah makanan olahan kedelai yang cukup mudah didapatkan dan harganya relatif murah. Makanan ini juga mengandung zat besi yang tinggi. Satu porsi atau 126 gram tahu dan tempe bisa menambah 3,4 milligram zat besi, atau mencukupi 19 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui.

7. Bayam

Bayam adalah sayuran yang kaya zat besi. Makan 100 gram bayam bisa menambah 2,7 miligram zat besi ke dalam tubuh ibu menyusui. Jumlah ini setara 15 persen kebutuhan zat besi per hari ibu menyusui. Perlu diingat, jenis zat besi dalam bayam adalah non-heme, yang relatif lebih sulit diserap tubuh, sehingga jangan lupa tambahkan zat besi heme yang berasal dari protein hewani.

Itulah beberapa makanan yang mengandung zat besi untuk ibu menyusui. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi Bunda ya.

Image Article
7 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Menyusui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Adakah Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan?

Published date

Bunda tentu sering mendapatkan pantangan untuk mengonsumsi sejumlah makanan selama proses kehamilan. Hal itu tentu tak lepas agar pertumbuhan Si Buah Hati lebih sehat dan optimal. Namun usai melahirkan, bukan berarti Bunda bebas makan apa saja lho!

Ada sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkan normal yang perlu dipahami saat proses menyusui. Lalu apa saja pantangan ibu melahirkan sebelum 40 hari? Lalu makanan apa saja yang baik dikonsumsi setelah kelahiran? Berikut ulasannya.

Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan Normal

Semua makanan pada dasarnya aman dikonsumsi ibu menyusui. Namun, memperhatikan kandungan gizi dalam makanan usai melahirkan tentu penting karena akan mempengaruhi proses pemulihan Bunda dan juga ASI yang diminum Si Buah Hati. 

Ada sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkan normal, khususnya jika dikonsumsi secara berlebihan, karena dapat mempersulit Bunda melewati masa nifas. Bahkan, sejumlah makanan ini juga berpotensi mengganggu kesehatan bayi. Yuk simak infonya berikut ini. 

1. Makanan terlalu Pedas

Hobi mengkonsumsi makanan pedas dan beraroma kuat? Jika ya, Bunda agaknya perlu menahan dulu kebiasaan tersebut selama masa menyusui, setidaknya 40 hari pasca melahirkan. Hal ini bukan karena makanan pedas akan mengubah rasa ASI menjadi pedas.

Namun, konsumsi makanan pedas usai melahirkan akan membuat Bunda lebih berpotensi mengalami masalah pencernaan sehingga mengganggu saat merawat bayi. Makanan beraroma terlalu kuat seperti bawang, merica dan bumbu kari yang berlebihan juga sebaiknya dihindari. 

2. Ikan Bermerkuri

Konsumsi ikan, terutama ikan laut, sebenarnya sangat baik bagi ibu menyusui karena menjadi sumber protein dan asam lemak omega-3. Konsumsi ikan juga dapat mengoptimalkan perkembangan otak bayi. Yang dikuatirkan, sebagian besar makanan laut mengandung merkuri atau kontaminan lain.

Paparan merkuri berlebih dapat mempengaruhi ASI dan dikuatirkan dapat menimbulkan risiko bagi perkembangan sistem saraf bayi. Untuk mengantisipasi hal itu, Bunda perlu mengetahui ikan yang disarankan tidak boleh dimakan setelah melahirkan seperti ikan todak, king mackerel, hiu dan tilefish. Ikan-ikan besar yang lama di dalam laut juga biasanya mengandung merkuri tinggi. 

3. Buah terlalu Tinggi Asam secara berlebihan

Ternyata tak selamanya konsumsi buah-buahan baik bagi tubuh lho. Ada beberapa jenis buah yang perlu dihindari ibu menyusui. Lalu, apa buah yang tidak boleh dimakan pasca melahirkan? Sejumlah buah yang memiliki sifat asam seperti kiwi, jeruk, nanas hingga ceri perlu dihindari untuk mencegah gangguan pencernaan.

Baca Juga: Jangan Panik, Ini Tanda-tanda Melahirkan yang Perlu Diketahui!

4. Minuman Berkafein berlebihan

Makanan atau minuman berkafein seperti kopi, teh, atau cokelat sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan selama masa menyusui. Sebab, kandungan kafein yang masuk ke dalam tubuh bayi lewat ASI dapat mengganggu tidurnya di malam hari. Meski begitu dalam jumlah yang tidak berlebihan, minum kopi masih bisa dilakukan kok, Bunda.

5. Makanan Berminyak berlebihan

Makanan berminyak seperti gorengan dapat mempercepat kenaikan berat badan sehingga menurunkan kebugaran Bunda. Tubuh yang kurang fit usai melahirkan tentu akan membuat Bunda kerepotan saat menyusui. Selain itu, makanan berminyak lebih sulit dicerna sehingga dapat menyebabkan masalah pada saluran pencernaan.

6. Alkohol

Konsumsi alkohol sangat tidak sehat bagi ibu menyusui karena bisa merusak kandungan ASI. Hal ini berisiko menghambat perkembangan kognitif Si Buah Hati serta mengganggu pola tidur. Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat menurunkan produksi ASI.

Makanan yang Baik Dikonsumsi Setelah Melahirkan

Makanan yang tepat dapat membantu tubuh Bunda menyembuhkan dirinya sendiri dan mendapatkan kembali kekuatan dan energi. Berikut sejumlah makanan yang baik dikonsumsi setelah melahirkan.

1. Sereal

Serealia seperti gandum dan oatmeal cocok menjadi pilihan sarapan yang ideal ibu menyusui. Sereal mengandung serat tinggi yang dapat membantu konstipasi setelah persalinan. Banyak sereal di pasaran yang diperkaya vitamin dan mineral penting, mendukung kebutuhan nutrisi harian. Bunda juga dapat membuat resep oatmeal sederhana dengan buah-buahan, susu, dan kacang-kacangan.

2. Sayuran

Konsumsi sayuran hijau dapat menjadi sumber vitamin dan mineral penting. Sayuran seperti bayam, brokoli, dan lobak sangat kaya akan vitamin A dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi. Memasukkan lebih banyak sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan sayuran musiman seperti labu runcing (parwal), labu apel (tinda), dan batang teratai ke dalam makanan sangat disarankan.

3. Susu Rendah Lemak

Memasukkan produk susu rendah lemak seperti susu, keju, atau yogurt ke dalam makanan ibu menyusui tak kalah penting. Produk ini kaya akan kalsium, protein, dan vitamin B, yang penting untuk pemulihan Bunda dan perkembangan tulang bayi.

4. Daging Merah Tanpa Lemak

Konsumsi daging merah tanpa lemak dapat memberikan nutrisi penting seperti protein, zat besi, zink, dan vitamin B12. Deretan nutrisi ini dapat membantu melawan terkurasnya energi yang dialami Bunda selama menyusui.

Itu dia sejumlah makanan yang dilarang setelah melahirkanbagi ibu menyusui. Selain menghindari makanan tersebut, penting bagi Bunda untuk memperhatikan makanan yang baik dikonsumsi saat menyusui. Tentu dengan memperhatikan asupan gizi dan nutrisinya sehingga dapat menjaga produksi ASI selama masa laktasi.  Untuk lebih lanjut, Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi ya Bunda.

Image Article
Adakah Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ini 7 Nutrisi untuk Ibu Hamil yang Utama Dipenuhi

Published date

Bunda, selain mempersiapkan diri secara mental dan emosional untuk hamil, menjaga asupan nutrisi juga penting untuk kesehatan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi. 

Nutrisi untuk ibu hamil yang tepat dan seimbang dapat mendukung pertumbuhan janin, termasuk fungsi kognitif dan sistem kekebalan tubuh Si Buah Hati.

Selain itu, asupan nutrisi yang sehat dan seimbang dapat menurunkan risiko kehamilan dan mendukung kesehatan Buah Hati dalam jangka panjang. Ibu hamil harus mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan dari beraneka ragam makanan secara seimbang dan diantaranya ada beberapa nutrisi yang sangat penting untuk terpenuhi.

7 Nutrisi untuk Ibu Hamil yang Utama  Dipenuhi Setiap Hari

Secara umum, nutrisi seimbang merupakan susunan makanan bernutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk kegiatan sehari-hari. Lantas, apa saja nutrisi yang baik untuk ibu hamil? Simak penjelasan berikut!

1. Folat dan Asam Folat

Folat adalah vitamin B yang berguna mencegah cacat tabung saraf pada bayi, yaitu kelainan serius yang terjadi pada otak, tulang belakang, dan/atau sumsum tulang belakang. 

Sementara itu, asam folat merupakan bentuk sintetis dari folat yang biasanya ditemukan dalam suplemen dan makanan bergizi.

Rekomendasi jumlah asupan folat untuk ibu hamil menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) yaitu sekitar 600-800 mikrogram selama kehamilan. 

Contoh makanan yang kaya akan folat, yakni sayuran berdaun (misalnya bayam), lobak cina, kacang kering, kacang polong, sereal, biji bunga matahari, kentang, tomat, dan jeruk.

Mengingat susahnya mendapatkan asupan folat hanya dari makanan saja, untuk itu direkomendasikan mengkonsumsi vitamin suplemen. Ibu hamil yang memiliki risiko cacat tabung saraf juga direkomendasikan mengonsumsi folat dengan dosis lebih tinggi  tentunya melalui pengawasan  dokter .

2. Protein

Protein adalah blok pembangun sel dan jaringan dalam tubuh. Oleh karenanya, kebutuhan protein meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi selama kehamilan. 

Penelitian menunjukkan, asupan protein dapat mempengaruhi berat badan Si Buah Hati ketika lahir. Suplementasi energi/protein seimbang juga menunjukkan efek positif pada berat badan bayi saat lahir dan mengurangi risiko bayi bayi kecil masa kehamilan (KMK).

Makanan yang mengandung nutrisi untuk ibu hamil dengan protein yang baik, seperti daging tanpa lemak, ikan, unggas, telur, susu, yogurt, kacang-kacangan, dan produk kedelai. Khusus untuk ibu hamil, telur dan ikan dianjurkan untuk dimasak hingga matang.

3. Zat Besi

Zat besi adalah mineral penting yang memproduksi sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh sehingga kebutuhan untuk ibu hamil dan bayi meningkat.

Zat besi juga membawa oksigen ke otot, membantu otot berfungsi, hingga membantu meningkatkan ketahanan Bunda terhadap stres dan penyakit.

Manfaat zat besi lainnya adalah membantu Anda menghindari gejala kelelahan, kelemahan, suasana hati yang buruk, dan depresi.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, termasuk memengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan bayi. Selama kehamilan, tubuh juga lebih baik dalam menyerap zat besi sehingga kebutuhannya menjadi lebih banyak.

Asupan nutrisi untuk ibu hamil dengan sumber zat besi yang baik, seperti daging merah, ikan, ayam, telur, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Selain itu, selama hamil ibu diwajibkan mengkonsumsi minimal 90 tablet tambah darah. 

Baca Juga: Kandungan Susu untuk Kecerdasan Otak Anak

4. Kalsium

Bunda dan Si Buah Hati membutuhkan kalsium untuk mendukung kekuatan tulang dan gigi. Kalsium juga mendukung sistem sirkulasi darah, otot, dan saraf berjalan normal.

Konsumsi kalsium yang cukup juga dapat membantu mencegah penurunan kepadatan tulang pada ibu hamil. Kekurangan kalsium pada ibu hamil juga dapat menyebabkan hipertensi dan kram.

Setiap hari, ibu hamil membutuhkan 1.000 miligram (mg) kalsium, sedangkan ibu hamil pada usia remaja membutuhkan 1,300 miligram. 

Susu dan produk susu, seperti yogurt dan keju, adalah sumber kalsium yang baik, bersama dengan sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya mineral.

5. Lemak

Nutrisi untuk ibu hamil  berikutnya adalah lemak berkualitas atau lemak tak jenuh untuk perkembangan janin dan pertumbuhan bayi.

Dalam hal ini, ketimbang meningkatkan asupan lemak total, Bunda dianjurkan meningkatkan proporsi lemak tak jenuh ganda, seperti asupan asam docosahexaenoic (DHA, dari seri n-3) yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dan retina.

Bunda disarankan untuk mengonsumsi lemak berkualitas dari berbagai sumber, seperti ikan berlemak (salmon, sarden, atau tuna), biji-bijian, dan minyak ikan.

6. Vitamin D

Vitamin D berguna mendorong penyerapan kalsium dari usus dan dengan sehingga memungkinkan mineralisasi tulang yang baik untuk pertumbuhan. 

Kekurangan vitamin D sering terjadi pada kehamilan. Defisiensi vitamin D yang parah dikaitkan dengan rakitis dan patah tulang bawaan. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh bayi.

Paparan sinar matahari adalah sumber alami vitamin D. Namun, nutrisi untuk ibu hamil ini juga dapat ditemukan dalam susu, jus jeruk yang diperkaya, sereal, hingga ikan.

7. Serat

Asupan serat yang lebih tinggi selama kehamilan dapat bermanfaat dalam meningkatkan peningkatan keragaman mikrobiota usus, menurunkan risiko intoleransi glukosa dan pre-eklampsia, hingga mencapai penambahan berat badan kehamilan yang sesuai.

Selain itu, makanan tinggi serat juga dapat membantu mengatasi sembelit yang umum terjadi selama kehamilan. 

Sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan adalah sumber serat yang baik yang dapat membantu menjaga pencernaan ibu hamil tetap sehat.

Itulah tujuh nutrisi untuk ibu hamil yang perlu Bunda ketahui. Jangan lupa selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan individu. Selamat menjadi calon ibu dan terima kasih telah memberikan yang terbaik bagi tubuh Bunda sendiri dan Si Buah Hati yang sedang tumbuh.

Image Article
Ini 7 Nutrisi untuk Ibu Hamil yang Wajib Dipenuhi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bantu Optimalkan Nutrisi untuk Otak Si Buah Hati dengan Makanan

Published date

Tahun-tahun awal kehidupan adalah masa penting untuk kesehatan dan perkembangan Si Buah Hati di masa depan. Sebab, otak berkembang sangat cepat sejak sebelum lahir dan berlanjut hingga awal masa kanak-kanak.

Meski otak terus berkembang dan berubah hingga dewasa, 8 tahun pertama merupakan pondasi untuk membangun kemampuan berpikir, kesehatan, dan kehidupannya kelak. Nah Bunda, selain gen ada banyak faktor yang memengaruhi seberapa baik perkembangan otak, seperti:

  • Nutrisi untuk otak yang tepat dimulai sejak kehamilan

  • Paparan asap rokok, alkohol atau infeksi virus

  • Pengalaman anak dengan orang lain.

Nutrisi untuk otak yang optimal sangat diperlukan untuk mendukung proses ini dan membantu Si Buah Hati mencapai potensinya.

Lantas, makanan bernutrisi seperti apa yang bisa mengoptimalkan perkembangan otak? Mari kita ulas dalam artikel ini, Bunda. 

Kebutuhan Nutrisi yang Harus Dipenuhi untuk Optimalkan Perkembangan Otak Anak

Perkembangan otak dimulai jauh sebelum seorang anak dapat berjalan dan berbicara. Sel-sel otak berkembang dengan cepat seiring perkembangan Si Buah Hati sejak dalam kandungan.

Otak berkembang selama bayi dan terus berkembang dengan cepat di usia 1-3 tahun untuk meningkatkan kemampuan kognitif, menafsirkan dan menyampaikan informasi, serta melakukan sesuatu yang kompleks.

Selama periode puncak pertumbuhan ini, nutrisi memegang peran penting untuk perkembangan otak Si Buah Hati. Pada dasarnya, semua nutrisi mempunyai peranan untuk perkembangan dan fungsi otak. Namun, ahli mencatat ada beberapa nutrisi untuk otak yang memiliki peran lebih besar dalam perkembangan awal otak, yakni:

  • Kolin

  • Asam Folat

  • Yodium

  • Zat besi

  • Asam lemak tak jenuh seperti omega 3

  • Protein

  • Vitamin A, D, B6, dan B12

  • Zink

Baca Juga: Kandungan Susu untuk Kecerdasan Otak Anak

Jenis Makanan yang Kaya Nutrisi untuk Otak

Makanan seperti ikan berlemak, blueberry, dan brokoli mengandung nutrisi yang dapat mendukung kesehatan dan fungsi otak, termasuk daya ingat. 

Catat Bunda, berikut ini adalah beberapa jenis makanan untuk kecerdasan otak yang dapat menjadi pilihan Bunda untuk diberikan kepada si Buah Hati:

1. Ikan berlemak

Tahukah Bunda, sekitar 50-60 persen otak terbuat dari lemak. Lebih dari separuh lemak pada otak terdiri dari asam lemak Omega 3.

Ikan berlemak bisa dimasukkan ke dalam menu resep makanan untuk mendukung otak cerdas. Sebab, ikan berlemak kaya akan asam lemak omega 3. Omega-3  berfungsi untuk membangun sel-sel otak dan saraf. Selain itu, Omega-3 penting untuk daya ingat dan kemampuan belajar.

Apa saja jenis ikan berlemak?

  • Ikan salmon

  • Ikan trout

  • Ikan herring

  • Ikan sarden

  • Ikan tuna albacore.

2. Blueberry

Blueberry memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk nutrisi untuk otak Si Buah Hati.

Blueberry dan buah beri lain yang berwarna gelap mengandung antosianin, yaitu senyawa tanaman yang punya efek anti-inflamasi dan antioksidan.

Kabar baiknya, riset membuktikan beberapa antioksidan dalam blueberry ditemukan terakumulasi di otak dan membantu meningkatkan komunikasi antar sel otak.

Buat Bunda yang mencari resep MPASI untuk nutrisi otak, bisa tambahkan blueberry untuk camilan Si Buah Hati atau tambahkan ke smoothie.

3. Brokoli

Brokoli kaya akan antioksidan juga vitamin K. Vitamin K adalah vitamin larut lemak yang esensial untuk membentuk sphingolipid pada sel otak. Selain itu, brokoli juga memiliki kandungan sulforaphane yang bermanfaat sebagai antiinflamasi dan antioksidan yang dapat membantu melindungi otak dari kerusakan. Hal-hal tersebut menjadikan brokoli sebagai salah satu bahan makanan yang baik dalam resep makanan si Buah Hati untuk kecerdasan  otak.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Motorik Kasar dan Halus Anak

4. Kacang-kacangan, terutama kenari

Kacang-kacangan seperti kenari merupakan sumber nutrisi yang baik untuk otak si Kecil karena tinggi protein dan lemak sehat, terutama asam lemak Omega 3. Protein berkontribusi untuk pertumbuhan otak Si Buah Hati dan perkembangan memori jangka panjangnya, lho Bunda.

Kacang kenari, dibandingkan jenis kacang lain mengandung lebih banyak polifenol. Baik asam lemak Omega 3 dan polifenol merupakan nutrisi untuk otak, zat gizi tersebut dapat menghambat penurunan kognitif.  Hal ini menjadikan kacang kenari sebagai salah satu makanan untuk kecerdasan otak si Buah Hati.

5. Telur

Salah satu bahan makanan yang paling sering ada di rumah Bunda mungkin telur. Selain bergizi, telur juga gampang diolah dan disukai anak-anak. Nah, tahukah Bunda, telur juga bisa menjadi bahan untuk resep MPASI untuk kecerdasan otak lho!

Telur mengandung kolin, vitamin B12, dan protein yang penting untuk otak. Kolin punya peran penting untuk perkembangan otak normal dan dapat meningkatkan fungsi kognitif. 

Dua butir telur utuh sehari menyediakan kolin yang dibutuhkan anak-anak berusia 8 tahun ke bawah.

Saat Si Buah Hati menginjak usia 1 tahun ke atas, Bunda juga bisa memberikan asupan nutrisi tambahan dengan susu pertumbuhan DANCOW 1+ yang diformulasi untuk anak Indonesia usia 1-3 tahun. DANCOW 1+ dengan 0 gram sukrosa, tinggi protein, minyak ikan, omega 3 & 6, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Jadi, si Buah Hati mendapat nutrisi untuk otak baik dari makanan juga minumannya.

Image Article
Bantu Optimalkan Nutrisi untuk Otak Si Buah Hati dengan Makanan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Simak 7 Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Anak!

Published date

Bunda, memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati sangat penting agar ia dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu gizi yang penting bagi anak sejak usia bayi adalah zat besi.

Zat besi dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh serta memberi warna merah pada sel darah. Selain fungsi zat besi tersebut, ada manfaat zat besi untuk bayi, yakni mendorong perkembangan otak dan sistem saraf.

Lalu, bagaimana jika kebutuhan zat besi pada bayi tidak tercukupi? Dan apa manfaat zat besi untuk bayi lainnya?

Dampak Kekurangan Zat Besi pada Bayi dan Anak

Saat anak mengalami kekurangan zat besi atau kadar zat besi dalam darah terlalu rendah, maka bisa menyebabkan anemia defisiensi besi, yang membuat ukuran sel darah merah mengecil dan mengandung lebih sedikit hemoglobin.

Anemia defisiensi zat besi dapat dialami terutama anak usia bayi dan anak karena kebutuhan zat besi yang tinggi untuk mengimbangi pertumbuhan tubuh yang sedang pesat.

Kekurangan zat besi menjadi penyebab utama anemia defisiensi besi, termasuk pada bayi.

Data dari WHO, prevalensi atau angka kejadian anemia pada anak-anak usia 6-59 bulan mencapai 39,8 persen atau sekitar 269 juta anak pada tahun 2019.

Sementara, hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes tahun 2018 menyebutkan, 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.

Memenuhi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi dan Anak 

Anemia dapat terjadi karena beberapa hal dan kekurangan zat besi menjadi penyebab anemia yang paling sering terjadi, sehingga penting bagi Bunda untuk memastikan pemenuhan zat besi Si Buah Hati.

Setiap bayi lahir dengan cadangan zat besi di dalam tubuhnya. Selain itu, hingga usia 6 bulan, kebutuhan zat besi Si Buah Hati juga dapat tercukupi melalui ASI. Namun memasuki usia 7 bulan, kebutuhan zat besi bayi semakin bertambah sehingga tidak lagi bisa terpenuhi dari ASI dan membutuhkan asupan tambahan dari MPASI.

Kebutuhan zat besi untuk anak bayi usia 7-12 bulan adalah 11 mg per hari. Anak batita (1-3 tahun) membutuhkan zat besi 7 mg per hari, kemudian anak usia 4-8 tahun membutuhkan asupan zat besi 10 mg per hari.

Bunda dapat memenuhi kebutuhan zat besi Si Buah Hati dengan memberinya makanan sumber zat besi, seperti daging merah, ayam, ikan, bayam, dan brokoli. Berikan juga makanan kaya vitamin C yang dapat membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik, seperti tomat, jeruk, dan stroberi.

Untuk anak usia 1-5 tahun, batasi pemberian susu tidak lebih dari 700 ml per hari. Selain itu, beri jeda waktu antara susu dengan pemberian makanan kaya zat besi, karena kalsium dan kasein dalam susu dapat menghambat proses penyerapan zat besi oleh tubuh.

Baca Juga: Jadwal dan Takaran Tepat Memberikan DANCOW 1+

Apa Saja Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Anak?

Demi lebih meyakinkan Bunda perlunya memenuhi kebutuhan zat besi Si Buah Hati, berikut ini 7 manfaat zat besi untuk bayi:

1. Mendukung perkembangan otak dan kemampuan kognitif

Seperti telah dijelaskan di atas, zat besi membantu perkembangan otak sekaligus mendorong kemampuan kognitif Si Buah Hati. Zat besi penting untuk berfungsinya semua sel dan organ di dalam tubuh, termasuk perkembangan otak. Sebaliknya, kekurangan zat besi, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan anak, dapat meningkatkan risiko penurunan kemampuan kognitif hingga gangguan perilaku anak secara permanen.

2. Membangun sistem kekebalan tubuh

Salah satu manfaat vitamin zat besi untuk bayi adalah membantu pertumbuhan dan fungsi sel imun sehingga tubuh memiliki sistem kekebalan yang baik. Dengan sistem imunitas yang bekerja optimal, Si Buah Hati akan lebih kuat menghadapi serangan bakteri dan kuman penyebab penyakit.

3. Membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia defisiensi zat besi

Salah satu peran utama zat besi bagi tubuh adalah membantu pembentukan hemoglobin yang berfungsi memberi warna pada sel darah merah. Saat tubuh mengalami kekurangan zat besi, produksi hemoglobin akan menurun dan berdampak pada sel darah merah yang lebih kecil dan berwarna pucat.

4. Membantu mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh

Zat besi bermanfaat dalam membantu peredaran oksigen ke seluruh tubuh melalui proses pembentukan hemoglobin, yang berfungsi mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.

5. Membantu perkembangan motorik

Tubuh membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Melalui oksigen yang diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah, tubuh akan memiliki cukup energi untuk bergerak dan beraktivitas. Hal ini tentu tidak lepas dari peran zat besi yang membantu pembentukan hemoglobin dalam tubuh. Dengan aktif bergerak, kemampuan motorik Si Buah Hati juga akan berkembang.

6. Mendorong pertumbuhan fisik anak

Pembentukan otot dan jaringan tubuh lainnya juga terpengaruh asupan zat besi dalam tubuh. Dengan energi yang dihasilkan dari oksigen, sel tubuh dapat berfungsi dengan baik, termasuk dalam membentuk jaringan tubuh baru yang membangun fisik anak.

Kebutuhan zat besi Si Buah Hati tidak berhenti saat masih bayi. Menginjak usia 1 tahun, anak tetap memerlukan asupan zat besi. Bunda bisa memenuhi kebutuhan zat besi Si Buah Hati yang telah mendapatkan makanan padat dari makanan sehari-harinya, seperti daging merah, ikan, bayam, brokoli, dan susu. 

Penuhi kebutuhan gizi anak, terutama zat besi sejak dini dan dapatkan manfaat zat besi untuk bayi agar Si Buah Hati tumbuh sehat dan optimal.

Image Article
Bunda, Simak 7 Manfaat Zat Besi untuk Bayi Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Memahami Ciri Anak Kekurangan Zat Besi

Published date

Defisiensi zat besi adalah defisiensi nutrisi yang paling umum terjadi di dunia. Data epidemiologi menunjukkan bahwa kekurangan zat besi lebih banyak terjadi pada bayi, anak prasekolah, dan remaja.

Defisiensi zat besi bisa menyebabkan gejala yang berhubungan dengan anemia, yang dapat mengganggu perkembangan saraf, perkembangan kognitif, hingga menyebabkan masalah kulit, rambut, kuku, dan pencernaan.

Dikarenakan dampaknya yang besar, orangtua perlu memahami ciri anak kekurangan zat besi agar bisa segera tertangani dengan baik dan tidak menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari.

Sebagian besar gejala kekurangan zat besi pada anak tidak muncul hingga terjadinya anemia defisiensi besi. Lantas, apa ciri-ciri anak kekurangan zat besi?

Pentingnya Zat Besi untuk Tumbuh Kembang Anak

Zat besi memiliki peran vital dalam tubuh, yakni membantu membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, serta membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen. 

Lebih jelasnya, tubuh membutuhkan zat besi untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin inilah yang mengikat oksigen dalam darah dan mengedarkannya ke seluruh sel tubuh. Oksigen sendiri dibutuhkan seluruh sel tubuh agar bisa bekerja secara optimal.

Selain itu, tubuh juga membutuhkan zat besi untuk memproduksi hormon. Nutrisi ini juga berperan penting dalam fungsi metabolisme tubuh.

Itulah mengapa memenuhi kebutuhan zat besi sangat penting bagi anak. Zat besi sendiri membantu proses mielinisasi syaraf di otak  sejak awal kehidupan anak .  dna berperan untuk pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh.

Seperti yang dijelaskan di atas, anak-anak yang mengalami kekurangan zat besi dapat mengalami gangguan tumbuh kembang.

Ciri Anak Kekurangan Zat Besi

Jika Bunda bertanya apa ciri dari anak kekurangan zat besi, maka jawabannya adalah kekurangan zat besi biasanya tidak langsung menunjukkan gejala tertentu. Kekurangan zat besi pada anak biasanya berkembang secara perlahan dan tidak banyak menimbulkan gejala. Baru setelah kadar zat besi sangat rendah muncul beberapa gejala.

Ciri-ciri anak kekurangan zat besi  yang sudah sampai mengalami anemia defisiensi besi paling umum meliputi kulit pucat, mudah lelah, sakit kepala, detak jantung cepat, lidah sakit, menurunnya nafsu makan, hingga limpa membesar.

Selain itu, ciri-ciri kekurangan zat besi pada anak juga bisa berupa munculnya keinginan memakan benda yang bukan makanan seperti tanah, es batu, rambut, dan lain sebagainya. Gangguan makan ini disebut dengan istilah pica.

Anak-anak dengan anemia berat mungkin memiliki  gejala tambahan berupa sesak napas, tangan dan kaki bengkak, sakit kepala, hingga bisa pingsan.

Baca Juga: 4 Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

Bahaya Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Anemia defisiensi zat besi biasanya didiagnosis melalui tes darah. Bunda yang menemukan ciri anak kekurangan zat besi, sebaiknya segera mencari pertolongan medis agar kondisinya tidak menjadi parah.

Anemia defisiensi zat besi berbahaya karena bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak. Hal yang paling mengkhawatirkan dari anemia defisiensi besi adalah gangguan perilaku, kognitif, dan kemampuan psikomotor.

Anemia defisiensi zat besi yang tidak diobati bisa meningkatkan risiko terkena penyakit dan infeksi. Sebab kekurangan zat besi mempengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, anemia defisiensi zat besi bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang mempengaruhi jantung atau paru-paru, seperti gagal jantung.

Perawatan anemia defisiensi tergantung pada gejala, usia, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahannya.

Seseorang yang mengalami anemia parah kemungkinan membutuhkan zat besi melalui jalur intravena atau bahkan transfusi darah.

Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Zat Besi pada Anak

Setidaknya ada dua cara mengatasi anemia defisiensi besi pada anak yang bisa dilakukan sebagai berikut:  

1. Suplementasi zat besi

Sirup atau pil zat besi yang dikonsumsi selama beberapa bulan bisa membantu meningkatkan kadar zat besi dalam darah. Meski begitu, suplemen zat besi bisa mengiritasi lambung dan mengubah warna feses menjadi kehitaman. Sebaiknya, suplemen zat besi diminum saat perut kosong untuk memaksimalkan penyerapannya. 

2. Pola makan

Mengonsumsi makanan sehat yang  kaya zat besi bisa membantu mengatasi anemia defisiensi zat besi.

Ada beberapa makanan yang menjadi sumber utama zat besi seperti  daging, unggas, ikan, susu fortifikasi, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tahu, dan kuning telur. Selain itu, makanan dan minuman yang mengandung vitamin C juga baik untuk membantu proses penyerapan zat besi. 

Sementara itu, Bunda harus membatasi pemberian teh  karena mengandung anti-nutrisi yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Bunda bisa memberikan minuman tersebut pada waktu di luar jam makan utama.

Selain memberikan asupan sumber zat besi, Bunda juga bisa bantu lengkapi kebutuhan gizi harian anak dengan memberikannya susu yang difortifikasi dengan zat besi, seperti DANCOW 1+ Imunutri. 

DANCOW 1+ Imunutri tinggi kalsium, vitamin A, E, C, Zink, protein, Vitamin D, dan mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi. Kombinasi unik DHA dan Zat Besi dukung pertumbuhan Si Buah Hati.

Cukupi asupan zat besi melalui makanan untuk Si Buah Hati agar Bunda tidak menemukan ciri anak kekurangan zat besi, ya.

Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, kemampuan bahasa Si Buah Hati semakin berkembang. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasanya optimal. Yuk Bunda, belajar “Bahasa Bocil” bersama DANCOW untuk dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas.

Image Article
Pentingnya Memahami Ciri Anak Kekurangan Zat Besi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Mengatur Menu untuk Penuhi Asupan Anak Saat Puasa

Published date

Bagi umat muslim, puasa selama bulan Ramadan merupakan rukun Islam keempat yang wajib dijalankan bagi yang mampu secara fisik dan sudah baligh. Puasa adalah menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Meski anak-anak yang belum baligh belum diwajibkan untuk berpuasa, namun Bunda dan Ayah bisa mulai memperkenalkan makna puasa sejak dini pada Si Buah Hati dan memperhatikan asupan gizi anak saat puasa.

Perhatikan Asupan Gizi Seimbang dari Makanan dan Minuman

Langkah pertama yang bisa Bunda lakukan untuk mempersiapkan Si Buah Hati belajar berpuasa adalah memastikan kebutuhan gizi terpenuhi dengan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pastikan makanan dan minuman Si Buah Hati mengandung cukup zat gizi, mulai karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air putih. 

Perhatikan juga apakah tinggi dan berat badannya sudah sesuai dengan usia Si Buah Hati saat ini. Hal ini dilakukan agar Si Buah Hati dapat tetap aktif saat belajar berpuasa dan tidak mudah sakit akibat daya tahan tubuh yang menurun.

Selain itu, asupan makanan bergizi selama berpuasa juga membantu proses tumbuh kembang Si Buah Hati tetap dapat berjalan dengan optimal serta mencegah timbulnya risiko penyakit seperti diabetes, anemia, berat badan yang tidak sehat, dan gangguan kardiovaskular pada anak-anak.

Cara Menjaga Kesehatan Si Buah Hati saat Berpuasa

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa kunci utama dalam menjaga kesehatan anak saat berpuasa adalah pemenuhan kebutuhan gizi dengan baik selama bulan Ramadan. Penurunan asupan gizi Si Buah Hati saat puasa harus diimbangi dengan pemberian makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa.

Tak hanya makanan bergizi, kebutuhan nutrisi anak puasa juga harus dipenuhi dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya setiap harinya, baik melalui air mineral, sayur dan buah-buahan yang tinggi kadar airnya, dan susu. Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan pasokan oksigen ke seluruh tubuh selama berpuasa. 

Baca Juga: Yuk, Buka Puasa dengan Menu Sehat Menyegarkan!

Jenis-jenis Zat Gizi yang dibutuhkan Si BUAH Dsaat berpuasa

Agar Si Buah Hati dapat belajar berpuasa dengan nyaman, berikut ini beberapa kandungan gizi yang dibutuhkan oleh toddler dan prasekolah selama bulan Ramadan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh. Selama menjalankan puasa pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau nasi hitam, kentang, jagung atau ubi, atau konsumsi nasi putih secukupnya.

2. Protein

Bunda  bisa memberikan protein, baik jenis hewani atau nabati, misal ikan, ayam, telur, daging, dan susu. Untuk protein nabati bisa dari tempe, tahu, dan kacang hijau. 

3. Lemak

Kebutuhan lemak adalah untuk menghasilkan energi hingga penyerapan vitamin. Tapi pastikan untuk mengonsumsi lemak sehat, seperti minyak zaitun, alpukat, telur, dan kacang. 

4. Vitamin, Mineral, Serat, Cairan

Selain zat gizi makro nutrisi di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah asupan vitamin, mineral, serat, dari sayuran dan buah. Pastikan juga cukup menghidrasi tubuh dengan air putih, buah, dan susu. 

Salah satu mineral yang dibutuhkan Si Buah Hati adalah zat besi. Memenuhi kebutuhan zat besi yang dibutuhkan anak saat puasa pada toddler dapat mencegah risiko anemia, meningkatkan fungsi otak, dan menjaga kesehatan otot tubuhnya. Sumber zat besi yang bisa dikonsumsi antara lain daging merah, susu, sayuran hijau, telur, dan kacang-kacangan.

Tips Meyusun Menu Sehat untuk Asupan Gizi Anak saat Puasa

Agar gizi Si Buah Hati terpenuhi selama bulan Ramadan, simak tips menyusun menu sehat menurut Stanford Medicine berikut ini.

  1. Memberikan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, oatmeal, dan sereal.
  2. Pastikan dalam piring makan Si Buah Hati tersedia sayuran yang beraneka warna untuk menarik selera makan sekaligus memenuhi kebutuhan seratnya dengan baik.
  3. Sediakan lauk yang mengandung protein, seperti daging, telur, tahu, atau tempe.
  4. Sediakan buah-buahan saat sahur dan berbuka puasa, seperti kurma, jeruk, semangka, dan pisang.
  5. Sediakan susu untuk melengkapi kebutuhan gizinya, seperti DANCOW 3+ Imunutri. 

DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi vitamin A, C, E, Zink, tinggi Kalsium & Vitamin D, Omega 3 & 6 serta kombinasi DHA dan Zat Besi, untuk mendukung pertumbuhan Si Buah Hati. Bunda bisa berikan segelas susu saat sahur dan sebelum tidur.

Image Article
Tips Mengatur Menu untuk Penuhi Asupan Anak Saat Puasa
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off