Si Buah Hati Memelihara Hewan? Ini Trik dan Tipsnya!

Published date

Kehadiran hewan peliharaan di tengah Si Buah Hati tentu membawa nuansa tersendiri. Terutama untuk buah hati Bunda yang masih berusia satu tahun. Sebab anjing lucu dapat menjadi sahabat setia. Sementara kucing yang menggemaskan adalah teman bermain yang sangat mengasyikkan.

Dengan memelihara hewan, Bunda bisa pula mengajari anak arti kelembutan. Sehingga rasa kasih sayang terhadap manusia lain dapat tumbuh dalam dirinya. Misalnya saat Si Buah Hati memegang atau menarik salah satu bagian tubuh binatang peliharaannya, Bunda bisa memperingatkan kalau binatang itu akan merasa kesakitan. “Anda dapat mengatakan kepada Si Buah Hati untuk bersikap baik kepada binatang peliharaan mereka,” ujar Tracy Hogg, perawat sekaligus penulis buku pengasuhan anak Toddler Wishperer.

Selain itu, anak yang memelihara hewan bisa belajar tentang tanggung jawab sejak dini dan merasakan empati dengan makhluk lain. Misalnya saja Bunda dapat meminta Si Buah Hati untuk memberi makan hewan peliharaannya sambil membisikkan nilai-nilai kebaikan. “Kitty sudah lapar, yuk kita kasih makan," kata Tracy Hogg mencontohkan.

Nah, sebelum membiarkan Si Buah Hati berinteraksi langsung dengan hewan peliharaannya, ada beberapa hal yang harus Bunda perhatikan. Yakni:

Beri penjelasan tentang hewan yang dipeliharanya

Setiap hewan memiliki kebiasaan sendiri yang berbeda dengan hewan lain. Misalnya kucing yang suka dimanja dengan dielus pada bagian belakang leher dan telinganya, anjing yang doyan bermain sambil berlari-lari, ayam yang doyam mematuk, atau kelinci yang doyan makan selada. Sebelum melepaskan Si Buah Hati langsung berhubungan dengan hewan peliharaannya, sebaiknya Bunda menjelaskan dulu mengenai kebiasaan itu pada Si Buah Hati. Sehingga ia tidak kaget dan bisa beradaptasi.

Awasi Si Buah Hati saat bermain dengan hewan peliharaan

Hewan peliharaan bisa sangat menyenangkan, tapi sekali waktu jadi sangat berbahaya. Maka Bunda harus selalu waspada dan mengawasi kala anak bermain dengan peliharaannya. Biasanya anak yang masih berusia satu tahun akan bermain dengan hewan peliharaan tanpa memperhatikan risiko tindakannya. Bisa jadi suatu kali dia menarik ekor kucing yang bisa menyebabkan peliharaannya itu menjadi marah dan menggigit.

Jauhkan Si Buah Hati dari tempat makanan hewan

Pada usia satu tahun, seorang anak sedang aktif bergerak. Rasa ingin tahunya pada benda asing begitu besar. Hingga tak jarang Si Buah Hati memasukkan berbagai benda ke dalam mulut sendiri. Karena itu, Bunda harus menjauhkan makanan, bedak, atau obat kimia untuk hewan dari jangkauannya.

Jaga kebersihan hewan

Agar hewan peliharaan selalu sehat dan tidak menularkan penyakit pada Si Buah Hati, Bunda harus memastikan kebersihannya. Baik kebersihan kandang, tempat makan dan minum, maupun tubuh hewan peliharaan. Untuk itu, Bunda dan Si Buah Hati harus rajin membawa hewan kesayangannya ke dokter hewan. Tindakan ini dapat mencegah timbulnya virus atau bakteri pada tubuhnya, dan Bunda dapat memastikan kesehatan anak.

DANCOW Bantu Lindungi Eksplorasi Si Buah Hati.

 

Image Article
Si Kecil Memelihara Hewan? Ini Trik dan Tipsnya!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Dukung Stimulasi Motorik Si Kecil Lewat Sepeda Roda Tiga

Published date

Kegiatan bermain sangat penting dalam perkembangan kemampuan psikomotorik Si Buah Hati. Kemampuan motorik kasar pada tahapan usia prasekolah akan semakin berkembang terutama dalam hal koordinasi tangan dan kaki. 

Selain menjaganya tetap sehat dan aktif, Bunda atau Ayah dapat melatih proses belajarnya dengan menggunakan sepeda roda tiga. Simak tips di bawah ini untuk mengajarkannya cara menaiki sepeda roda tiga.

1. Berikan Contoh

Sebelum Si Buah Hati bisa mengayuh sepeda roda tiga sendiri, mula-mula perlu diberikan contoh. Caranya dengan menuntunnya secara perlahan. Dudukkan dia di sepeda roda tiga, kemudian letakkan kakinya di pedal yang biasanya terpasang di roda depan. 

Stimulasi dengan mendorong sepedanya dari belakang, sehingga kakinya akan bergerak mengikuti kayuhan pedal sepeda. Setelah kakinya terbiasa mengikuti gerakan pedal, mintalah dia untuk menekan pedalnya. Kurangi kebiasaan mendorong sepedanya, agar dia terbiasa mengayuhnya sendiri. 

Jangan lupa memberikan dukungan kepadanya, agar dia lebih semangat untuk bisa mengayuh sepedanya sendiri.

2. Perhatikan Keamanan

Meskipun kemungkinan jatuh dari sepeda roda tiga terbilang kecil, tapi tidak ada salahnya jika tetap memakaikan helm pada Si Buah Hati sebagai perlindungan. Ekspresikan cinta Bunda dengan selalu mengingatkannya menggunakan pelindung kepala tersebut, agar ia terbiasa hingga saatnya nanti ia beralih ke sepeda roda dua. Untuk memulai latihan, pilihlah area yang tidak terlalu ramai dengan kendaraan.

3. Mulailah Perlahan

Dukung stimulasi Si Buah Hati untuk duduk di sepeda roda tiganya secara benar dengan duduk sempurna di sadel, kedua tangan memegang stang, dan kaki menapak di pedal. 

Beri bantuan dengan sedikit dorongan untuk membiasakannya dengan gerakan perputaran pedal. Apabila ia melepaskan pijakan pada pedal, bantulah untuk memposisikan kakinya kembali ke pedal.

4. Motivasi Si Buah Hati

Butuh beberapa waktu bagi Si Buah Hati untuk mendapatkan ritme mengayuhnya. Lamanya waktu latihan tergantung dari kemampuan atletis dan motivasi pada dirinya. Motivasi saat ia tertatih atau terjatuh untuk mencoba lagi, dan jangan lupa memberikan pujian atas aksi cerdas dan usaha kerasnya.

Sabar adalah kunci mengajarkan hal-hal baru bagi Si Buah Hati, dan Bunda akan terkejut betapa cepat tumbuh kembangnya, baik secara fisik maupun emosional.

Untuk membantu perkembangan motorik Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Dukung Stimulasi Motorik Si Kecil Lewat Sepeda Roda Tiga
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

2 Cara Percaya Diri Melepas Si Buah Hati Bereksplorasi

Published date

Bunda mungkin sudah banyak mendengar manfaat dari eksplorasi bagi Si Buah Hati. Namun di balik itu, masih ada kekhawatiran mengenai hal-hal negatif yang mungkin terjadi padanya selama bereksplorasi atau bermain. 

Siapa, sih, yang mau anaknya terjatuh, terbentur, terluka, dan terpengaruh anak-anak lain yang perangainya mungkin tidak sesuai dengan norma yang kita terapkan. Belum lagi kalau ia main di luar rumah saat daya tahan tubuhnya menurun, tentu Si Buah Hati jadi mudah sakit. 

Begitu pula kebiasaan memasukkan tangan dan benda-benda apa saja ke mulut pada anak usia toddler yang membuka kesempatan lebar bagi kuman-kuman untuk masuk ke tubuhnya melalui saluran pencernaan.

Menurut Psikolog, Adisti F. Soegoto M.Psi, kondisi ini juga dipengaruhi oleh arus informasi yang deras. “Ada sebagian orang tua yang memahami manfaat eksplorasi, namun takut melepas anaknya karena terlalu banyak terpapar arus informasi,” ujarnya.  

Sebetulnya hal ini bisa disiasati dengan membangun komunikasi yang terbuka dengan Si Buah Hati. “Sehingga, larangan serta rambu-rambu aman dalam bereksplorasi bisa disampaikan dengan lebih jelas. Bunda tinggal menyederhanakan penjelasan apa yang boleh dan tidak dalam bereksplorasi,” ujar Adisti.

Seperti apa misalnya? Jelaskan, bahwa tidak boleh menendang-nendang barang, atau cuci tangan dulu baru boleh makan. Selain itu, cukupi asupan nutrisi Si Buah Hati, sehingga daya tahan tubuhnya terjaga. Lelah dan terpaan kuman tidak akan mudah membuatnya sakit.  

Perkuat sistem daya tahan di pencernaannya dengan asupan yang mengandung bakteri baik. Mengapa? Karena meskipun sudah dikenalkan pada aturan cuci tangan, tetap saja ada kemungkinan Si Buah Hati memasukkan benda-benda ke mulut sebagai bagian dari eksplorasinya.

1. Berikan Kebebasan

Yang penting, Bunda sebaiknya harus percaya diri memperbolehkan keinginan bermain atau bereksplorasi Si Buah Hati. Berikan kebebasan padanya.  Hindari banyak berkata “jangan” dengan cara menyediakan lingkungan yang aman di rumah. 

“Misalnya saat anak mulai memanjat sesuatu, pastikan di sekitarnya aman jika ia terjatuh,” ujar Adisti. 

Ya, anak toddler paling senang memanjat apa pun yang bisa dipanjat. Kemampuan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan motorik dan keseimbangannya. Biarkan ia mengeksplorasi mainan panjat-panjatan sambil kita jaga agar tak jatuh, atau kalaupun jatuh ia mendarat di pelukan kita.

Eksplorasi membantu merangsang perkembangan kecerdasan Si Buah Hati, karena eksplorasi membantu anak belajar mengenai dunia di sekitarnya dengan menggunakan seluruh indra. Misalnya, mendengar suara-suara, melihat berbagai objek baru di luar rumah, merasakan tekstur, serta mencium berbagai bau yang ia temukan. 

“Eksplorasi juga penting untuk pertumbuhan fisik Si Buah Hati karena melatih koordinasi otot-otot besar agar ia bisa berjalan, berlari, memanjat dan melompat. Koordinasi mata dan tangannya juga jadi terlatih karena mereka jadi banyak memegang,” kata Adisti.

2. Buat Waktu Spesial

Tidak hanya membiarkan anak bereksplorasi, Adisti menyarankan agar Bunda dan Ayah  punya waktu spesial setiap hari untuk menemani Si Buah Hati selama bermain. Ada berbagai manfaat jika orang tua terlibat aktif dalam bermain bersama Si Buah Hati. Di halaman rumah, misalnya, Bunda bisa menjelaskan padanya apa saja nama tanaman yang ada di situ. Lihatlah betapa cepatnya Si Buah Hati menghafal nama-nama yang ada di taman; ada rumput, tanah, daun, batang, bunga, dan kupu-kupu. 

“Untuk anak yang lebih besar, di usia prasekolah, Bunda bisa membantunya memahami konsep sederhana, seperti mengapa tanaman harus disiram. Jadi, tidak hanya mendampingi secara fisik, karena Bunda dan Ayah perlu melakukan interaksi dengan Si Buah Hati,” tambah Adisti. 

“Tidak adanya interaksi akan membuat Si Buah Hati menganggap bahwa eksplorasi hanya untuk bersenang-senang tanpa tujuan.”

Tidak hanya bermanfaat untuk memberi bobot pengetahuan pada eksplorasinya, kehadiran Bunda atau Ayah juga membuat Si Buah Hati merasa aman dan dicintai. Hal ini akan meningkatkan kecerdasan emosi, menumbuhkan kemampuan bersosialisasi, berempati, dan mencari solusi. 

“Dengan belajar menyelesaikan masalah ia jadi percaya diri atas apa yang dilakukan. Ia juga banyak  belajar dari kesalahan,” ujar Adisti.

“Kalau dari kecil anak diajarkan bahwa kegagalan itu  biasa dan ia perlu mencoba lagi tentu pesannya baik bagi anak. Kalau ketika jatuh sekali ia langsung dilarang melompat atau memanjat, anak malah jadi tidak belajar dari pengalaman dan masalah,” tambah Adisti menyudahi penjelasannya.

Untuk mendukung Si Buah Hati bereksplorasi, Bunda bisa pula memberikannya susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Image Article
Percaya Diri Melepas Si Kecil Bereksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Perlindungan Penting Saat Si Buah Hati Suka Berenang

Published date

Kegemukan dialami lebih dari 10% balita di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi makanan yang kurang bernutrisi serta kurang melakukan olahraga. Dukung stimulasi Si Buah Hati dengan mengajaknya melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan, salah satunya dengan berenang.

Nah, agar kegiatan berenang dapat berjalan dengan aman, berikan proteksi penting selama berenang ya, Bunda.

Berikan Pengawasan

Saking asyiknya bermain dan bereksplorasi, terkadang Si Buah Hati tidak memperhatikan keselamatan dirinya sendiri. Berikan pengawasan konstan saat berada di sekitar air untuk memastikannya aman dari risiko terpeleset dan terjatuh atau tenggelam di kolam renang. Simpan dulu smartphone Bunda saat mengajak Si Buah Hati ke kolam renang ya.

Berikan Perlengkapan Berenang

Lengkapi Si Buah Hati dengan perlengkapan untuk berenang seperti pakaian khusus renang, ban tiup, atau pelampung bila ia belum mahir berenang. Sediakan juga kacamata khusus renang untuk melindungi kesehatan mata dari iritasi dan gatal-gatal, akibat terkena air kolam yang mengandung klorin. Sesuaikan dengan ukuran tubuhnya ya, bila terlalu besar tidak akan memberikan proteksi yang optimal, sedangkan jika terlalu kecil hanya membuatnya merasa tidak nyaman.

Sebelum Masuk Kolam Renang

Sebelum memasuki kolam renang, pastikan Si Buah Hati menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari luka terbakar akibat sengatan matahari. Gunakan produk berlabel waterproof dan ulangi tiap beberapa jam, terutama jika berenang di luar ruangan di bawah sinar matahari yang sedang terik. Selain itu, minta Si Buah Hati untuk melakukan pemanasan agar otot tubuh tidak mengalami kram dan berisiko tenggelam.

Cek juga suhu air kolam renang, jika terlalu dingin tubuh dapat mengalami hypothermia dan otot tubuh menjadi kaget, sehingga dapat timbul kram. Sediakan selalu botol minum di dekatnya, agar tubuh tidak mengalami dehidrasi, walau badan tidak terasa berkeringat.

Ingatkan untuk Menjaga Perilaku

Perkenalkan aturan saat berada di kolam renang, misalnya tidak berlari-lari di sekitar kolam renang agar tidak terpeleset, tidak mendorong anak lain ke kolam renang dan tidak berenang ke bagian kolam yang terlalu dalam, walau sudah mahir berenang.

Berenang tidak hanya menjadikan tubuh sehat dan bugar, tapi juga menstimulasi perkembangan kemampuan psikomotorik yang meliputi gerak lokomotor karena bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Berenang juga akan membantu gerak non-lokomotornya, seperti mengayunkan tangan saat berenang.

Nestlé DANCOW 1+ Nutritods juga dapat melindungi Si Buah Hati dan mendukung cinta Bunda untuknya agar Ia dapat berani bereksplorasi. DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Perlindungan Penting Saat Si Kecil Suka Berenang
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Mendidik Anak dalam Belajar Memaafkan

Published date

Sebagai seorang ibu, seringkali Bunda melihat Si Buah Hati bermain dan kemudian terlibat perkelahian dengan temannya karena berebut mainan. Terutama bila ia telah berusia 5 tahun dan memiliki banyak teman serta kemauan. Sudah waktunya Bunda untuk mengajarkan Si Buah Hati, untuk belajar memaafkan.

Bila begitu, Bunda pasti ingin Si Buah Hati bisa cepat berbaikan dengan temannya dan kembali bermain seperti sedia kala. Namun ada kala Si Buah Hati menolak bermain lagi dengan temannya dan memilih bermain sendiri, meskipun temannya sudah menyodorkan tangan untuk minta maaf. Nah, di sinilah peran Bunda dalam mendidik anak mulai diuji.

Marah dan kesal bisa terjadi pada siapa pun, termasuk juga pada seorang anak kecil. Kemarahan karena dipukul teman, berebut mainan, atau jatuh karena didorong saat bermain adalah hal yang biasa. Yang harus dipikirkan Bunda adalah apakah Si Buah Hati bisa memaafkan temannya itu. Bukan apa-apa, memaafkan jauh lebih sulit ketimbang minta maaf.

Meskipun anak memiliki egosentris yang lumayan tinggi dan masih sulit mengelola amarahnya, mereka sebenarnya dilahirkan dengan naluri untuk memberi maaf lebih besar ketimbang orang dewasa. Ini terjadi karena konflik yang dia alami lebih sederhana. Selain itu seorang anak juga masih bisa diajak untuk memahami emosi dan emosi orang lain sehingga proses memaafkan jadi lebih mudah.

Cara mendidik anak untuk memiliki kemampuan memahami emosi sendiri dan orang lain ini, bisa diasah sedini mungkin oleh Bunda, bahkan saat Si Buah Hati masih berusia di bawah lima tahun. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa Bunda lakukan agar Si Buah Hati bisa belajar memaafkan orang lain:

Berikan Si Buah Hati Contoh Belajar Memaafkan

Belajar memaafkan akan lebih mudah dilakukan Si Buah Hati bila dia mempunyai contoh langsung dari orang tuanya. Bunda jangan ragu membiasakan diri meminta maaf bila melakukan hal yang tidak disukai Si Buah Hati. Sehingga Si Buah Hati juga tidak sungkan untuk meminta maaf bila melakukan kesalahan.

Selain kata, “Iya, aku maafkan” Si Buah Hati juga harus diajari bahwa bahasa tubuh seperti berjabat tangan, atau memeluk juga termasuk cara untuk memaafkan.

Bunda harus memastikan permintaan maaf juga bersamaan dengan rasa menyesal, jangan sampai permintaan maaf bisa digunakan untuk mengulangi kesalahan yang sama.

Belajar Menyalurkan Kemarahan

Beberapa anak cenderung untuk tertutup dan menolak untuk menyalurkan kemarahannya, sehingga proses memaafkan jadi sulit. Bila Si Buah Hati bertipe seperti ini, Bunda harus mengajari bagaimana menyalurkan kemarahannya. Misalnya dengan menggambar, menulis, atau bicara langsung pada orang yang membuatnya marah. Bila dada Si Buah Hati plong, maka akan mudah memaafkan.

Bunda, baca juga artikel berikut ini: Belajar Sopan Santun Sejak Dini Lewat Bermain Tamu-tamuan

 

 

Image Article
Mendidik Anak dalam Belajar Memaafkan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Saat Si Buah Hati Bermain di Tempat "Kotor"

Published date

Banyak orang tua yang tidak suka anaknya bermain di tempat kotor. Seperti di halaman dengan tanah berlumpur atau pasir berdebu. Apakah Bunda juga tipe orang tua yang seperti itu?

Padahal, banyak manfaat yang bisa diperoleh Si Buah Hati dengan bermain di alam terbuka. Dia akan mengenal berbagai hewan dan tumbuhan. Selain itu, Bunda juga bisa menstimulasi motoriknya dengan kegiatan seperti bercocok tanam. Berikut beberapa kegiatan "bermain di tempat kotor" yang bisa Bunda lakukan bersama anak.

1. Berkebun

Bunda bisa mengajarkan cara berkebun pada Si Buah Hati. Menanam cabai atau tomat, akan sangat mengasyikkan. Anak bisa mendapat pengetahuan tentang buah dan sayur yang bisa ditanam di pekarangan. 

Dia juga menjadi lebih menghargai makanan yang dihasilkan dari hasil jerih payahnya sendiri. Sehingga anak mau makan sayur dan buah lebih banyak.

2. Berkunjung ke Peternakan

Beberapa tempat rekreasi menawarkan wisata edukasi berupa kunjungan ke sawah dan peternakan. Bunda dapat mengajak Si Buah Hati ke kandang sapi dan memberi makan hewan ternak tersebut. 

Di lain waktu, Bunda juga bisa membawa anak ke sawah di mana masih ada petani yang menggunakan kerbau untuk membajak. Kegiatan ini akan menjadi sebuah pengalaman berharga buat Si Buah Hati dan menambah wawasannya.

3. Kebun Raya

Si Buah Hati bisa mengenal berbagai macam tumbuhan di kebun raya. Koleksi tanaman di tempat wisata ini cukup lengkap mulai dari bunga langka, berbagai tanaman buah hingga pohon rindang yang tinggi menjulang. Berekreasi di kebun raya juga mendekatkan anak pada alam.

Bunda tidak perlu khawatir jika anak jatuh sakit saat anak bermain di tempat peternakan atau berkebun. Asalkan Bunda selalu menjaga kesehatan anak dengan memintanya untuk membersihkan diri setelah 'bermain kotor'. 

Bunda bisa menggunakan sabun biasa untuk membersihkan tangan dan kakinya. Asalkan cara membersihkan tubuh dilakukan dengan cara yang benar. Teteskan sabun cair ke bagian tubuh yang kotor, gosok-gosokkan dalam waktu beberapa detik, kemudian basuh dengan air bersih.

Sistem imun dalam tubuh juga akan selalu melindungi Si Buah Hati. Meskipun ia terpapar virus atau bakteri, maka antibodi akan terbentuk untuk melawan organisme jahat tersebut. Kemudian tubuh anak menjadi “kenal” dengan mikroorganisme itu dan akhirnya bisa menjadi tameng jika dia terkena kuman serupa di kemudian hari.

Selain itu, Bunda juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan memberikan DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Saat Si Kecil Bermain di Tempat "Kotor"
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Peran Ayah Milenial dalam Pengasuhan Anak

Published date

Tidak hanya Bunda, Ayah juga punya peran penting dalam pengasuhan anak, apalagi di zaman sekarang. Para Ayah dan Bunda milenial cenderung berbagi peran dalam pengasuhan anak. Dibanding generasi terdahulu, peran orang tua di era digital ini memang berbeda. Dulu Ayah mungkin digambarkan sebagai satu-satunya sosok yang mencari nafkah dan bertanggung jawab pada semua urusan finansial. Sementara Bunda adalah sosok yang sepenuhnya bertanggung jawab pada perawatan dan pendidikan anak. Alhasil, keterlibatan Ayah dari generasi terdahulu dalam mengawal perkembangan anak terhitung minim dibandingkan dengan sekarang.

“Sekarang keterlibatan Ayah terlihat lebih tinggi meskipun ia mungkin satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga. Ayah bukan lagi sebagai sosok yang otoriter dan berjarak. Tetapi Ayah sekarang lebih menggambarkan figur yang hangat, playful serta terlibat aktif dalam pengasuhan anak,” ujar Adisti F. Soegoto M.Psi., Psikolog.

Ayah kini lebih banyak berperan dalam kegiatan bereksplorasi dan bermain Si Buah Hati, sehingga Si Buah Hati lebih kreatif dan kritis. Menurut Adisiti, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh Ayah agar bisa terlibat aktif dalam pengasuhan anak. Misalnya saat Si Buah Hati akan berangkat tidur, Ayahlah yang membacakan dongeng sebelum tidur untuknya. Sosok Ayah yang hangat akan membuat Si Buah Hati senang punya waktu bersamanya.

Pembagian tugas antara Ayah dan Ibu dalam pengasuhan anak kini lebih banyak dikomunikasikan oleh keduanya. Kalaupun belum mencapai tahap tersebut, Bunda perlu paham latar belakang pola asuh yang didapat Ayah dari orang tuanya. Jadi, jika sebagian Ayah belum bisa  terbuka dan sigap mengasuh Si Buah Hati, itu karena ia memang tidak disiapkan menjadi orang tua pengasuh. Tentunya dengan kemauan berubah dan beradaptasi, Ayah bisa menjadi teman bermain dan bereksplorasi Si Buah Hati yang seru.

Bermain Bersama

Para Ayah umumnya lebih mudah masuk ke dunia anak saat Si Buah Hati sudah menginjak usia 2 hingga 3 tahun. Di usia itu, Si Buah Hati sudah mantap dalam berjalan juga berlari, sehingga lebih banyak yang bisa dilakukannya bersama Ayah. Permainan sederhana seperti berlari-larian atau bermain sepeda di taman akan jadi waktu menyenangkan bagi Ayah dan Si Buah Hati.

Namun, karena di usia ini anak juga memasuki masa sulit diatur maka, “Akan ada banyak penolakan dari Si Buah Hati,” ujar Adisti. “Untuk itu, Ayah dituntut lebih kreatif untuk menangani hal ini. Misalnya, kreatif membujuk Si Buah Hati agar tidak menolak ajakan ataupun instruksi Ayah yang  tentu saja disampaikan dengan cara menyenangkan.”

Ketika anak memasuki usia prasekolah, Ayah juga bangga menjadi sosok yang berteman baik dengan anak. Kedekatan ini ternyata bermanfaat untuk menyiapkan kemandirian saat Si Buah Hati memasuki masa belajar dan bermain bersama di kelas. Tanpa sadar, bermain dan beraktivitas bersama Ayah yang biasanya lebih seru, karena lebih dinamis dan  mungkin sedikit agresif akan membentuk rasa percaya diri dan juga kemandirian pada Si Buah Hati, kata Adisti.  Dua hal ini sangat diperlukan ketika Si Buah Hati mulai dikenalkan dengan kegiatan belajar di taman kanak-kanak.

Untuk mengetahui perkembangan Si Buah Hati di sekolah, Ayah bisa mengajaknya mengulang kembali kegiatan di sekolah atau bertanya soal apa yang ia alami di sekolah. Ajakan berkomunikasi dari Ayah membuat Si Buah Hati senang menceritakan pengalaman dan masalahnya. Kedekatan seperti ini tentunya sangat dibutuhkan agar anggota keluarga semakin kompak.

Hangat Bukan Permisif

Meski Ayah harus menjadi sosok yang hangat dan playful, bukan berarti Ayah lantas harus bersikap permisif atau serba membolehkan di hadapan Si Buah Hati. Bagaimanapun, Ayah perlu memegang kendali atau aturan.  Namun tidak tepat juga kalau peraturan diberlakukan dengan pemaksaan dan amarah. “Kondisi-kondisi ini memang membuat anak patuh tetapi relasinya tidak sehat. Kuncinya adalah bagaimana kreativitas Ayah,” tambah Adisti. “Ayah perlu membuat waktu makan dan belajar misalnya jadi lebih menyenangkan. Hal ini akan membuat Ayah jadi tetap pegang kendali tetapi dengan cara yang lebih hangat.”

Manfaat keterlibatan Ayah dalam pengasuhan sangat dirasakan bagi Si Buah Hati. Menurut Adisti, anak jadi lebih terbiasa berdiskusi, berpikir kritis, kreatif, banyak bereksplorasi, dan berpikir lebih luas. Sebuah penelitian yang dilakukan Academics at the University of Newcastle pada 2008 menemukan, Ayah yang terlibat secara langsung membuat anak memiliki IQ lebih tinggi 10 poin. Stimulasi yang Ayah berikan kepada Si Buah Hati membuka komunikasi yang hangat, sehingga Si Buah Hati punya kemampuan berkomunikasi lebih baik. Bukti-bukti kedekatan Ayah dengan Si Buah Hati kini bahkan banyak kita jumpai  di media sosial yang menjadi kebanggaan para Ayah.

Bunda yuk baca juga artikel  tentang peran orang tua lainnya di artikel Kiat Mengasah Kreativitas Si Kecil

 

Image Article
Peran Ayah Milenial dalam Pengasuhan Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

3 Jenis Sayuran Hijau Sumber Antioksidan

Published date

Antioksidan merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh agar tetap sehat dengan melindungi sel tubuh dari kerusakan. Harvard School of Public Health memberikan lansiran bila beberapa jenis antioksidan yang cukup dikenal seperti vitamin C, vitamin E, beta-karoten dan kelompok mineral. 

Bunda bisa memberikan manfaat antioksidan ini dalam sajian sayuran hijau dalam makanan sehat untuk balita seperti brokoli, bayam dan juga paprika hijau. Yuk, simak penjelasan di bawah ini mengenai sayur-sayuran tersebut!

1. Brokoli

Dikenal sebagai superfood, nutrisi yang terkandung dalam brokoli sangatlah melimpah. Termasuk di antaranya Sulforapen yang merupakan jenis antioksidan yang terkandung di dalam brokoli. 

Zat ini bisa membantu melancarkan peredaran darah serta mampu menjadi perlindungan dari dalam tubuh Si Buah Hati. Oleh, Profesor Khalid Rahman dari School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, Liverpool John Moores University, menyarankan agar memasak brokoli untuk menu makanan balita dengan cara dikukus sampai matang.

2. Bayam

Berikutnya ada bayam yang banyak mengandung karoten. Zat antioksidan ini memiliki manfaat yang baik untuk menjaga kesehatan mata. Selain itu bayam juga menyimpan zat besi yang berguna untuk pembentukan sel darah. 

Cobalah untuk menyajikan sup bayam hangat saat sarapan sebagai menu makanan balita di pagi hari, yang bermanfaat untuk proses tumbuh kembangnya.

3. Paprika Hijau

Sayuran hijau lainnya adalah paprika hijau. Sebenarnya, paprika banyak pilihan warnanya. Meskipun begitu, semuanya mengandung jenis antioksidan yang sama, yaitu karotenoid. 

Salah satu manfaatnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga baik untuk menunjang kesehatan Si Buah Hati di setiap tahapan usianya.

Sudah tahu sayuran hijau dan kandungan antioksidannya? Tunggu apalagi, segera masukkan dalam menu sehat ini di daftar makanan sehat untuk balita Si Buah Hati ya, Bunda.

Untuk menjaga kesehatan Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Sayuran Hijau, Makanan Sehat Sumber Antioksidan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Rangsang Pertumbuhan Gigi Si Buah Hati dengan 4 Camilan Sehat Ini

Published date

Saat Si Buah Hati mencapai tahapan usia 1+, pertumbuhan gigi Si Buah Hati diawali dengan munculnya gigi susu dan terkadang dapat memicu Si Buah Hati rewel, produksi air liur secara berlebihan, dan gusi bengkak. Biasanya ia akan menggigiti barang-barang yang dapat menekan gusi untuk meringankan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan akibat pertumbuhan gigi.

Untuk menghindari risiko tersedak atau memasukkan barang yang kotor ke dalam mulut mungilnya, Bunda dapat memberikan stimulasi berupa kudapan bernutrisi agar Si Buah Hati tetap merasa nyaman saat dalam proses pertumbuhan gigi, sehingga pertumbuhan Si Buah Hati pun berkembang dengan optimal, seperti berikut ini.

Bubur Beku

Para orang tua biasanya memberikan teether bayi (berbentuk seperti gelang untuk digigit Si Buah Hati) dingin untuk membantu mengurangi rasa sakit di gusi, akibat pertumbuhan gigi. Namun Bunda bisa menggantinya dengan makanan lembut yang dibekukan, seperti yoghurt, apple sauce, dan bubur buah pisang atau pir, demikian saran dari Eliza Martinez, M.Sc, praktisi sekaligus penulis kesehatan di Livestrong Foundation.

Sayuran Keras

Para peneliti dari organisasi kesehatan yang cukup populer dan kredibel Amerika Serikat, Mayo Clinic Organization, menyarankan menstimulasi pertumbuhan gigi Si Buah Hati dengan cara mengunyah sayuran yang keras dan dingin. Cara ini diyakini ampuh mengurangi rasa ngilu pada gusi. Wortel dan timun yang sudah dikupas bisa jadi pilihan sempurna. Berikan pengawasan saat mulai mengunyah sayuran tersebut, ganti dengan yang baru jika ia sudah menghabiskan sebagian besar dari sayuran tersebut untuk memberikan perlindungan dari tersedak.

Bunda, baca juga artikel ini: 8 Asupan Penunjang Pertumbuhan Perkembangan Si Buah Hati

 

Roti dan Biskuit

Eliza menambahkan, pemberian roti dan biskuit keras yang dapat dikunyah saat terganggu oleh rasa sakit yang ditimbulkan akibat pertumbuhan gigi. Lebih lanjut, Dental Health Services Victoria Australia, organisasi yang fokus pada penelitian kesehatan gigi, menyebutkan banyak produk biskuit yang dijual di pasaran yang bisa dipilih atau tunjukkan cinta Bunda dengan membuatnya sendiri dengan bahan-bahan yang sudah tersedia di rumah. Potongan roti yang keras atau crackers juga memberikan efek yang sama.

Buah-Buahan Beku

Makanan beku yang terasa sangat dingin memberikan sensasi menenangkan pada gusinya yang sakit, hal ini sesuai dengan lansiran para peneliti kesehatan gigi di Dental Health Services Victoria Australia. Selain dapat mengurangi rasa sakit karena pertumbuhan gigi, pemberian buah-buahan beku memberikan asupan nutrisi yang menunjang tumbuh kembang, proses belajar, dan perkembangan kemampuan kognitifnya,sehinga pertumbuhan Si Buah Hati pun optimal.

Caranya cukup mudah kok, cukup bekukan potongan besar strawberry, nanas, semangka, mangga, atau pisang. Dukung stimulasi Si Buah Hati untuk mengunyahnya. Sekali lagi, aksi cerdas berupa pengawasan dari orang tua sangat diperlukan agar tidak ada potongan besar yang menyangkut di tenggorokannya.

Ada banyak jenis makanan yang bisa Bunda pilih untuk merangsang pertumbuhan gigi Si Buah Hati. Selain memberi makanan untuk merangsang tumbuh kembang gigi Si Buah Hati, Bunda juga bisa memberikannya DANCOW 1+ Nutritods.

DANCOW 1+ Nutritods diperkaya dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus. Pastikan gigi Si Buah Hati tumbuh dengan sempurna ya Bunda, Selamat mencoba

Image Article
Rangsang Pertumbuhan Gigi Si Kecil dengan Camilan Sehat
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yuk Tanamkan Tanggung Jawab Si Buah Hati Sejak Dini

Published date

“Dek, sehabis makan es krim, bungkusnya jangan lupa dibuang ke tempat sampah ya!”, ujar Bunda ke Silvy (4 th). Silvy pun menjawab “Gak mau ah, Bunda aja yang buangin”. Situasi seperti ini sering Bunda temui atau bahkan alami sendiri? Hal ini menunjukkan rasa tanggungjawab Si Buah Hati belum sepenuhnya tertanam.  Lalu bagaimana dong cara mengajari Si Buah Hati agar punya rasa tanggung jawab bahkan di usia dini? Padahal kan tanggung jawab pada Si Buah Hati merupakan salah satu cara ia melatih jiwa kepemimpinannya di masa depan?

Bisa kok Bunda, caranya ajarkan ia melalui hal-hal kecil dalam keseharian. Sebenarnya kalau Bunda meminta Si Buah Hati untuk membuang sampahnya ke tong sampah sudah benar kok. Cuma, kalau ia masih menolaknya, jangan sampai Bunda mengungkapkan rasa kecewa atau marah karena bisa membuat Si Buah Hati takut atau merasa tidak nyaman. Akan lebih baik bila Bunda memberikan respon yang positif seperti berbicara sambil membuang sampahnya bersamanya, “Biasanya adek pinter lho kalau abis makan eskrim, bungkusnya dibuang sendiri ke tempat sampah. Kan sudah besar”.

Cara apa lagi yang bisa dilakukan oleh Bunda?

Rasa tanggung jawab tidak bisa tumbuh begitu saja, hal ini perlu dilatih sejak kecil lho! Kalau Si Buah Hati tidak pernah dilatih, saat ia tumbuh besar kelak akan sulit untuk punya sikap tanggung jawab . Yuk kita lihat bagaimana cara mengajari Si Buah Hati rasa tanggung jawab.

Pertama, berilah teladan melalui kebiasaan sehari-hari. Ajak Ayah dan anggota keluarga lain yang tinggal serumah dengan Si Buah Hati untuk membantu memberikan contoh tanggung jawab. Misalnya saja, dengan menaruh piring atau gelas yang bekas dipakai ke tempat cuci piring.

Kedua, coba berikan Si Buah Hati tugas rumah tangga. Cukup yang ringan-ringan saja ya Bunda, sesuaikan dengan umur Si Buah Hati. Misalnya untuk Si Buah Hati umur 3 tahun, Bunda bisa memintanya membereskan mainannya sendiri. Atau untuk Si Buah Hati yang lebih besar umurnya, minta ia untuk membuang sampah sendiri. Setelah Si Buah Hati menyelesaikan bagiannya, jangan lupa untuk beri penghargaan ya. Nggak perlu uang atau barang kok Bunda. Cukup berikan ia kartu ucapan yang Bunda buat sendiri, Si Buah Hati pasti suka.

Ketiga, ajarkan ia menabung. Bunda bisa membelikan Si Buah Hati celengan lucu berbagai bentuk agar ia semangat memasukkan uang mereka. Jika Si Buah Hati meminta mainan baru, ia juga bisa membeli dari hasil tabungannya sendiri kan?

Jangan pernah abaikan hal-hal kecil. Karena dari sanalah rasa tanggung jawab Si Buah Hati bisa diasah. Nah, sekarang dari apa yang Bunda sudah dapatkan dari cara mengajari Si Buah Hati tanggung jawab, kita praktekkan di rumah yuk!

Image Article
Yuk Tanamkan Tanggung Jawab si Kecil Sejak Dini
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off