Minuman Berbuka Puasa yang Sehat untuk Keluarga di Rumah

Published date

Bunda, momen berbuka puasa tentu menjadi salah satu momen favorit bagi seluruh anggota keluarga, terutama Si Buah Hati, ya? Pasalnya, di saat inilah mereka bisa memuaskan dahaganya dengan menikmati minuman berbuka puasa favoritnya. Tak boleh sembarangan, berikut ini pilihan jenis minuman buka puasa yang segar dan pastinya tetap menyehatkan untuk anak-anak dan semua anggota keluarga di rumah yang bisa Bunda nikmati di rumah.

Pentingnya Memilih Minuman untuk Berbuka Puasa yang Menyehatkan

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selama berpuasa, pemenuhan gizi seimbang bisa didapatkan melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi antara waktu berbuka hingga sahur. Minuman atau cairan yang masuk ke tubuh juga bermanfaat untuk mencegah dehidrasi, mengoptimalkan fungsi organ tubuh, hingga dapat membantu meningkatkan imun tubuh.

Jenis minuman untuk berbuka puasa juga mempengaruhi jumlah kalori, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh, termasuk bagi Si Buah Hati. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tetap memberikan minuman berbuka puasa yang menyehatkan. 

Baca Juga: Tips Puasa untuk Anak dan Cara Menjaga Kesehatannya

Pilihan Minuman Berbuka Puasa untuk Keluarga 

Jenis makanan atau minuman yang disukai untuk berbuka puasa biasanya adalah makanan dan minuman manis. Sayangnya, tidak semua jenis minuman buka puasa ini mengandung gizi yang dibutuhkan oleh Si Buah Hati, terutama saat berpuasa di bulan Ramadan. Alih-alih memberikan minuman tinggi gula saat berbuka puasa, berikut ini beberapa pilihan minuman berbuka puasa yang praktis untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan, vitamin, dan mineral bagi Si Buah Hati dan anggota keluarga di rumah.

1. Air mineral

Dibandingkan dengan orang dewasa, kebutuhan air minum pada anak-anak jauh lebih besar karena sedang mengalami pertumbuhan dan memiliki tinkat metabolisme yang lebih tinggi. Oleh karena itu pastikan Si Buah Hati untuk minum 8–12 gelas air mineral tiap hari di antara waktu buka puasa dan sahur. 

Air mineral berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan meningkatkan fungsi organ tubuh. Tak hanya itu saja, minum air yang cukup juga dapat memberikan dampak yang baik bagi tubuh, diantaranya adalah untuk mengurangi risiko gigi berlubang, mencegah dehidrasi, mencegah sembelit, dan meningkatkan fungsi otak pada anak-anak.

2. Air kelapa

Sama-sama mengandung kalori dan gula, namun air kelapa merupakan pilihan yang lebih sehat jika dibandingan dengan minuman manis seperti soda atau minuman tinggi gula lainnya untuk berbuka puasa. Sebab air kelapa mengandung beberapa nutrisi dan elektrolit seperti vitamin C, magnesium, kalsium, natrium, dan kalium yang baik untuk tumbuh kembang anak-anak. Jika Bunda berencana untuk memberikan air kelapa pada Si Buah Hati, pastikan untuk tidak menambahkan gula atau pemanis buatan, ya!

3. Infused water

Bosan dengan air mineral biasa? Tak perlu bingung, sebab Bunda bisa menambahkan potongan jeruk lemon, daun mint, dan es batu ke dalamnya. Ajak Si Buah Hati untuk ikut terlibat dalam proses pembuatannya agar mereka bersemangat untuk meminumnya saat berbuka puasa.

4. Jus buah

Jenis minuman buka puasa yang juga menyehatkan bagi anak-anak dan keluarga adalah jus buah. Selain dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa, jus buah segar dengan tidak menambahkan banyak gula juga dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin serta mineral dalam tubuh. Agar lebih menyenangkan, coba tanyakan pada Si Buah Hati mengenai pilihan buah yang ingin mereka jadikan jus. Pasti seru!

5. Susu

Pilihan minuman lainnnya untuk buka puasa adalah susu, karena bisa dijadikan sebagai minuman berbuka puasa yang praktis. Selain memiliki rasa yang lezat dan disukai anak-anak, susu juga dilengkapi dengan kandungan vitamin serta mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein, kalsium, dan zat besi. Agar lebih nikmat, sediakan susu dengan rasa favorit Si Buah Hati dan nikmati dalam kondisi dingin saat berbuka puasa.

Selain pilihan minuman sehat untuk berbuka, Bunda juga bisa memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box). 

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D. 

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT bisa menjadi minuman berbuka puasa yang praktis saat berada di perjalanan atau di luar rumah.

Image Article
Pilihan Minuman Berbuka Puasa yang Sehat untuk Keluarga di Rumah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Menghindari Dehidrasa Saat Puasa yang Bisa Bunda Lakukan

Published date

Puasa Ramadan adalah tentang bagaimana para umat muslim menahan rasa lapar dan haus mulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Sebagai salah satu rukun Islam, puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh umat muslim, terutama yang sudah memasuki usia baligh. Meski begitu, anak-anak yang belum mencapai usia baligh tetap diharapkan dapat belajar berpuasa, meski hanya dimulai dengan berpuasa setengah hari atau beberapa jam saja.

Tinggal di daerah tropis dengan paparan matahari yang cukup terik membuat aktivitas puasa menjadi lebih berat, terutama dalam menahan rasa haus. Tak hanya dirasakan oleh orang dewasa, dehidrasi saat puasa juga banyak dialami oleh Si Buah Hati yang sedang belajar berpuasa.

Penyebab Dehidrasi

Agar tidak dehidrasi saat puasa, berikut ini beberapa penyebab dehidrasi seperti yang dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang bisa Bunda simak.

  1. Melakukan aktivitas di luar ruangan dalam waktu yang lama. Saat tubuh terpapar panas matahari, maka tubuh berusaha menormalkan suhu dengan mengeluarkan keringat yang berlebihan. Kondisi inilah yang menyebabkan cairan tubuh berkurang banyak, sehingga memicu dehidrasi.
  2. Mengalami diare atau demam saat berpuasa.
  3. Kurangnya asupan cairan saat sahur dan berbuka puasa selama bulan Ramadan.

Selain rasa haus, orang-orang yang mengalami dehidrasi saat puasa biasanya mengalami beberapa gejala seperti mulut yang sangat kering, kulit kering dan berkerut, merasa letih dan lesu, konsentrasi menurun, sering mengantuk dan terlalu banyak tidur selama puasa, dan sulit atau jarang buang air kecil.

Baca Juga: 7 Cara Menjelaskan Puasa pada Anak

Tips untuk Mencegah Dehidrasi di Bulan Ramadan

Setelah mengetahui beberapa penyebabnya, berikut ini cara agar tidak dehidrasi saat puasa yang bisa Bunda terapkan dan ajarkan pada Si Buah Hati yang sedang belajar berpuasa.

1. Konsumsi air putih secara cukup antara waktu berbuka dan sahur

Untuk mencegah dehidrasi atau rasa haus yang berlebihan selama berpuasa, usahakan untuk minum air dalam jumlah cukup sekitar 8–12 gelas tiap hari. 

2. Mengonsumsi makanan yang tinggi kadar airnya

Selain minum air mineral, disarankan juga untuk mengonsumsi sup sebagai salah satu menu selama bulan Ramadan, baik saat sahur maupun berbuka puasa karena merupakan sumber cairan yang baik bagi tubuh. Tak hanya sup, buah-buahan seperti semangka dan anggur serta sayuran seperti tomat dan mentimun juga dikenal memiliki kandungan air yang tinggi dan dapat membantu mengurangi rasa haus saat berpuasa.

3. Hindari penggunaan garam yang berlebihan

Penggunaan garam yang berlebihan pada menu sahur dan berbuka dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh, sehingga anak-anak lebih mudah merasa haus saat berpuasa.

4. Membatasi makanan manis

Agar tidak dehidrasi saat puasa, batasi juga konsumsi makanan manis baik saat sahur maupun berbuka puasa. Alih-alih mengonsumsi teh manis, donat, cokelat, soda, atau makanan tinggi gula lainnya, Bunda bisa menyediakan buah kurma saat berbuka puasa. Anak-anak masih tetap bisa makan kolak, namun dalam porsi kecil saja.

5. Hindari konsumsi kafein berlebihan

Hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein seperti teh dan kopi saat sahur. Ini karena kafein merupakan diuretik alami yang membuat kita seringkali buang air kecil, sehingga dapat memicu rasa haus saat berpuasa.

6. Batasi kegiatan di luar rumah

Saat Si Buah Hati belajar berpuasa, sebaiknya batasi kegiatan di luar rumah, terutama saat siang hari. Sebab paparan sinar matahari berlebihan dapat membuat anak-anak lebih mudah merasa haus dan mengalami dehidrasi. Sebaliknya, coba ajak anak untuk memanfaatkan waktu di siang hari dengan melakukan berbagai hal menyenangkan seperti membuat prakarya, membaca buku, menyiapkan hidangan berbuka puasa, atau tidur siang.

Selain tips di atas, cara mengatasi dehidrasi saat puasa pada anak-anak yang juga tak kalah efektif adalah dengan memberikan susuBunda dapat memberikan DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box). 

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D. 

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati yang praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di luar rumah atau saat dalam perjalanan. 

Semoga dengan penjelasan mengenai penyebab dan cara mencegah dehidrasi saat puasa di atas bisa membantu Bunda dalam mengajarkan makna berpuasa pada Si Buah Hati dengan lebih baik, ya. Selamat berpuasa!

Image Article
Cara Menghindari Dehidrasa Saat Puasa yang Bisa Bunda Lakukan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pentingnya Penuhi Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh di Bulan Ramadan

Published date

Berpuasa di bulan Ramadan dilakukan dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Dalam kondisi tersebut, orang yang berpuasa dianjurkan untuk menyantap asupan makanan bergizi, baik saat berbuka, setelah salat tarawih atau sahur.

Hal tersebut agar nutrisi yang dibutuhkan tubuh bisa tercukupi selama menjalankan puasa, terlebih bagi anak sekolah yang sudah mulai ikut puasa atau belajar puasa. Lantas, apa saja nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh selama berpuasa? Simak penjelasannya berikut ini.

Pentingnya Penuhi Asupan Nutrisi saat Bulan Ramadan

Memahami apa saja zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh selama berpuasa adalah hal yang sangat penting, terutama jika Si Buah Hati sedang belajar berpuasa. Meski tidak setiap anak sanggup untuk berpuasa penuh, namun mereka tetap harus menahan lapar dan haus dalam waktu yang lebih lama dari biasanya, sehingga tubuh tidak mendapatkan asupan kalori dan cairan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa selain bernilai ibadah, puasa juga baik untuk menjaga Kesehatan dan fungsi tubuh. Hal tersebut karena memberikan Agar kedua tujuan ini dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan pengaturan pola makan yang baik. Jika biasanya anak-anak makan tiga kali sehari, maka lain halnya selama bulan Ramadan yang hanya dua kali sehari, yaitu saat sahur dan berbuka puasa.

Oleh karena itu, Bunda memastikan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi bergizi seimbang agar Si Buah Hati bisa berpuasa dengan tubuh yang tetap fit dan bersemangat beraktivitas, serta belajar.

Baca Juga: Tips Puasa untuk Anak dan Cara Jaga Kesehatannya

Dampak Ketidakseimbangan Asupan Nutrisi selama Berpuasa

Kurangnya pemahaman orang tua terhadap nutrisi yang dibutuhkan tubuh anak selama berpuasa dapat menyebabkan asupan serat, vitamin, dan mineralnya menjadi tidak memadai.

Ada beberapa masalah umum yang terjadi akibat asupan untuk tubuh anak tidak terpenuhi dengan baik sebagai berikut:

1. Menurunnya sistem pencernaan dan kekebalan tubuh Si Buah Hati

Hal ini terjadi karena kurangnya asupan serat yang berperan dalam menjaga sistem pencernaan dan meningkatkan kekebalan tubuh Si Buah Hati. Biasanya karena tidak mendapatkan asupan sayur dan buah-buahan yang cukup selama bulan Ramadan. Selain sering mengalami sembelit, anak-anak juga akan lebih mudah merasa lapar dan haus selama berpuasa.

2. Kekurangan zat besi

Zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Minimnya asupan zat besi dalam tubuh menyebabkan energi menurun, termasuk saat berpuasa. Hal inilah yang dapat membuat anak-anak merasa lebih mudah lapar dan lelah saat berpuasa. Tak hanya itu saja, kekurangan zat besi juga dapat mengganggu konsentrasi anak menurun selama sekolah akibat kurangnya pasokan oksigen ke otak.

3. Kekurangan kalsium

Pada anak-anak usia sekolah, kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang yang sehat. Asupan kalsium yang tidak memadai selama berpuasa dapat menyebabkan osteoporosis atau tulang yang lemah saat mereka dewasa nanti.

4. Berat badan yang tidak ideal

Gizi yang tidak seimbang pada anak-anak juga dapat menyebabkan berat badan yang tidak sesuai dengan usianya. Biasanya hal ini terjadi akibat mengonsumsi camilan atau makanan tidak sehat seperti junk food, minuman manis, gorengan, dan makanan olahan yang berlebihan saat berbuka puasa.

Tips Menjaga Asupan Nutrisi Tetap Terpenuhi Selama Puasa

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa menjaga asupan nutrisi untuk tubuh anak tetap terpenuhi dengan baik selama bulan puasa dapat diatur melalui tiga kali waktu makan, yaitu saat sahur, berbuka, dan makan malam setelah salat tarawih sebagai berikut.

1. Makan sahur

  • Membangunkan Si Buah Hati dan mengajaknya untuk minum satu gelas air mineral.
  • Memberikan makanan bergizi seimbang, yaitu yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, dan lemak sehat.
  • Khusus untuk anak-anak masih diperbolehkan makan nasi putih dalam porsi kecil, namun pastikan dilengkapi dengan lauk untuk memenuhi kebutuhan proteinnya.
  • Berikan sayur untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat agar perut terasa kenyang lebih lama.
  • Bila perlu, berikan satu porsi buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, serat, dan cairan tubuh.
  • Memberikan satu gelas susu untuk melengkapi kebutuhan gizi dan cairan tubuh.

2. Berbuka puasa

  • Mengawali buka puasa dengan buah-buahan yang manis, seperti kurma, buah potong, dan teh manis secukupnya.
  • Makan makanan bergizi seimbang, berupa nasi, lauk protein, dan sayuran hijau.
  • Minum segelas air mineral.

3. Makan malam setelah tarawih

Makanan yang disantap setelah salat tarawih bukanlah makanan berat, melainkan makanan pelengkap berbuka puasa yang bisa berupa buah-buahan dan susu untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, serta cairan dalam tubuh.

Khusus untuk anak usia sekolah yang sedang belajar puasa, Bunda bisa memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di jalan.   

Image Article
Pentingnya Penuhi Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh di Bulan Ramadan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Optimalkan Porsi Makan Sahur! Ini Cara Menahan Lapar Saat Puasa

Published date

Memerhatikan asupan saat sahur dan berbuka puasa merupakan cara menahan lapar saat puasa yang paling efektif selama bulan Ramadan, termasuk untuk anak-anak yang sedang belajar berpuasa. Alih-alih makan dalam porsi berlebihan, pastikan bahwa setiap makanan yang dikonsumsi baik saat sahur maupun berbuka puasa mengandung gizi seimbang yang diperlukan oleh Si Buah Hati setiap harinya.

Nah, agar anak-anak dapat berpuasa dengan lancar dan nyaman, yuk simak cara menahan haus dan lapar saat puasa yang bisa diterapkan berikut ini.

Pentingnya Pemilihan Menu Sahur Bergizi Tinggi untuk Menahan Lapar selama Puasa

Sahur atau makan sebelum waktu subuh sangat penting dilakukan sebagai cara agar menahan lapar saat puasa dan mempersiapkan tubuh agar dapat berpuasa dengan nyaman. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi haruslah mengandung gizi yang seimbang, dimana memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan juga serat.

Selama berpuasa, asupan kalori harus tetap dijaga, terutama konsumsi gula, garam, dan lemak baik pada orang dewasa dan anak-anak. Tujuannya adalah untuk mencegah kolesterol meningkat selama bulan Ramadan dan hari raya lebaran. Batas konsumsi gula, garam, dan lemak pada anak-anak hingga dewasa yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut.

  • Gula per orang per hari 50 gram atau setara dengan empat sendok makan.

  • Garam per orang per hari sebanyak 5 gram atau setara dengan satu sendok teh.

  • Lemak per orang per hari 67 gram atau sekitar lima sendok makan.

Tujuan dari batas konsumsi gula, garam, dan lemak di atas adalah untuk menjaga kesehatan jantung dan fungsi organ tubuh lainnya agar tetap berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Tips Puasa untuk Anak dan Cara Jaga Kesehatannya

Tips Tubuh tetap sehat dan Kenyang Lebih Lama saat Puasa

Pada dasarnya, rasa lapar merupakan respon alami tubuh yang menandakan bahwa tubuh membutuhkan lebih banyak asupan makanan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang lebih cepat merasa lapar antara lain kurangnya asupan protein, tidak memiliki tidur yang cukup, dan kurangnya aktivitas fisik, termasuk saat berpuasa. Lantas, bagaimana cara menahan lapar saat puasa? Simak penjelasannya berikut ini.

  1. Mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, baik saat sahur maupun berbuka puasa. Sebab protein memiliki peran penting dalam mengendalikan nafsu makan dengan cara meningkatkan produksi hormon yang dapat mengatur rasa kenyang dan mengurangi kadar hormon yang merangsang rasa lapar. Beberapa makanan kaya protein yang bisa dikonsumsi saat sahur antara lain daging, unggas, ikan, telur, tahu, dan tempe. Protein tinggi juga bisa ditemukan dalam beberapa produk susu, yoghurt, kacang, dan biji-bijian.
  2. Memastikan Si Buah Hati mencukupi waktu tidurnya dengan baik, terutama saat berpuasa di mana mereka harus bangun untuk sahur saat dini hari. Ajak anak-anak untuk memanfaatkan waktu untuk tidur saat siang hari dan atur jam tidur malam dengan baik selama bulan Ramadan. Tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan produksi leptin atau hormon yang mendorong rasa kenyang dan mengurangi produksi ghrelin, yaitu hormon yang merangsang nafsu makan. 
  3. Mengonsumsi makanan sumber karbohidrat yang lambat dicerna (karbohidrat kompleks) seperti gandum, nasi merah atau nasi cokelat, dan roti gandum. Khusus untuk Si Buah Hati, mereka masih boleh mengonsumsi nasi putih namun dalam porsi kecil dan dilengkapi dengan lauk serta sayuran.
  4. Cara menahan haus dan lapar saat puasa selanjutnya adalah dengan mengonsumsi sayur dan buah-buahan segar saat sahur dan berbuka puasa. Makanan inilah yang kaya akan vitamin, mineral, serat, dan membuat tubuh terhidrasi dengan baik.
  5. Kacang-kacangan atau menambahkan selai kacang pada roti panggang juga bisa membuat perut terasa kenyang lebih langka. Sebab makanan ini mengandung lemak sehat yang berperan dalam memperlambat pencernaan dan meningkatkan produksi hormon yang mendorong rasa kenyang.
  6. Menghidrasi tubuh dengan baik, yaitu saat sahur, setelah makan sahur sebelum imsak, saat berbuka puasa, setelah makan malam, dan sebelum tidur di malam hari. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh dapat memberikan berbagai manfata kesehatan, termasuk meningkatkan kesehatan otak dan jantung, menjaga kesehatan kulit, meningkatkan sistem pencernaan, dan berpotensi mengurangi nafsu makan jika dikonsumsi sebelum makan.

Selain makanan bergizi, Bunda juga bisa melengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikan susu. Bunda bisa memberikan DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung: 

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di jalan.

Yuk, lengkapi persediaan DANCOW FortiGro di rumah untuk mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar menjalani Ramadan dengan lancar, nyaman, serta tetap semangat beraktivitas.

Image Article
Optimalkan Porsi Makan Ketika Sahur! Ini Cara Menahan Lapar Saat Puasa
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apakah Puasa Mempengaruhi ASI? Ini Penjelasannya!

Published date

Meski termasuk ke dalam kategori orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, namun banyak Bunda yang sedang menyusui ingin tetap menjalankan ibadah puasa. Dalam hal ini, yang kerap dikhawatirkan bukan soal rasa lapar dan haus, namun lebih pada adalah kuantitas dan kualitas produksi ASI bagi Si Buah Hati. Lantas, apakah puasa mempengaruhi ASI? Simak penjelasannya berikut ini.

Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Produksi ASI dalam Tubuh

Jika ada yang bertanya, ‘apakah puasa mempengaruhi produksi ASI?’, maka jawabannya adalah tidak. Sebab saat berpuasa tubuh ibu menyusui akan tetap memproduksi ASI sama seperti biasanya.

Lantas, apakah puasa memengaruhi kualitas ASI? Dari segi kualitas nutrisi, ASI yang diproduksi oleh ibu yang sedang berpuasa tentu mengalami penurunan kadar vitamin dan mineral seperti seng, magnesium, dan kalium dalam ASI. Namun tak perlu khawatir, sebab hal ini tidak akan memberikan dampak yang signifikan pada bayi, sehingga Bunda masih diperbolehkan untuk menyusui secara langsung saat berpuasa.

Secara umum, penurunan produksi ASI dalam tubuh disebabkan oleh kurangnya rangsangan pada payudara, kemampuan bayi dalam menghisap puting yang belum memadai, dan kurangnya frekuensi menyusui secara langsung pada bayi atau rutinitas pumping untuk mengosongkan payudara yang jarang dilakukan oleh ibu menyusui.

Lebih lanjut lagi, penurunan produksi ASI juga dapat dipengaruhi baik oleh kondisi ibu maupun sang bayi. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

1. Faktor Ibu

  • Stres atau rasa cemas berlebih yang akan berpengaruh langsung pada produksi ASI.
  • Ibu dan bayi berpisah dalam waktu yang cukup lama, misalnya saat ibu harus kembali bekerja ke kantor.
  • Hormon yang tidak seimbang.
  • Kehamilan baru.
  • Jaringan payudara yang tidak mencukupi (payudara berbentuk tabung).
  • Pembedahan pada payudara atau puting susu.
  • Kondisi ibu yang tidak sadar akibat penggunaan narkoba, konsumsi alkohol, atau sedang menjalani pengobatan.
  • Cedera payudara atau posisi menyusui yang kurang tepat.
  • Penggunaan dot yang salah.
  • Pemenuhan gizi yang buruk pada ibu (kurang dari 1500 kalori per hari).

2. Faktor Bayi

  • Mengonsumsi susu formula dan menggunakan botol bayi.
  • Bayi menolak disusui secara langsung (direct breastfeeding) karena beberapa kondisi seperti aliran susu yang cukup deras, puting yang datar, atau ukuran puting yang terlalu besar.
  • Bayi tidur dalam waktu yang lama akibat kondisi tertentu seperti sakit kuning, kelahiran prematur, atau sedang menjalani pengobatan tertentu.
  • Jarak waktu menyusui yang terlalu lama, biasanya akibat bayi tidak bangun di malam hari.
  • Hisapan yang lemah akibat bayi prematur, sedang sakit.
  • Frenulum (lipatan yang berfungsi mengatur pergerakan) lidah yang pendek.

Dampak Jika Produksi ASI Menurun

Selain rasa cemas dan stres berlebihan pada sang ibu, produksi ASI yang menurun dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan dan pertumbuhan bayi, seperti:

  1. Berat badan bayi mengalami penurunan. Pada umumnya, bayi yang baru lahir akan mengalami pertambahan berat badan sebesar 1,5 hingga dua kilogram setiap bulannya. 
  2. Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti jarang buang air kecil, menangis tanpa air mata, urin berwarna gelap, kulit kering, dan napas yang cepat.
  3. Bayi lebih mudah rewel atau lesu dan tetap terjaga saat sedang menyusui. 

Baca Juga: Kenapa Anak Susah Disapih? Yuk, Simak di Sini!

Cara Mengatasi Dampak Negatif dari Produksi ASI yang Menurun karena Puasa

Untuk mencegah penurunan produksi ASI saat berpuasa, berikut ini beberapa cara yang bisa Bunda lakukan.

  1. Hindari aktivitas yang terlalu berat dan melelahkan. Sebaliknya, usahakan untuk beristirahat dengan cukup selama berpuasa di bulan Ramadan.
  2. Jangan lewatkan makan sahur, sebab makanan yang dikonsumsi saat sahur akan menjadi cadangan gizi dan kalori selama berpuasa seharian penuh. Oleh karena itu, pastikan untuk mengonsumsi jenis makanan bergizi seimbang dengan memerhatikan kandungan karbohidrat kompleks, serat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang penting untuk tubuh agar tetap berenergi sepanjang hari.
  3. Mengonsumsi makanan bergizi saat berbuka puasa dan menghindari makanan yang mengandung gula tambahan. Beberapa jenis makanan yang bisa dikonsumsi untuk meningkatkan energi dan produksi ASI selama puasa antara lain daging ayam, ikan, dan daging tanpa lemak, sayur brokoli, daun katuk.
  4. Mencukupi kebutuhan air minum dengan baik, yaitu dua sampai tiga gelas air mineral baik saat sahur dan berbuka puasa.
  5. Menyediakan camilan di malam hari, seperti kacang-kacangan, telur rebus, susu, dan kurma.
  6. Tetap menyusui seperti biasa untuk merangsang produksi ASI.

Dari penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa penurunan ASI tentunya dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi bayi, terutama yang baru lahir. Bayi tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan normal sesuai dengan perkembangan bayi seusianya, sehingga mereka juga tampak lebih rewel serta mudah terserang penyakit.

Oleh karena itu, Bunda sebaiknya selalu memperhatikan konsumsi makanan bergizi seimbang dan menjaga tubuh terhidrasi terutama pada waktu buka puasa, sahur, dan di malam hari. Hal tersebut untuk memastikan produksi ASI tetap lancar selama berpuasa ya, Bunda. Selamat berpuasa!

Image Article
Apakah Puasa Mempengaruhi ASI? Ini Penjelasannya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tips Menyiapkan Menu Sahur Pertama untuk Anak

Published date

Mengajarkan arti puasa Ramadan pada anak usia prasekolah merupakan kewajiban bagi setiap orang tua. Alih-alih memaksa mereka untuk langsung puasa penuh hingga magrib, Bunda bisa memulainya dengan mengajak mereka untuk puasa setengah hari dan mengenalkan beberapa rutinitas yang dilakukan selama bulan Ramadan pada Si Buah Hati, salah satunya adalah dengan mengajaknya untuk ikut sahur bersama keluarga.

Agar Si Buah Hati makin bersemangat belajar berpuasa, berikut ini beberapa rekomendasi menu sahur pertama untuk anak yang bisa Bunda siapkan di rumah.

Manfaat Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak selama Puasa

Meski anak prasekolah pada umumnya hanya mampu berpuasa setengah hari, namun penting bagi orang tua untuk memerhatikan kebutuhan gizi anak dengan baik, termasuk dalam menyiapkan menu sahur untuk anak usia dini.

Pasalnya, selama menjalankan puasa, asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh berkurang sebanyak 20-30 persen setiap harinya. Dengan begini, anak-anak tetap dapat melakukan berbagai akitivitas harian dengan lancar, tidak mudah lelah, dan tidak merasa lapar meski sedang berpuasa.

Tak hanya itu saja, pemenuhan kebutuhan gizi anak selama berpuasa juga dapat mendukung proses tumbuh kembang anak prasekolah berjalan dengan optimal, sehingga mereka bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti:

  1. Energi yang stabil.
  2. Tulang dan gigi yang kuat.
  3. Kesehatan mental yang lebih baik.
  4. Mempertahankan berat badan yang sehat.
  5. Mencegah penyakit kronis.

Baca Juga: Cara Ajarkan Makna Puasa untuk Si Buah Hati

Tips Menyusun Menu Sahur Pertama untuk Anak 

Makan sahur merupakan salah satu bagian penting dari puasa Ramadan, terutama bagi anak-anak yang sedang mulai belajar untuk berpuasa. Agar kebutuhan gizi anak prasekolah tetap terpenuhi dengan baik guna mendukung puasanya, simak tips menyiapkan menu sahur bergizi untuk anak berikut ini.

  1. Menu sahur pertama untuk anak harus mengandung karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi utama saat berpuasa. Jenis karbohidrat yang baik dikonsumsi sebagai menu sahur maupun berbuka adalah karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, kentang, jagung, dan ubi Si Buah Hati masih bisa mengonsumsi nasi putih, namun dalam porsi secukupnya ditambah dengan sayuran hijau. 
  2. Menyiapkan makanan yang kaya akan serat. Serat berperan untuk memperlambat proses perubahan karbohidrat menjadi gula, sehingga anak-anak bisa merasa kenyang lebih lama. Sumber serat yang paling baik untuk dikonsumsi adalah sayuran hijau.
  3. Siapkan lauk tinggi protein yang bisa dijadikan sebagai sumber tenaga. Ada dua jenis protein yang bisa dikonsumsi, yaitu protein hewani dan nabati. Protein hewani contohnya adalah daging, telur, ikan, ayam, dan susu. Sedangkan protein nabati bisa didapatkan dari makanan seperti tahu, tempe, kedelai, kacang merah, dan kacang hijau.
  4. Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh dengan memberikan buah-buahan saat sahur. Berikan buah-buahan favorit anak-anak, seperti semangka, pisang, alpukat, dan masih banyak lagi. 
  5. Hindari konsumsi makanan tinggi gula pada saat sahur karena dapat meningkatkan rasa lapar dan hanya mengandung gizi yang rendah.
  6. Menghindari makanan yang terlalu asin agar anak-anak tidak mudah merasa haus dan mengalami dehidrasi.
  7. Memberikan porsi makan yang tidak terlalu berlebihan untuk Si Buah Hati, namun pastikan kebutuhan gizinya seimbang.
  8. Mengajak Si Buah Hati untuk ikut menyiapkan menu sahur pilihannya. Untuk yang satu ini, Bunda bisa menanyakan pada mereka satu hari sebelumnya mengenai menu apa yang ingin disantap saat sahur. Dengan begini, mereka akan lebih bersemangat saat sahur.
  9. Pastikan Si Buah Hati cukup mengonsumsi air putih selama puasasi sehingga tubuhnya tetap terhidrasi dengan baik untuk melancarkan proses metabolisme. 
  10. Lengkapi asupan makanan saat sahur dengan susu. Kandungan protein, vitamin, mineral, dan mikronutrien lain pada susu akan membantu memenuhi kebutuhan kalsium pada anak, mendukung kinerja otot, dan juga menjaga metabolisme tubuh selama berpuasa. 

Untuk bantu penuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati saat berpuasa, Bunda bisa memberikan DANCOW 3+ Imunutri dengan varian rasa favorit anak 2 kali sehari, saat sebelum tidur dan sahur. DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi vitamin A, C, E, Zink, tinggi Kalsium & Vitamin D, Omega 3 & 6 serta kombinasi DHA dan Zat Besi, untuk mendukung pertumbuhan Si Buah Hati. 

Image Article
Tips Menyiapkan Menu Sahur Pertama untuk Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Jajanan Buka Puasa yang Disukai Anak-anak

Published date

Momen berbuka puasa menjadi saat yang menyenangkan dan paling ditunggu saat bulan Ramadan, termasuk bagi anak prasekolah yang sedang belajar berpuasa. Pasalnya, mereka bisa menikmati aneka jajanan untuk buka puasa favoritnya. 

Click here to enter text.Tak hanya memiliki rasa yang enak, Bunda juga harus memastikan bahwa jajanan takjil buka puasa di rumah mengandung gizi yang baik untuk mendukung kesehatan tubuhnya, ya. Misalnya dengan menyediakan buah-buahan manis (tidak asam) seperti kurma saat berbuka puasa. Buah kurma inilah yang mengandung karbohidrat untuk menggantikan energi yang hilang saat berpuasa.

Tips Memilih Jajanan Buka Puasa yang Enak dan Menyehatkan

Meskipun kandungan gizi dalam jajanan untuk buka puasa tidak setinggi makanan utama, namun jajanan yang sehat dapat mendukung proses pertumbuhan Si Buah Hati. Agar tidak salah pilih, simak beberapa tipsnya berikut ini. 

  • Manfaatkan momen berbuka puasa untuk memberikan buah-buahan segar pada Si Buah Hati. 

  • Sediakan makanan sehat di rumah. Bila perlu, Bunda bisa membuatnya beberapa camilan sehat seperti jus buah, salad buah, smoothie, dan masih banyak lagi.

  • Hindari makanan ringan atau snack kemasan yang mengandung gula tambahan.

  • Ajarkan Si Buah Hati untuk makan makanan yang berwarna-warni, seperti buah-buahan dan sayuran aneka warna. 

Jajanan Takjil Buka Puasa untuk Anak

Selain kurma, berikut ini beberapa jajanan buka puasa yang disukai anak-anak yang bisa Bunda berikan agar kebutuhan gizi harian Si Buah Hati terpenuhi dengan baik selama bulan Ramadan.

1. Yoghurt 

Kandungan protein dan kalsium di dalam yogurt sangat baik untuk mendukung pertumbuhan tulang yang optimal pada anak prasekolah. Bahkan, yogurt juga mengandung bakteri hidup yang bermanfaat bagi sistem pencernaan. Untuk menghindari konsumsi gula yang berlebihan pada anak prasekolah, Bunda bisa memilih yogurt tawar tanpa lemak dan menambahkan sedikit madu, potongan buah kurma, atau buah mangga manis agar rasanya lebih lezat dan disukai Si Buah Hati.

2. Es krim buah

Jajanan buka puasa kekinian untuk anak yang bisa Bunda buat sendiri di rumah adalah popsicle atau es krim stik. Agar lebih sehat, pilih buah favorit Si Buah Hati lalu dihaluskan menggunakan blender dan diberi campuran susu. Setelah itu, tuangkan ke dalam cetakan popsicle dan simpan dalam freezer hingga membeku dan sajikan saat berbuka puasa.

3. Salad buah aneka warna

Bunda juga bisa menyajikan salad buah aneka warna untuk Si Buah Hati. Potong atau cetak buah dengan bentuk yang lucu, lalu sajikan dengan tambahan yogurt tawar dan sedikit madu. Anak-anak pasti suka!

4. Milkshake atau smoothie

Menu jajanan yang satu ini juga bisa membantu melengkapi kebutuhan vitamin dan mencukupi kebutuhan cairan tubuh pada anak prasekolah yang sedang belajar puasa. Libatkan Si Buah Hati dalam proses pembuatannya. Misalnya dengan meminta mereka untuk menentukan buah apa yang harus dipilih untuk dijadikan smoothie atau milkshake dan ajak mereka untuk membuatnya. Pasti menyenangkan, deh.

Baca Juga: Yuk, Buka Puasa dengan yang Sehat dan Menyegarkan!

5. Ubi manis panggang

Selain memiliki rasa yang manis, kandungan vitamin A dalam ubi juga sangat baik untuk menjaga kesehatan mata dan kulit. Untuk yang satu ini, Bunda bisa membeli ubi manis panggang di supermarket atau membuatnya sendiri di rumah sebagai alternatif jajanan untuk buka puasa pengganti kentang goreng.

6. Kacang-kacangan

Pilih kacang-kacangan yang disukai oleh anak-anak, misalnya kacang almond yang dipanggang. Selain renyah dan rasanya yang khas, kacang-kacangan juga merupakan makanan tinggi lemak sehat, mengandung serat, dan juga antioksidan yang penting untuk mendukung proses pertumbuhannya.

7. Takjil dengan tambahan susu

Jajanan takjil buka puasa juga bisa diolah dari bahan susu. Bunda juga bisa menkreasikan susu sebagai bahan tambahan untuk membuat jajanan atau takjil kesukaan Si Buah Hati sehingga menjadi lebih bergizi, seperti milkshake, es krim, es buah, puding dan masih banyak lagi. 

Untuk bantu penuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati selama puasa, Bunda bisa berikan DANCOW 3+ Imunutri saat malam hari sebelum tidur dan ketika sahur. DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram Sukrosa, tinggi vitamin A, C, E, Zink, tinggi kalsium & vitamin D, serta mengandung DHA, Omega 3 & 6, Zat Besi untuk mendukung pertumbuhan Si Buah Hati.

Image Article
7 Jajanan Buka Puasa yang Disukai Anak-anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa? Simak Penjelasannya Berikut Ini!

Published date

Bagi umat muslim, menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tentu menjadi salah satu momen indah yang paling ditunggu setiap tahunnya, termasuk bagi para Bunda yang sedang hamil. Namun, pertanyaan seperti ‘apakah ibu hamil boleh puasa Ramadan’ juga masih sering muncul, terutama pada calon ibu baru yang masih ragu untuk berpuasa karena takut akan memengaruhi perkembangan janinnya.

Berpuasa saat hamil bisa menjadi tantangan yang cukup berat bagi beberapa wanita. Sebab, mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk kesehatan diri dan juga janin yang dikandungnya melalui makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Ditambah lagi dengan kemungkinan terjadinya dehidrasi karena harus menahan rasa haus selama kurang lebih 13 jam lamanya.

Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa Ramadan?

Pada dasarnya, seorang wanita yang sedang hamil atau menyusui selama bulan Ramadan tidak diwajibkan untuk berpuasa. Meski begitu, jika ada pertanyaan ‘Ibu hamil apakah boleh puasa?’, ‘apakah ibu hamil boleh puasa setengah hari?’, atau ‘apakah ibu hamil boleh tidak puasa jika merasa lemas, mual, dan muntah?’, maka jawabannya adalah boleh. Namun, sebelum memutuskan untuk berpuasa, pastikan untuk mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter kandungan dan memastikan bahwa Bunda dalam kondisi yang sehat, ya.

Umumnya, dokter hanya menyarankan ibu hamil untuk berpuasa saat usia kehamilannya masih berada di trimester pertama. Syaratnya adalah dengan beristirahat dengan cukup sepanjang hari, memastikan bahwa kebutuhan gizi dan kalorinya terpenuhi dengan baik, mencukupi kebutuhan cairan dengan minum tiga liter air yang diperoleh saat sahur dan berbuka puasa, dan membatasi makanan tinggi gula yang biasanya dikonsumsi saat berbuka puasa.

Apakah ibu hamil tidak boleh puasa jika dokter tidak mengizinkan? Tentu saja tidak boleh. Bukan tanpa sebab, dokter tidak menyarankan ibu hamil untuk berpuasa pasti karena ada alasannya, terutama terkait dengan kesehatan sang ibu dan janin dalam kandungan. 

Pada analisa dari sebuah observasi menyebutkan bahwa belum ditemukan korelasi yang signifikan antara puasa Ramadan dengan kesehatan ibu dan janin, serta berat lahir bayi. Selanjutnya dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak puasa pada ibu hamil.

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu hamil tidak boleh berpuasa, seperti usia kehamilan di trimester kedua dan ketiga, serta adanya riwayat penyakit atau komplikasi selama kehamilan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan anemia.

Baca Juga: Nutrisi agar Berat Badan Ideal saat Hamil

Selain rutin berkonsultasi terkait kondisi kesehatan sebelum berpuasa, penting juga bagi para Bunda yang hamil untuk memeriksakan kandungannya jika selama berpuasa mengalami beberapa hal seperti berikut ini.

  1. Berat badan yang semakin berkurang selama menjalankan puasa Ramadan.
  2. Merasa sangat haus dan lebih jarang buang air kecil. 
  3. Saat buang air kecil, air seni berwarna gelap dan berbau menyengat yang bisa menjadi tanda dehidrasi, sehingga membuat mereka lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih atau komplikasi lainnya.
  4. Lebih sering mengalami sakit kepala, demam, mual, dan muntah.
  5. Terjadi perubahan pada gerakan bayi di dalam perut, misalnya saat bayi tidak banyak bergerak atau menendang.
  6. Sering mengalami nyeri seperti kontraksi. Kondisi ini dapat menjadi tanda persalinan prematur.
  7. Merasa lemah dan mudah lelah meski sudah beristirahat dengan cukup.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Jika Ibu Hamil Berpuasa

Agar tetap dapat menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan dengan nyaman tanpa membahayakan kesehatan diri dan janin dalam kandungan, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil.

  1. Rencanakan puasa dari jauh hari, salah satunya adalah dengan mengonsultasikannya pada dokter dan mencukupi kebutuhan makanan bergizi selama bulan Ramadan.
  2. Mencukupi kebutuhan gizi dengan baik saat sahur. Pilih makanan yang dapat membuat Bunda merasa kenyang lebih lama, seperti karbohidrat kompleks dan makanan berserat tinggi (ubi, nasi merah, sayuran hijau), makanan tinggi protein (daging dan telur), dan makanan yang mengandung lemak sehat.
  3. Mengonsumsi kurma, buah-buahan, dan yoghurt saat berbuka puasa.
  4. Minum tiga liter air yang terbagi saat sahur, menjelang imsak, berbuka puasa, setelah makan malam, sebelum tidur, dan setelah bangun tidur sebelum sahur.
  5. Minum susu untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi tubuh dan janin.
  6. Minum vitamin kehamilan yang sudah diberikan oleh dokter secara rutin.

Selain beberapa hal di atas, pastikan bahwa Bunda juga beristirahat dengan baik selama berpuasa. Saat mulai merasakan lemas, mual, atau muntah, sebaiknya segera batalkan puasa dan konsumsi makanan bergizi agar tidak membahayakan kesehatan diri dan janin. Bila perlu, berikan jeda beberapa hari untuk memastikan bahwa kondisi tubuh sudah cukup sehat untuk kembali berpuasa. 

Image Article
Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa? Simak Penjelasannya Berikut Ini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pemenuhan Gizi untuk Anak Puasa. Apa yang Perlu Disiapkan?

Published date

Bagi Bunda yang memiliki Si Buah Hati usia 6–12 tahun dan dalam tahap belajar berpuasa, pastikan untuk memperhatikan asupan gizi untuk menjaga kesehatan dan stamina saat Ramadan. Mengingat bahwa asupan makanan akan berkurang sebanyak 20–30 persen saat berpuasa, maka penurunan ini harus diimbangi dengan pemberian makanan bergizi dan juga asupan vitamin serta mineral yang baik saat berbuka, malam hari, dan sahur. Untuk memahami manfaat vitamin anak saat puasa, simak penjelasannya berikut ini.

Kebutuhan Gizi yang Perlu Dipenuhi selama Bulan Puasa

Tak jauh beda dengan hari biasanya, berikut ini beberapa kebutuhan gizi dan vitamin anak saat puasa yang harus Bunda penuhi agar puasanya dapat berjalan dengan lancar dan tetap bertenaga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

1. Karbohidrat 

Karbohidrat berperan sebagai sumber energi utama dalam tubuh, termasuk saat berpuasa. Jenis karbohidrat yang baik dikonsumsi sebagai menu sahur maupun berbuka adalah karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, kentang, jagung, dan ubi. Anak-anak masih bisa mengonsumsi nasi putih, namun dalam porsi secukupnya ditambah dengan sayuran hijau. 

2. Protein

Selain memiliki peran untuk mempercepat pembentukan jaringan otot tubuh, protein juga berperan sebagai glikogen yang akan dipecah agar tubuh tetap berenergi selama berpuasa. Ada dua jenis protein yang bisa dikonsumsi, yaitu protein hewani dan nabati. Protein hewani contohnya adalah daging, telur, ikan, ayam, dan susu. Sedangkan protein nabati bisa didapatkan dari makanan seperti tahu, tempe, kedelai, kacang merah, dan kacang hijau.

3. Serat

Berperan untuk memperlambat proses perubahan karbohidrat menjadi gula, sehingga anak-anak bisa merasa kenyang lebih lama. Sumber serat yang paling baik untuk dikonsumsi adalah sayuran hijau.

4. Lemak

Meskipun kebutuhannya tidak sebanyak protein dan karbohidrat, namun lemak juga menjadi salah satu nutrisi yang diperlukan tubuh saat berpuasa. Namun, pastikan jenis lemak yang dikonsumsi adalah lemak sehat, terutama yang mengandung asam lemak omega 3 & 6 yang berasal dari beberapa makanan seperti ikan, alpukat, dan minyak zaitun. Sebaiknya, kurangi makanan dengan lemak tak sehat seperti gorengan dan juga makanan.

Baca Juga: Optimalkan Kebutuhan Gizi Anak saat Puasa

Vitamin dan mineral 

Tubuh juga membutuhkan vitamin dan mineral selama berpuasa yang bisa didapatkan dari konsumsi buah-buahan tinggi air dan vitamin serta sayuran favorit anak-anak. Jenis vitamin anak saat puasa yang harus dipenuhi antara lain vitamin yang dapat mendukung proses pertumbuhan, perkembangan, dan menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, seperti vitamin A, B (B2, B6, B12), C, D, E, dan K.

Sedangkan mineral yang dibutuhkan adalah kalsium, yodium, zat besi, dan zink. Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup adalah dengan mengonsumsi berbagai macam makanan dengan asupan gizi seimbang, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan, sereal dan biji-bijian, daging merah tanpa lemak, ikan, dan susu.

Tips Memenuhi Kebutuhan Gizi Si Buah Hati Selama Puasa

Agar kebutuhan nutrisi Si Buah Hati terpenuhi dengan baik selama puasa, simak beberapa tips berikut ini ya, Bunda.

  1. Untuk memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin anak saat puasa, usahakan agar anak-anak tidak melewatkan waktu sahur. Sebab sahur merupakan bagian penting dari puasa Ramadan di mana mereka bisa mengonsumsi makanan bergizi yang berperan sebagai sumber tenaga untuk dapat beraktivitas dengan lancar dan tidak mudah merasa lapar.
  2. Sediakan makanan yang kaya akan serat, seperti roti gandum, buah-buahan, dan sayuran, sehingga dapat membuat perutnya merasa kenyang lebih lama.
  3. Selain nasi putih, sediakan juga pilihan lauk yang tinggi protein seperti telur, daging tanpa lemak, dan ikan.
  4. Hindari konsumsi makanan bergula tinggi, seperti donat dan kue saat sahur dan berbuka puasa.
  5. Menghindari makanan yang terlalu asin untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada anak-anak usia sekolah yang sedang belajar berpuasa.
  6. Saat berbuka puasa, hindari memaksa anak-anak untuk makan secara berlebihan untuk mengimbangi penurunan kalori harian. Makan secara berlebihan hanya akan memicu gangguan pencernaan dan rasa tidak nyaman pada perut (begah). 
  7. Hindari konsumsi minuman bersoda, makanan pedas, dan juga makanan berminyak seperti gorengan.
  8. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Pastikan anak-anak cukup minum air mineral saat sahur, berbuka puasa, setelah makan malam, dan sebelum tidur.

Selain memberikan makanan bergizi, Bunda juga bisa melengkapi asupan gizi dan vitamin untuk anak puasa dengan memberikan susu DANCOW FortiGro yang siap mendukung Si Buah Hati lebih siap belajar jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro 2 kali sehari, yaitu saat malam sebelum tidur dan ketika sahur.

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun karena mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta mendukung imunitas anak. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung:

  • Kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti seperti vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan box).

  • Kandungan gizi pendukung daya tahan tubuh seperti zat besi, zink, vitamin A, C, & D.

  • Kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium. 

Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak saat berbuka puasa di jalan.

Image Article
Vitamin Anak Saat Puasa: Apa Saja yang Harus Dipenuhi?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Simak 5 Ide Kue Lebaran yang Enak dan Sehat Ini Yuk, Bunda!

Published date

Selain opor ayam dan ketupat, momen Hari Raya Idul Fitri juga identik dengan berbagai sajian kue kering favorit keluarga. Jika selama ini Bunda lebih sering membeli atau memesannya dari toko atau lewat online, kali ini tidak ada salahnya mencoba untuk membuatnya di rumah bersama Si Buah Hati. Nah, agar Lebaran kali ini berbeda dengan sebelumnya, yuk simak ide kue Lebaran yang bisa menjadi inspirasi Bunda dalam berkreasi berikut ini!

Kue Lebaran yang populer

Ada begitu banyak jenis kue Lebaran yang populer dan menjadi favorit anggota keluarga. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Kue nastar

Ide kue Lebaran simpel yang pertama adalah kue nastar. Nama nastar sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu ‘ananas’ yang berarti nanas dan juga ‘taartjes’ yang berarti tart. Terbuat dari tepung terigu, gula halus, margarin, dan kuning telur, nastar menjadi salah satu kue kering favorit keluarga karena rasanya yang nikmat, tekstur yang lembut, dan juga dilengkapi isian selai nanas yang manis dan gurih. 

2. Kue kastengel

Selanjutnya adalah kastengel yang berasal dari bahasa Belanda ‘kaas’ atau keju, dan ‘stengels’ yang berarti batangan. Sama seperti namanya, kue kastengels memiliki bentuk seperti balok atau batang dengan rasa keju yang khas. Teksturnya yang padat dan renyah serta rasa keju yang gurih membuat kastengels menjadi salah satu favorit keluarga. 

3. Kue lidah kucing

Kue lidah kucing berasal dari Belanda. Kue ini masuk ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan kaum kolonial di masa penjajahan. Dalam bahasa Belanda, kue ini dikenal dengan nama Katte Tong yang berarti lidah kucing karena bentuknya yang tipis dan putih.

Selain bahannya sangat mudah dan sederhana, kue lidah kucing menjadi salah satu ide kue Lebaran tanpa oven yang bisa Bunda coba di rumah. Memiliki tekstur yang renyah, lembut, rasa yang manis membuat kue lidah kucing menjadi salah satu kue kering favorit orang di setiap kesempatan, terutama saat Lebaran.

4. Putri salju

Selanjutnya ada putri salju, yaitu sejenis kue kering yang umumnya dibentuk seperti bulan sabit dan diselimuti gula halus seperti salju. Kue putri salju terbuat dari adonan tepung terigu, maizena, mentega, dan kuning telur dengan tambahan isian kacang almond yang sudah dicincang halus di dalamnya. Berbeda dengan kastengels, putri salju memiliki rasa yang lebih manis dan teksturnya yang lembut.

5. Kue bawang

Memiliki rasa yang gurih dan tekstur yang renyah, kue bawang juga bisa menjadi salah satu ide jualan kue Lebaran yang patut dicoba. Cara pembuatannya pun cukup mudah, hanya dengan mencampurkan beberapa bahan seperti tepung terigu, tepung tapioka, dan tambahan bumbu pelengkap lainnya. Setelah itu potong adonan seukuran dadu dan goreng hingga matang. 

Baca Juga: 4 Aktivitas Seru saat Liburan

Resep Membuat Kue Nastar

Salah satu resep kue Lebaran yang bisa Bunda coba praktikkan di rumah adalah resep membuat kue nastar berikut ini. 

Bahan yang dibutuhkan

  • 350 gram tepung terigu, ayak halus.

  • 2 butir kuning telur.

  • 75 gram DANCOW FortiGro Full Cream. 

  • 50 gram gula halus.

  • 250 gram mentega.

  • 2 sdm maizena.

  • Selai nanas secukupnya untuk isian.

Bahan olesan

  • 1 butir kuning telur.

  • 1 sdt minyak goreng.

  • 1 sdt kental manis.

Cara membuat

  • Kocok mentega dan gula halus hingga lembut. Masukkan kuning telur satu per satu, lalu kocok lagi hingga rata.

  • Masukkan tepung terigu, DANCOW FortiGro Full Cream, dan maizena. Aduk rata.

  • Bentuk adonan bulat-bulat, lalu pipihkan dan isi dengan selsai nanas secukupnya. Setelah itu bulatkan kembali hingga halus (tidak ada permukaan yang retak). Lakukan hingga adonan habis dan susun di atas loyang yang sudah dioles margarin.

  • Panggang nastar hingga setengah matang (kurang lebih 15 menit), angkat. 

  • Sementara itu, campurkan semua bahan olesan. 

  • Olesi nastar dengan bahan olesan hingga rata.

  • Panggang kembali hingga matang atau berwarna kuning kecokelatan.

  • Angkat dan biarkan dingin.

Tips Membuat Kue Lebaran yang Lebih Sehat dan Nikmat

Meski memiliki rasa yang lezat, namun sebagian besar kue Lebaran mengandung kalori yang cukup besar. Hal ini karena penggunaan tepung sebagai bahan utama dalam pembuatannya. Agar lebih sehat dan tetap nikmat, berikut ini beberapa tips yang bisa Bunda terapkan. 

  1. Mengganti tepung terigu tinggi karbohidrat dengan tepung almond yang lebih rendah kalori.
  2. Mengganti penggunaan gula putih dengan gula kelapa.
  3. Memilih bahan-bahan kue kering dengan kandungan gizi penting, seperti susu, sehingga menjadikan  kue Lebaran tidak hanya enak, tapi juga menyehatkan. 

Bunda bisa memakai DANCOW FortiGro Full Cream sebagai salah satu bahan tambahan dalam pembuatan kue kering. 

DANCOW FortiGro adalah susu yang diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6–12 tahun. Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi terhadap susu sapi. Tersedia dalam varian Instant, Cokelat, dan Full Cream. 

Dukung Si Buah Hati siap jalani Ramadan dengan kombinasi unik DHA dan zat besi. Berikan DANCOW FortiGro dua kali sehari saat malam sebelum tidur dan sahur.

Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanilla yang disukai Si Buah Hati. DANCOW UHT praktis dikonsumsi anak untuk buka puasa di perjalanan atau sajian snack sehat saat Lebaran. Selamat mencoba!

Image Article
ide kue Lebaran
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off