1-3 Tahun

Product Name
Dancow 1+ Imunutri

5 Kegiatan Edukatif di Luar Rumah untuk Mengisi Liburan

Published date

Saat waktu liburan tiba, ada baiknya Bunda mulai merencanakan kegiatan mengisi liburan bersama keluarga. Rekreasi tak harus ke tempat wisata yang membutuhkan banyak biaya. 

Ayah, Bunda dan anak-anak bisa melakukan aktivitas sederhana yang seru di lingkungan sekitar rumah. Ada berbagai permainan yang bisa dilakukan di pekarangan atau lapangan dapat membantu stimulasi psikomotorik Si Buah Hati. Berikut beberapa di antaranya.

1. Berkebun

Aktivitas berkebun bisa dilakukan di taman atau kebun belakang rumah. Ajaklah anak-anak untuk membersihkan halaman dan menanam pohon. Gerakan yang dilakukan saat ia menggali, membuat lubang untuk menanam benih dan menutup tanah kembali bisa menstimulasi kemampuan motoriknya. 

Kegiatan berkebun juga sangat bermanfaat untuk memupuk rasa cinta anak kepada alam. Si Buah Hati bisa mengenal beraneka tumbuhan dan hewan yang ditemui di pekarangan. Bunda bisa mengajarkan tentang bagaimana cara merawat makhluk hidup dengan kasih sayang.

2. Bersepeda

Bersepeda mengitari kompleks perumahan sungguh menjadi aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan bersama anak. Ajaklah Si Buah Hati bersepeda ke taman perumahan, biarkan mereka bertemu teman baru dengan suasana yang menyegarkan. Aktivitas ini juga bisa menstimulasi psikomotorik anak. Gerakan kaki saat mengayuh pedal berfungsi untuk mengembangkan saraf motoriknya.

3. Bermain Layang-Layang

Bermain layang-layang di sore hari merupakan aktivitas luar rumah yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Selain menyenangkan, bermain layang-layang dapat meningkatkan rasa keakraban anak dengan orang tua. Ajak anak bermain sambil belajar membuat layang-layang sendiri. 

Hal ini akan menjadi pengalaman yang unik buat Si Buah Hati. Gerakan kecil seperti melipat, menggunting, mengukur dan memotong bulu saat membuat layang-layang dapat menstimulasi motorik halusnya.

4. Permainan Berburu Harta Karun

Sembunyikan beberapa hadiah, kue atau boneka di kebun. Kemudian, berikan peta petunjuk pada buah hati Bunda. Tantang dia untuk mencari dan menemukan "harta karun" tersebut. Jika perlu, ajak teman-temannya dalam permainan, agar semakin seru dan mengasyikkan. 

5. Berkemah di Halaman Rumah

Bila halaman belakang cukup luas, maka Bunda bisa merencanakan sebuah acara perkemahan sederhana bersama keluarga. Membangun tenda bersama di kebun, membuat api unggun sambil membuat makanan dan tidur dengan memandang langit tentunya seru bukan? Kegiatan ini akan mendekatkan seluruh anggota keluarga dalam suasana yang berbeda dari biasanya.

Dukung kegiatan edukatif anak dengan memberikan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Masih banyak kegiatan seru lainnya yang bisa Bunda coba lakukan untuk mengisi liburan sederhana menjadi menyenangkan. Jangan lupa selalu mengingatkan Si Buah Hati untuk membersihkan diri setelah bereksplorasi di luar rumah. Selamat mencoba.

Image Article
Kegiatan Edukatif di Luar Rumah untuk Mengisi Liburan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Jangan Sampai Stres Merawat Keluarga ya, Bunda

Published date

Setiap orang tua pasti ingin melalui hari-harinya dengan tenang dan penuh energi, agar dapat mengurus keluarga dengan optimal. Ada banyak penyebab stres seperti faktor ekonomi, kelelahan fisik, dan kebosanan. Kondisi ini tidak hanya dapat merusak hubungan dengan anggota keluarga lainnya, tapi juga mempengaruhi tumbuh kembang Si Buah Hati, serta menurunkan sistem imunitas tubuh sehingga mudah sakit.

Luangkan sedikit waktu untuk melakukan langkah-langkah sederhana dalam menghilangkan stres, seperti berikut ini:

Evaluasi Gaya Hidup

Sebagai orang tua, penting untuk menjadi panutan yang baik bagi anak-anak. Pada tahapan usia yang cukup dini, Si Buah Hati menyerap informasi yang dilihat dan didengarnya, serta cenderung meniru gaya hidup dan bagaimana Bunda menyikapi stres.

Stimulasi kebiasaan baik sejak dini dengan mengubah gaya hidup, seperti makan makanan bernutrisi, kurangi kafein, olahraga teratur, dan berpikiran positif. Dijamin, stres akan berkurang dan lebih mudah menikmati kebersamaan bersama keluarga.

Membicarakannya Secara Terbuka

Jika Si Buah Hati mengalami penurunan nilai, nafsu makan berkurang, susah tidur, atau terlihat murung, ada kemungkinan stres yang Bunda alami berdampak pada proses belajarnya. Rendahnya tingkat komunikasi antara orang tua dan anak juga menjadi salah satu penyumbang tingginya tingkat stres dalam keluarga. Bicarakan bersama-sama untuk mencari solusi yang terbaik. Hal ini juga dapat mengasah kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan bahasa anak-anak.

Ciptakan Lingkungan yang Sehat

Rumah yang berantakan, tidak terurus, dan kotor dapat menyebabkan stres semakin parah. Luangkan waktu dan minta bantuan anggota keluarga untuk membersihkan dan merapikan rumah. Tempat tinggal yang tertata dan bersih akan mendukung stimulasi  suasana hati dan mood baik. Selain itu, membersihkan rumah dapat menjadi terapi yang baik untuk mengalirkan stres ke kegiatan yang lebih berguna.

Sediakan “Me Time” untuk Bunda

Terkadang, Bunda sangat fokus mengurus keluarga hingga melupakan dirinya sendiri. Bagaimana mau merawat orang lain, jika Bunda sendiri merasa lelah, lemas, bosan, dan tidak bersemangat? Jika stres mulai melanda, luangkan waktu untuk melakukan me-time, misalnya dengan berjalan-jalan pagi, melakukan hobi, berkumpul dengan teman, atau sekedar tidur untuk mengembalikan tenaga.

Relaksasi juga dapat dilakukan dalam waktu singkat di rumah. Ambil nafas panjang dan hembuskan secara perlahan, ulangi beberapa kali sampai merasa tenang. Agar dapat mengurus keluarga dengan baik, jauhi stres dan tunjukkan kasih sayang Bunda dengan sepenuh hati.

Image Article
Jangan Sampai Stres Merawat Keluarga ya, Bunda
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tanamkan Si Buah Hati Arti Penting "Berterima Kasih"

Published date

Bagi orangtua, keberhasilan mendidik Si Buah Hati tidak hanya dilihat dari prestasi, tapi juga dari tingkah lakunya sehari-hari. Berterima kasih saat mendapatkan pemberian dari orang lain adalah salah satunya. Berikan stimulasi yang tepat untuk mengajarkan dan mengaplikasikan dalam kehidupannya, baik saat sedang bermain, bereksplorasi, maupun saat menjalani proses belajar. Simak tips-tips mudahnya berikut ini ya, Bunda.

Jadilah Panutan yang Baik

Orangtua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Hal ini selalu dijumpai di setiap buku yang mengajarkan tentang teori parenting. Berikan contoh pada Si Buah Hati dengan selalu memberikan penghargaan atau mengucapkan terima kasih, setiap mendapatkan pemberian maupun pertolongan dari orang lain. Bisa berupa kata-kata langsung, tulisan atau hadiah kecil sebagai tindakan timbal balik.

Bijak Memberikan Hadiah

Terkadang, orangtua tidak bisa menahan keinginan untuk memanjakan Si Buah Hati, apalagi saat mereka berada di tahapan usia 1+ yang sedang lucu-lucunya. Salah satunya adalah dengan memberikan hadiah yang berlebihan, sebagai bentuk cinta Bunda. Menurut zerotothree.org, sedikit hadiah justru mendorong anak-anak untuk menghargainya. Selain itu, berikan di saat-saat spesial, seperti ulang tahun atau hari raya keagamaan.

Ajarkan Sejak Dini

Mengucapkan “terima kasih” adalah bentuk aksi cerdas yang baru untuk Si Buah Hati. Biasanya dia belum memahami arti di balik ucapan tersebut. Tapi mengingatkannya untuk mengatakan “tolong” dan “terima kasih” sejak dini adalah awal yang baik untuk melatih kemampuan memori, atensi, dan bahasa. Bersabarlah dan berikan petunjuk padanya setiap kali ia lupa atau belum terbiasa menggunakannya.

Ajarkan Lewat Permainan

Bunda dapat mengajarkan Si Buah Hati untuk mengekspresikan rasa terima kasih lewat permainan sederhana. Dukung stimulasinya dengan menggunakan boneka favoritnya untuk melatihnya mengucapkan “terima kasih”. Bunda juga bisa mengenalkannya lewat lagu berima atau buku cerita favoritnya. Tunjukkan bagaimana tokoh favoritnya selalu berterima kasih saat menerima pemberian atau pertolongan dari karakter lain di sekitarnya.

Rutinitas dan ketelatenan menjadi kunci penting membiasakan Si Buah Hati mengucapkan “terima kasih”. Semoga tips-tips di atas dapat membantu Ayah maupun Bunda untuk mengajarkan kesopanan sejak dini. Jangan lupa untuk mengajarkannya dengan sepenuh hati ya. DANCOW akan selalu hadir untuk mendukung Cinta Bunda agar Ia berani bereksplorasi.

Image Article
Tanamkan Si Kecil Pelajaran "Berterima Kasih"
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

8 Cara Tepat Memberi Larangan ke Si Buah Hati

Published date

Bunda, Si Buah Hati yang sudah berusia 3 tahun biasanya menunjukkan sikap mandiri ketimbang umur sebelumnya. Pada masa ini, Bunda tidak dapat memberikannya larangan seperti pada toddler

Menurut psikolog anak Ratih Ibrahim, anak pada tahapan ini sudah paham akan adanya sebab-akibat, juga mulai mengerti bahwa perilaku tertentu tidak disukai oleh orang lain. Karena itu, ada beberapa cara berbicara yang baik yang harus Bunda lakukan ketika melarangnya:

1. Jangan Terlalu Banyak Melarang

Ketika Bunda terlalu banyak melarang, Si Buah Hati akan merasa terkekang. Hingga bisa jadi ia memberontak atau bersikap tertutup dengan orang lain. Ada baiknya Bunda hanya memberikan larangan untuk hal yang memang harus ia hindari. Misalnya hal-hal yang membahayakannya.

2. Hindari Kalimat Negatif

Salah satu cara melarang Si Buah Hati yang baik adalah dengan mengganti kata larangan dengan kalimat positif. Misalnya, daripada berkata “Jangan bermain bola di dalam ruangan! ” lebih baik Bunda menggunakan kalimat “Yuk kita bermain di luar.” 

Bila Si Buah Hati merengek meminta permen ketika diajak ke pusat perbelanjaan, kalimat “Tidak boleh makan permen sebelum makan malam,” dapat Bunda ganti dengan, “Kita bisa makan permen bila sudah makan malam”. Kalimat positif ini akan mempengaruhi memorinya untuk selalu berpikir positif.

3. Melarang dengan Kalimat Pendek

Bunda sebaiknya memberikan larangan pada Si Buah Hati dengan kalimat yang singkat, jelas, padat, dan objektif. Bila berbicara terlalu panjang, kemungkinan besar ia tidak akan mengerti maksud larangan Bunda an merasa diceramahi. 

Dengan begitu, perkataan Bunda hanya akan masuk kuping kanan dan keluar telinga kiri. Jangan pula mendramatisir larangan. Bila melakukan itu, ia tidak akan mampu mengenali mana yang larangan dan mana yang bukan.

4. Latih Rasa Tanggung Jawab

Contohnya, bila Si Buah Hati bermain-main dengan gelas minuman dan menumpahkannya dari atas meja, berikanlah kain lap, lalu mintalah ia membersihkan tumpahan tersebut.

Dengan cara ini Bunda tidak melarangnya bermain lebih lanjut. Namun melatihnya agar bertanggung jawab atas perbuatan yang ia lakukan.

5. Berikan Pilihan

Bunda bisa pula melarang Si Buah Hati dengan tidak menjawab “ya“ atau “tidak“. Tapi berikan dia pilihan lain dalam menjawab permintaannya. Misalnya, bila ia meminta permen. 

Bunda dapat menjawab permintaannya dengan menawarkan pilihan buah atau roti. Dengan begitu, ia akan belajar bahwa Bunda menolaknya secara tidak langsung, namun tetap positif.

6. Berikan Alasan

Cara melarang Si Buah Hati yang baik adalah dengan memberikan penjelasan mengapa permintaannya tidak dikabulkan. Walaupun ia belum dapat memahami sepenuhnya, ini merupakan suatu proses belajar dan melatih jalan pikirannya. 

Suatu contoh, ia merengek dan memukul-mukul meja ketika diajak makan di restoran. Jelaskan bahwa perilaku itu mengganggu orang di sekitarnya. Walaupun belum tentu ia mau menuruti perkataan Bunda, setidaknya ia mulai belajar memikirkan lingkungan sekitar dan mulai dilatih untuk bertoleransi terhadap orang lain.

7. Berkata “Tidak“ Bila Terpaksa

Dalam kondisi tertentu Bunda mungkin terpaksa harus berkata “tidak“, terutama bila cara-cara di atas tidak berhasil. Meski begitu, ucapan tersebut tidak boleh emosional namun harus tegas. Sehingga ia tahu bahwa larangan ini adalah serius. Bahasa tubuh Bunda juga penting agar ia tahu bahwa benar-benar dilarang.

8. Hindari Permintaan Si Buah Hati

Sebelum Si Buah Hati meminta sesuatu yang tidak mungkin dikabulkan, antisipasi! Misalnya Bunda tidak akan membelikan mainan di toko. Maka ketika melewati toko tersebut, alihkan perhatiannya dengan hal lain.

 Misalnya berkata, “Gambar di dinding itu bagus ya Dek." Sehingga ia tidak tergiur dan ingat untuk meminta membeli mainan.

Image Article
Cara Tepat Memberi Larangan ke Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Tepat Mengolah Daging Pendukung Menu Bergizi untuk Anak

Published date

Pada tahapan usia 1+, Si Buah Hati sudah mulai disarankan untuk menyantap aneka menu makanan keluarga. Selain menyajikan beragam rasa dan tekstur makanan, juga menyediakan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh bagi tumbuh kembang, menunjang proses belajar, dan perkembangan stimulasi kemampuan kognitifnya.

Salah satu menu makanan anak yang mulai bisa diperkenalkan adalah daging, berikut cara pengolahannya agar dapat dicerna dengan mudah.

Kandungan Nutrisi Daging Sapi

Menurut Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan RI, daging sapi memiliki kandungan protein, zat besi dan vitamin B12. Agar nutrisi daging sapi yang dikonsumsi oleh Si Buah Hati lebih maksimal sebagai makanan sehat untuk anak, pilihlah daging sapi yang sedikit kandungan lemaknya. Tujuannya agar saat dimasak lebih empuk dan Si Buah Hati lebih mudah memakannya.

Memanggang Daging

Tunjukkan cinta Bunda dengan menyajikan daging dengan cara dipanggang. Selain lezat, nutrisi di dalamnya tidak banyak menghilang. Caranya cukup mudah kok, panaskan oven terlebih dahulu, olesi loyang dengan minyak secukupnya (tipis saja) kemudian letakkan daging yang sudah dipotong-potong. Beri bumbu sesuai dengan keinginan lalu masukkan daging ke dalam oven dan panggang hingga kaldu yang keluar dari daging berubah menjadi bening.

Bunda, baca juga artikel ini Makanan Bergizi, Lezat Tanpa Digoreng

Waktu pemanggangan bervariasi tergantung pada ukuran daging, biasanya antara 20-60 menit. Variasikan daging panggang sebagai resep makanan sehat untuk anak dengan membuatnya sebagai isi sandwich, campuran salad, topping pizza, dan tambahkan pada tumisan sayur atau nasi goreng favoritnya.

Merebus

Merebus adalah salah satu cara memasak dengan memasukkan daging sapi ke dalam air mendidih dan memasaknya hingga empuk. Potong daging kecil-kecil untuk mempercepat proses pemasakannya. Hasilnya dapat digunakan untuk membuat sup, gulai, atau masakan berkuah lainnya. Simpan air sisa merebus sebagai kaldu yang membuat makanan sehat untuk anak buatan Bunda makin lezat dan bergizi.

Menumis

Daging dapat langsung dimasak bersama dengan campuran sayur-sayuran. Potong daging tipis-tipis untuk mempercepat proses pematangan dan mudah dicerna. Kombinasikan dengan sayuran favorit Si Buah Hati seperti wortel, buncis, atau brokoli. Tunjukkan aksi cerdas Bunda dengan menambahkan bihun, mi, dan pasta untuk variasi hidangan. Sedap!

Daging sapi memberikan kesempatan besar untuk mengolahnya menjadi aneka makanan lezat dan bergizi bagi Si Buah Hati. Selamat memasak!

Image Article
Tepat Mengolah Daging Pendukung Menu Bergizi untuk Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Trik Meredam Amarah Si Buah Hati

Published date

Kemarahan adalah salah satu bentuk emosi yang dirasakan semua manusia. Akan tetapi jika tidak dikendalikan, dapat menstimulasi agresifitas dan menyebabkan masalah fisiologis. 

Anak-anak yang berada pada tahapan usia prasekolah rentan bertindak agresif karena ketidakmampuannya membicarakan permasalahan yang sedang dihadapinya, akibat keterbatasan kemampuan bahasa.

Si Buah Hati perlu belajar bagaimana meredam amarah agar tidak mengganggu berjalannya proses belajar di sekolah, bermain, dan bereksplorasi bersama teman-teman, atau mengasah tumbuh kembang dalam keluarga. Gunakan trik berikut ini untuk membantu meredam amarah Si Buah Hati ya, Bunda:

1. Kenali Penyebab

Banyak hal yang bisa membuat Si Buah Hati marah, misalnya sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, tidak memahami pelajaran, atau kalah dalam pertandingan. 

Ajari ia untuk mengekspresikan kemarahannya dengan benar. Semakin membuka diri, semakin kecil kemungkinan terjadi tumpukan frustasi dan amarah. Dengarkan keluhannya dan minta untuk membicarakan masalahnya kapanpun ia merasa siap.

Ingatkan juga untuk tidak menyalurkan kemarahannya dengan merusak barang atau melukai diri sendiri, bahkan orang lain, karena tidak akan menyelesaikan masalah. Jika Si Buah Hati masih tertutup, jangan memaksanya ya, tapi tunjukkan cinta Bunda dengan memberi sedikit waktu dan jarak sampai ia kembali tenang dan siap melontarkan keluh kesahnya.

2. Ajari untuk Menenangkan Diri

Setiap anak perlu belajar bagaimana menenangkan emosinya sehingga membantu mengontrol perilakunya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan misalnya mengambil nafas dalam-dalam, berjalan-jalan di luar ruangan, menghabiskan waktu sendirian, berbicara dengan orang yang dipercaya, dan melakukan olahraga sebagai pelampiasan amarah seperti relaksasi, yoga, dan seni bela diri.

3. Berikan Bantuan Jika Diperlukan

Terkadang Si Buah Hati tidak tahu apa yang harus dilakukan jika mendapatkan masalah, yang kemudian menjadi frustasi dan berkembang menjadi amarah. Asah kemampuan penyelesaian masalah dengan membiarkannya mencari solusi terlebih dahulu, dan melibatkan diri jika diminta.

Apabila orang tua terbiasa menyelesaikan setiap masalah yang dialami anak-anak, maka mereka bisa jadi akan tumbuh menjadi pribadi yang manja, tidak bertanggung jawab, dan cenderung menyalahkan orang lain.

4. Waktu Tepat Mencari Bantuan Medis

Jika Bunda merasa kemarahan Si Buah Hati sudah di luar kendali dan mempengaruhi hubungannya dengan teman-teman dan keluarga, carilah bantuan dari dokter atau psikolog. 

Ahli-ahli kesehatan tersebut dapat membantu mengembangkan cara-cara untuk menyalurkan rasa marah dan frustasi dengan lebih baik, serta meningkatkan perilaku baiknya.

Diharapkan trik-trik di atas dapat membantu orang tua dalam meredam amarah Si Buah Hati dan mendapatkan solusi yang terbaik.

Untuk mendukung perkembangan emosional Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Trik Meredam Amarah Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Menu Bernutrisi untuk Jaga Kesehatan Saluran Cerna Si Buah Hati

Published date

Ketika anak tiba-tiba sakit perut, semangatnya untuk bereksplorasi bisa jadi menurun, Bunda. Padahal aktivitas ini penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang Si Buah Hati. Oleh sebab itu, cegah hal ini terjadi dengan memastikan kesehatan pencernaan Si Buah Hati tetap terjaga.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Saluran Cerna Si Buah Hati

Saluran cerna merupakan organ daya tahan tubuh terbesar, di mana terdapat sekitar 80% sel yang menghasilkan antibodi. Komponen ini berperan penting dalam sistem daya tahan tubuh Si Buah Hati. 

Menurut dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, antibodi di dalam saluran pencernaan berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh dari lingkungan luar. Dengan cara ini, tubuh dapat terlindungi dari mikroorganisme yang berisiko menyebabkan penyakit atau memicu timbulnya alergi.

Bagaimana Bila Anak Tiba-Tiba Sakit Perut?

Untuk membantu meringankan gejalanya, Bunda perlu memastikan Si Buah Hati cukup mendapatkan istirahat dan air minum. Selain itu, Bunda juga bisa mengompres bagian perutnya menggunakan handuk yang direndam air hangat untuk mengurangi rasa nyeri. 

Namun, bila timbul gejala lain seperti demam, muntah, kemerahan pada kulit, atau nyeri perut berkelanjutan, Bunda sebaiknya segera konsultasi ke tenaga kesehatan atau dokter. Ini merupakan cara mengatasi anak sakit perut yang paling disarankan.

Menu Bergizi Bantu Jaga Kesehatan Saluran Cerna Si Buah Hati

Salah satu cara mencegah gangguan pencernaan adalah dengan memberikannya asupan makanan sehat dan bergizi, di antaranya makanan yang mengandung probiotik dan serat. Berikut ini adalah beberapa inspirasi menu yang dapat Bunda berikan kepada Si Buah Hati untuk membantu menjaga kesehatan pencernaannya.

1. Oatmeal Saat Sarapan

Di pagi hari, Bunda bisa menyiapkan semangkuk oatmeal yang ditambahkan dengan yoghurt dan potongan buah pisang. Bakteri baik di dalam yoghurt dapat membantu menjaga kondisi saluran cerna senantiasa sehat dan mendukung daya tahan tubuh Si Buah Hati.

2. Potongan Tempe dalam Menu Makan Siang

Dalam menu makan siang Si Buah Hati, Bunda dapat memasukkan potongan tempe. Makanan fermentasi ini juga dikenal mengandung bakteri baik atau probiotik. Asupan probiotik yang dominan di dalam tubuh Si Buah Hati, dapat mendukung kesehatan pencernaannya.

3. Ikan Saat Makan Malam

Sumber protein seperti ikan dalam menu makan malam Si Buah Hati, dapat mendukung fungsi saluran cernanya. Sebab, protein ikan lebih mudah dicerna sehingga tidak membebani kerja organ pencernaan Si Buah Hati.   

4. Buah-buahan sebagai Camilan

Untuk menu camilan, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati beragam buah seperti apel, alpukat, dan pisang; atau agar-agar isi buah. Kandungan serat dalam makanan ini dapat membantu mencegah sembelit pada Si Buah Hati.   

Yuk, Bunda, bantu jaga kesehatan pencernaan Si Buah Hati dengan mencukupi asupan gizinya. Jangan sampai, anak tiba-tiba sakit perut dan menghalanginya untuk bereksplorasi. 

Lengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu pertumbuhan DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Diawali dari pencernaan yang sehat, Bunda dapat mendukung perlindungan kesehatannya saat ia aktif bereksplorasi.

Image Article
Cegah Agar Anak Tiba-Tiba Sakit Perut
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Saluran pencernaan
Quiz Answer 1 B
Jantung
Quiz Answer 1 C
Otak
Quiz Answer 1 D
Paru-paru
Quiz Answer 2 A
Membantu perkembangan otak
Quiz Answer 2 B
Mencegah demam
Quiz Answer 2 C
Mendukung kesehatan saluran cerna
Quiz Answer 2 D
Memperkuat daya tahan tubuh
Quiz Answer 3 A
Mencegah sembelit
Quiz Answer 3 B
Melancarkan peredarah darah
Quiz Answer 3 C
Dukung daya tahan tubuh
Quiz Answer 3 D
Meningkatkan kecerdasan otak
Quiz 1
Bagian organ Si Kecil yang merupakan sistem daya tahan tubuh terbesar adalah?
Quiz 3
Apa manfaat asupan serat bagi Si Kecil?
Quiz 2
Manfaat yoghurt bagi Si Kecil adalah?
Kunci Quiz 1
A
Kunci Quiz 2
C
Kunci Quiz 3
A

Mau Ajari Si Buah Hati Berpuasa? Cek Tipsnya di Sini!

Published date

Bunda, tidak terasa Ramadan semakin dekat. Kira-kira menurut pola asuh anak usia dini yang tepat, kapan ya waktu yang pas untuk ajarkan Si Buah Hati berpuasa? Puasa di bulan Ramadan memang belum wajib dijalani oleh Si Buah Hati. Meski begitu, tidak ada salahnya jika Bunda ingin mengenalkan Si Buah Hati untuk berpuasa. Asalkan, cara yang Bunda terapkan disesuaikan dengan kondisi Si Buah Hati.

Puasa di Masa Pertumbuhan

Terkadang, Si Buah Hati ingin ikut-ikutan berpuasa seperti Ayah dan Bunda. Padahal, ia masih dalam tahap pertumbuhan, dan saat puasa, kadar gula serta nutrisi dalam darah akan mengalami penurunan. Sedangkan, nutrisi tersebut sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan otak Si Buah Hati.

Tidak perlu khawatir, Bunda bisa mulai mengenalkan sekaligus melatih Si Buah Hati untuk berpuasa secara bertahap agar ia bisa menjalani ibadah puasa dengan baik ketika dewasa nanti. Dosen Rumpun Psikologi Sosial, UIN Sunan Gunung Djati Bandung,  Elisa K Dewi, MSi., menyatakan bahwa orang tua ternyata sudah bisa memperkenalkan kebiasaan puasa pada anak yang memasuki usia empat tahun.

Menurut dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A (K) dari RSCM, anak sudah boleh berpuasa ketika sudah benar mengetahui makna puasa. “Anak tiga tahun mungkin bisa diajarkan berpuasa, tetapi belum siap secara mental,” jelasnya. Baginya, usia paling ideal adalah ketika anak sudah duduk di bangku sekolah dasar, yakni 5-6 tahun. 

Kiat Mengajarkan Si Buah Hati Berpuasa

Berikut ini adalah beberapa pola asuh anak usia dini yang bisa Bunda terapkan untuk melatih Si Buah Hati berpuasa:

1. Sesuaikan dengan Kondisi Si Buah Hati

Mengajarkan puasa Si Buah Hati bertujuan agar ia terbiasa dengan kondisi tersebut. Namun, latihan puasa yang diajarkan harus disesuaikan dengan psikologisnya. Ayah dan Bunda sebaiknya tidak memaksakan bila Si Buah Hati merasa sudah tidak sanggup.

2. Buat Waktu Puasa yang Fleksibel

Latih dahulu Si Buah Hati berpuasa selama beberapa jam dalam beberapa hari. Semakin besar usia anak, maka rentang waktu berpuasanya bisa semakin diperpanjang secara bertahap.

3. Perhatikan Asupan Gizi & Waktu Tidur

Rentang usia 5-7 tahun adalah usia di mana Si Buah Hati bertumbuh dan berkembang, sehingga jumlah, jenis, dan pola makannya harus benar-benar Bunda perhatikan. Selain itu, karena harus bangun untuk sahur, Si Buah Hati juga harus mendapatkan istirahat yang cukup selama berpuasa. Jangan biarkan ia tidur terlalu malam dan ajaklah Si Buah Hati tidur siang untuk menggantikan waktu tidur yang terpotong.

4. Atur Menu & Pola Makan

Karena Si Buah Hati tidak terbiasa dengan pola makan sahur, buatkan ia menu sahur yang menarik agar lebih semangat ketika sahur. Perhatikan juga saat berbuka puasa, jangan sampai Si Buah Hati makan terlalu banyak agar terhindar dari sakit perut dan trauma berpuasa.

5. Lakukan Kegiatan Menarik Selama Berpuasa

Agar Si Buah Hati tidak mudah bosan dan selalu mengingat-ingat jam buka puasa, buatlah permainan seru pada jam-jam kritis di sore hari, asal jangan yang terlalu melelahkan, ya. Contohnya, menggambar, membaca cerita, atau membantu menyiapkan menu buka puasa keluarga. Kegiatan bersama keluarga, penting diterapkan sebagai salah satu pola asuh orang tua terhadap anak. Hal ini direkomendasikan oleh South University, AS, sebagai cara untuk membangun kekompakan antara orang tua dan anak, serta menjalin komunikasi yang baik. 

6. Berikan Hadiah

Bunda boleh memberikan hadiah agar Si Buah Hati termotivasi untuk berpuasa lagi keesokan harinya. Tidak harus dalam bentuk barang, Bunda bisa membuatkan menu sahur atau buka puasa favoritnya sebagai hadiah.

Nah, mengajarkan Si Buah Hati untuk berpuasa bisa menjadi salah satu pola asuh anak usia dini yang baik. Sebab, Bunda dapat mengajarinya untuk disiplin, menghargai makanan, dan juga rasa empati terhadap orang lain. Bagaimana Bunda, siap mengenalkan Si Buah Hati untuk berpuasa?

Image Article
Mau Mengajarkan Si Kecil Berpuasa? Cek Tipsnya di Sini!
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Panduan dan Manfaat Main Gadget untuk Anak Cerdas

Published date

Sebagai orang tua masa kini, Bunda dan Ayah pasti paham sekali beda anak sekarang dibandingkan zaman dulu. Kini mereka sungguh fasih memainkan gadget, bahkan eyangnya saja kalah. Malah mungkin Bunda dibuat terkejut-kejut dengan kecepatan belajar Si Buah Hati mempelajari smartphone. Bahkan beberapa anak memiliki ketertarikan besar terhadap gadget, hingga sulit lepas darinya.

Hal itu mungkin membuat Bunda cemas mengenalkan Si Buah Hati pada gadget. Namun menurut American Academy of Pediatrics (AAP) yang dikutip Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pati, anak-anak bisa aman dari dampak negatif meski lama bermain dengan gadget atau menonton TV. Asal Bunda dan Ayah menerapkan aturan, di antaranya:

Jangan melarang bermain gadget

Pada umumnya, orang tidak suka dilarang. Apalagi Si Buah Hati yang rasa ingin tahunya tengah memuncak. Bila saja Bunda melarangnya bermain gadget, bisa jadi ia akan tetap memainkannya sambil sembunyi-sembunyi. Karena itu, lebih baik Bunda dan Ayah mengizinkan ia bermain gadget asal sesuai dengan usianya.

Waktu main

Si Buah Hati bisa menjadi terobsesi atau kecanduan akan gadget karena waktu bermainnya yang terlalu panjang. Di usia 5 tahun, sebaiknya Bunda dan Ayah membatasinya bermain smartphone, laptop, atau tablet, selama satu jam sehari saja. Dengan begitu, ia tidak berlarut-laruh di depan layar gadget dan memiliki waktu untuk melakukan permainan fisik.

Mendampingi Si Buah Hati bermain gadget

Agar tak kebablasan, sebaiknya Bunda atau Ayah mendampingi Si Buah Hati kala bermain gadget. Selain untuk memantau pilihan permainannya, hal ini bisa memperkuat ikatan antara orangtua dan anak. Sehingga terjalin komunikasi yang baik antara keduanya.

Lalu apa saja manfaat bermain gadget untuk Si Buah Hati. Menurut Derry Iswidharmanjaya dalam buku Bila Si Kecil Bermain Gadget, setidaknya ada enam keuntungan:

1. Merangsang Si Buah Hati mengikuti perkembangan teknologi

Bila Si Buah Hati mempunyai minat terhadap pemrograman atau internet, bermain gadget bisa menjadi awal perkenalannya dengan dunia itu. Selain itu, ia juga bisa lebih mengikuti perkembangan teknologi dan tidak gagap teknologi di kemudian hari. 

2. Mengasah kemampuan berbahasa

Ketika bermain gadget, Si Buah Hati akan menemukan berbagai bahasa baru. Apalagi kebanyakan game menggunakan instruksi dalam bahasa asing, seperti Inggris. Di momen inilah ia akan mempelajari dan menyerap bahasa baru. Dengan dampingan Bunda dan Ayah, ia bisa mengembangkan kecerdasan bahasanya melalui game.

3. Mengurangi stres

Dalam game, biasanya Si Buah Hati tidak hanya bermain saja. Ia juga mendengarkan musik dari permainan itu. Dalam tahapan ini, otaknya pun mengalami relaksasi. Hingga mampu mengurangi stres setelah lelah belajar.

Image Article
Panduan dan Manfaat Main Gadget untuk Anak Cerdas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Hindari Tersesat, Biasakan Si Buah Hati Belajar Membaca Petunjuk Arah

Published date

Bunda sering mengajak Si Buah Hati berpetualang dengan bermain dan bereksplorasi di alam bebas? Mungkin ini saat yang tepat untuk mengajarkannya keahlian membaca peta. 

Selain menghindarkannya dari risiko tersesat saat bepergian, memahami peta dapat menstimulasi proses belajarnya dengan meningkatkan kemampuan memahami gambar. Simak trik-trik berikut untuk mengajarkan peta sejak dini.

1. Latih dengan Menggambar Peta

Kebanyakan anak-anak yang berada pada tahapan usia 5+ mempelajari hal baru menggunakan kemampuan visual, ketimbang menghafal. Bunda dapat melatih kemampuan Si Buah Hati memahami peta, dengan menunjukkan dan memintanya menggambar peta sesuai dengan ingatannya. 

Jika merasa kesulitan, bantulah dengan memberikan sedikit petunjuk tentang apa yang harus ditambahkan. Bunda mungkin akan terkejut pada kekuatan kemampuan memori dan atensinya.

2. Berikan Penjelasan dengan Bahasa Sederhana

Jelaskan kepada Si Buah Hati tentang cara menggunakan peta dan tunjukkan beberapa jenis peta untuk membedakannya, misalnya peta topografi, kota, atau negara. Dukung stimulasinya untuk membuat daftar informasi apa saja yang bisa didapatkan dari peta tersebut, seperti arah, batas daerah, dan adanya bangunan-bangunan penting. 

Bunda dapat menstimulasinya dengan memberikan contoh kasus, sesuai dengan yang disarankan oleh Jenny Parma untuk edutopia.org. Tanyakan arah mana yang akan diambil jika ingin pergi ke suatu daerah atau jalan tersingkat yang dapat ditempuh untuk menuju ke tempat tertentu.

3. Bersabar dalam Melatihnya

Membaca peta memang bukan hal yang mudah, oleh karena itu dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan orangtua dalam mengajarkannya pada Si Buah Hati. Untuk memudahkan proses tersebut, latih dalam medan yang sesungguhnya. 

Jika dia melakukan kesalahan-kesalahan kecil tidak perlu terlalu mengungkitnya, tapi dukung eksplorasinya agar tidak mudah menyerah. Puji juga aksi cerdasnya dalam keberhasilannya membaca peta.

Ajarkan Si Buah Hati untuk memahami pentingnya membaca peta, terutama jika bepergian ke alam bebas. Tidak begitu sulit bukan? Maka dari itu segera diaplikasikan, yuk! Agar Si Buah Hati semakin percaya diri dalam bereksplorasi.

Dukung eksplorasi Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Hindari Tersesat, Biasakan Si Kecil Belajar Membaca Petunjuk Arah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off