1-3 Tahun

Product Name
Dancow 1+ Imunutri

Pentingnya Toddler Minum Susu Sebagai Asupan Nutrisi Tambahan

Published date

Si Buah Hati sudah semakin besar! Kini, ia telah memasuki usia satu tahun. Seiring pertambahan usianya, makin bertambah juga kebutuhan gizinya. Untuk memastikan Si Buah Hati mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, tentu Bunda perlu menyiapkannya menu bergizi seimbang.

Pertanyaannya, apakah makanan yang Bunda sajikan sudah mencukupi kebutuhan hariannya? Apakah Si Buah Hati butuh asupan nutrisi tambahan, seperti susu anak usia toddler? Temukan jawabannya di bawah ini, Bunda.

Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Anak Usia Toddler

Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, setelah menginjak usia satu tahun, anak membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dari sebelumnya. Misalnya, kebutuhan akan energi dan zat besi, yang penting untuk mendukung kegiatan aktif Si Buah Hati.

Kebutuhan energi anak satu tahun adalah sekitar 1.125 kkal tiap harinya. Jika asupan energi dalam tubuh Si Buah Hati tidak mencukupi kebutuhannya, maka energi akan diambil dari cadangan lemak. Hal ini dapat menyebabkan pertambahan berat badannya terhambat atau memiliki bobot tubuh di bawah angka ideal.

Sedangkan, bila kebutuhan zat besi Si Buah Hati tidak tercukupi, ia berisiko terkena anemia karena produksi sel darah merahnya sedikit. Untuk mencegah hal ini terjadi, Bunda mesti memenuhi kebutuhan asupan zat besi Si Buah Hati yang berusia satu tahun. Jumlahnya, sekitar 7 mg per hari.

Sumber Nutrisi Tambahan untuk Anak Usia Toddler

Bagaimana caranya memenuhi kebutuhan gizi Si Buah Hati yang sudah menginjak usia satu tahun? Bunda perlu membuatkan menu makan anak toddler dengan kandungan nutrisi yang seimbang.

Sebagai gambaran, Bunda dapat memberikan Si Buah Hati daging yang dicincang halus atau telur sebagai sumber protein, kacang-kacangan dan sayuran hijau sebagai sumber zat besi, sayur dan buah berwarna kuning atau oranye sebagai sumber vitamin A dan C; serealia, susu, dan umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat.

Di antara waktu makan, Bunda dapat memberikan asupan gizi tambahan Si Buah Hati dengan memberikan snack yang sehat. Sebagai alternatif menu sehat, Bunda dapat memberikannya beragam sayur dan buah. 

Menurut informasi dari situs lembaga kesehatan Australia, Better Health Channel, Bunda direkomendasikan memberikan Si Buah Hati sayuran beraneka warna supaya dapat membantu melengkapi asupan nutrisinya. 

Selain itu, warna campuran hijau, kuning, oranye, dan merah, juga dapat membuat menu makanan terlihat menarik sehingga Si Buah Hati mau melahapnya!

Tips Pemberian Makan Si Buah Hati

Berdasarkan informasi dari situs Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, berikut ini adalah tips memberikan makan anak usia 12-24 bulan:

  • Buatkan makanan seperti yang dikonsumsi oleh Ayah dan Bunda, namun sebaiknya hindari penggunaan penyedap rasa.
  • Gunakan buah dan sayuran segar, dan hindari menyajikan makanan kaleng atau kemasan yang dikhawatirkan mengandung pengawet.
  • Hindari memberikan makanan yang berbumbu tajam, pedas, terlalu asam, atau berlemak, karena berisiko mengganggu kesehatan organ pencernaan.
  • Siapkan finger snack atau makanan yang bisa digenggam seperti biskuit, potongan buah atau sayuran rebus. Jenis makanan ini sekaligus melatih keterampilan Si Buah Hati dalam menggenggam makanan dan memasukannya ke mulut.

Dari informasi di atas, Bunda sudah mengetahui bahwa pemenuhan nutrisi itu penting untuk tumbuh kembang Si Buah Hati. Untuk mendukung pemenuhan nutrisi Si Buah Hati, Bunda dapat memberikannya susu pertumbuhan. 

Sebab, susu pertumbuhan merupakan sumber nutrisi tambahan yang mengandung protein, vitamin, kalsium, dan energi.

DANCOW 1+ Nutritods merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Dengan membantu mencukupi kebutuhan gizi Si Buah Hati, Bunda juga dapat mendukung perlindungan kesehatannya. Jadi, Bunda tak perlu was-was lagi saat Si Buah Hati ingin bereksplorasi.

Yuk Bunda, bantu cukupi asupan nutrisi Si Buah Hati dengan memasukkan susu anak toddler ke dalam menu hariannya!

Image Article
Susu Anak 1 Tahun Dukung Tumbuh Kembang Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
4 mg
Quiz Answer 1 B
7 mg
Quiz Answer 1 C
17 mg
Quiz Answer 1 D
27 mg
Quiz Answer 2 A
Daging cincang dan telur
Quiz Answer 2 B
Sayur dan buah berwarna kuning atau oranye
Quiz Answer 2 C
Kacang-kacangan dan sayuran hijau
Quiz Answer 2 D
Serealia dan umbi-umbian
Quiz Answer 3 A
Penyedap rasa
Quiz Answer 3 B
Pengawet
Quiz Answer 3 C
Makanan berbumbu tajam
Quiz Answer 3 D
Semua benar
Quiz 1
Jumlah asupan zat besi yang dibutuhkan Si Kecil setiap hari?
Quiz 3
Hal-hal yang sebaiknya dihindari saat memberikan makan anak usia 12-24 bulan?
Quiz 2
Bahan makanan sumber zat besi?
Kunci Quiz 1
B
Kunci Quiz 2
C
Kunci Quiz 3
C

3 Bekal Atasi Mabuk Perjalanan pada Si Buah Hati!

Published date

Musim liburan sudah di depan mata. Saatnya Ayah dan Bunda bersiap mengajak Si Buah Hati untuk berlibur bersama! Nah, liburan bersama anak memang butuh persiapan ekstra. 

Saat di perjalanan misalnya, bisa jadi ia merengek karena mabuk perjalanan. Apa sih sebenarnya yang menyebabkan anak muntah dan sakit perut di perjalanan? Bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Anak Mabuk di Perjalanan

Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada bagian otak saat menerima informasi yang saling bertentangan dari telinga bagian dalam, mata, dan saraf. Contohnya adalah saat Si Buah Hati membaca buku di dalam mobil, atau duduk di kursi belakang yang cenderung rendah dan tidak dapat melihat ke luar jendela. 

Akibatnya, Si Buah Hati bisa mengalami keringat dingin, kelelahan, sakit perut, hingga muntah.

Siapkan Bekal Anti Mabuk Perjalanan

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh University of Maryland Medical Center, Amerika Serikat, saat Si Buah Hati mabuk di perjalanan, makanan tertentu dapat membantu mengurangi gejalanya dan membuat perut terasa lebih nyaman. 

Agar perjalanan bebas dari drama anak muntah dan sakit perut , Bunda dapat membawa beberapa bekal makanan berikut ini.

1. Kue Jahe

Jahe dikenal dapat membantu meringankan perut yang sakit. Bunda dapat menyiapkan kue jahe atau minuman teh jahe hangat dengan tambahan jeruk nipis dan madu sebagai bekal di jalan untuk Si Buah Hati. 

Mengonsumsi jahe satu jam sebelum melakukan perjalanan juga dapat mencegah timbulnya gejala mabuk perjalanan.

2. Biskuit

Makan dua atau tiga biskuit saat merasa mual ternyata dapat meredakan rasa mual, Bunda. Phyllis A. Balch, nutritionist dari Amerika Serikat, menyarankan untuk mengonsumsi beberapa biskuit sebelum melakukan perjalanan, terutama biskuit gandum. 

Sebab, gandum dapat mengurangi jumlah air liur di mulut yang dapat mengurangi rasa mual serta sakit perut.

3. Jus Lemon

Minuman lemon yang segar juga dapat meredakan mual dan muntah, karena mengandung nutrisi yang dapat membuat perut terasa nyaman. Jadi, jangan lupa sediakan minuman lemon untuk mencegah anak sakit perut dan muntah selama perjalanan liburan.

Berapa makanan dan minuman di atas dapat membantu meringankan dan mencegah gejala mabuk perjalanan pada Si Buah Hati. Namun, Bunda juga perlu memastikan kesehatan pencernaannya tetap terjaga dengan memberikan asupan yang mengandung probiotik atau bakteri baik. 

Coba Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Jika saluran cerna dalam keadaan sehat, perjalanan pun jadi semakin menyenangkan karena masalah anak muntah dan sakit perut dapat dicegah. Dengan begitu, ia bisa mengeksplorasi apa yang ada di sekitarnya. 

Image Article
Kiat Cegah Anak Muntah dan Sakit Perut Akibat Mabuk Perjalanan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Kue jahe
Quiz Answer 1 B
Biskuit gandum
Quiz Answer 1 C
Jus lemon
Quiz Answer 1 D
Semua benar
Quiz Answer 2 A
Menambah fokus
Quiz Answer 2 B
Meredakan mual dan muntah
Quiz Answer 2 C
Membuat tidur lebih nyenyak
Quiz Answer 2 D
Meringangkan sakit kepala
Quiz Answer 3 A
Membaca buku
Quiz Answer 3 B
Tidur
Quiz Answer 3 C
Makan
Quiz Answer 3 D
Minum
Quiz 1
Makanan yang dapat meringankan gejala mual di perjalanan adalah?
Quiz 3
Kegiatan yang dapat memicu Si Kecil mual di perjalanan?
Quiz 2
Manfaat jus lemon bagi Si Kecil di perjalanan liburan?
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
A

Cara Mengatasi Anak Tantrum yang Perlu Bunda Ketahui

Published date

Tantrum adalah hal yang umum terjadi pada anak usia 1 hingga 3 tahun. Pada usia tersebut. kemampuan Si Buah Hati mengkomunikasikan keinginan dan perasaan masih terbatas. Jadi, tantrum adalah cara anak kecil untuk mengekspresikan emosinya, sekaligus berupaya memahami dan mengendalikan situasi di sekitarnya.1 Nah, Bunda butuh cara mengatasi anak tantrum? Yuk, kita bahas di artikel ini:

Apa Penyebab Anak tantrum?

Sebelum membahas cara mengatasi anak tantrum, Bunda harus mengetahui lebih penyebab anak tantrum dan jenis tantrum pada anak. Ada tiga jenis tantrum yang bisa ditunjukkan oleh anak, yaitu:

1. Tantrum manipulatif yang ditunjukkan saat anak tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Tantrum frustrasti verbal yang disebabkan anak tahu apa yang diinginkan tapi tidak tahu cara mengkomunikasikannya pada orang lain. 
3. Tantrum tempramental atau juga dikenal dengan temper tantrum, ketika rasa frustrasi anak sangat tinggi dan sulit mengendalikannya.2

Menurut Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., tantrum atau temper tantrum adalah luapan atau ledakan emosi anak yang sulit dikendalikan, biasanya berkaitan dengan keinginan yang tidak terpenuhi dan terjadi dalam situasi atau kondisi tertentu yang membuat anak tidak nyaman misalnya sedang mengantuk, lelah atau frustrasi.

Penyebab anak tantrum bisa dipicu oleh berbagai hal, seperti berikut:

● Frustrasi
● Menginginkan perhatian
● Menginginkan sesuatu (seperti hadiah atau mainan)
● Menghindari melakukan sesuatu (seperti membereskan mainan atau meninggalkan ruangan)
● Kelaparan
● Kelelahan

Salah satu penyebab utama anak tantrum adalah konflik dalam diri mereka sendiri. Di satu sisi, mereka ingin mandiri, namun di sisi lain masih sangat membutuhkan perhatian orang tua. Ditambah lagi, mereka belum memiliki kemampuan untuk mengatasi emosi yang kuat atau kekecewaan dengan baik. Karena keterbatasan kemampuan berbahasa, mereka akhirnya meluapkan emosi tersebut melalui amukan. Hal ini bisa berupa frustasi, keinginan untuk mendapatkan perhatian, atau barang tertentu, menghindari kewajiban, rasa lapar, atau lelah.3

Meski tampak mengkhawatirkan, temper tantrum sesungguhnya masih tergolong normal karena merupakan bagian dari proses perkembangan. Anak-anak usia toddler biasanya rawan mengalami tantrum. Sebagai periode dari perkembangan, tantrum diharapkan berakhir ketika memasuki usia sekolah di mana kemampuan bahasanya sudah lebih mahir sehingga dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi lebih baik.

Cara Mengatasi Anak Tantrum

Bagi orang tua, menghadapi anak tantrum bisa menjadi situasi yang menegangkan dan membingungkan. Namun, jangan khawatir ada beberapa cara mengendalikan anak tantrum yang bisa Bunda coba. Berikut cara mengatasi anak tantrum secara efektif:

1. Tetaplah Berkepala Dingin

Ketika Si Buah Hati tantrum, dia tidak akan bisa mendengarkan alasan. Ia akan memberikan respons, secara negatif, terhadap teriakan ataupun ancaman Bunda. Semakin Bunda berteriak untuk memintanya berhenti, ia akan semakin berperilaku “liar”.

Karenanya, berhentilah berteriak dan cobalah untuk hanya duduk dan tetap berada di sampingnya sembari menunggu Si Buah Hati selesai menumpahkan kemurkaannya. Peluk  anak jika dia mulai menyakiti dirinya atau orang lain misalnya memukul atau membenturkan kepala. Jangan berpikir untuk meninggalkannya karena malah akan membuat Si Buah Hati tambah frustasi karena merasa ketakutan.

Jika Bunda mulai terpancing emosi, disarankan untuk secara tenang meninggalkan ruangan selama beberapa menit. Namun, Si Buah Hati masih dapat melihat Bunda atau ada orang lain (ayah atau pengasuh) yang menjaganya dan kembali setelah Si Buah Hati berhenti menangis. Dengan tetap tenang, Bunda juga sebenarnya tengah membantunya untuk tenang kembali.

2. Jangan Lupa Posisi Sebagai Ibu

Bunda mungkin sangat tergoda untuk menyerah demi menghentikan tantrumnya, tapi cobalah untuk tidak merasa khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain. Percayalah, semua orang tua pernah mengalaminya.

Apabila Bunda menyerah mengikuti yang ia mau karena khawatir apa yang orang lain pikirkan, itu hanya akan mengajari toddler bahwa tantrum adalah cara yang baik untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Nantinya akan menjadi pondasi timbulnya konflik di masa mendatang. Daya tawar Bunda yang lemah, inilah yang ia butuhkan dari Bunda yang tidak bisa menguasai keadaan.

Jika Bunda tengah berada di tempat umum, tempat yang biasanya disukai anak untuk bersikap tantrum, bersiaplah untuk membawa pergi Si Buah Hati ke tempat yang lebih tenang atau sepi sampai ia tenang kembali.

3. Bicarakan Kemarahan Anak

Setelah “badai” menghilang, duduklah di samping Si Buah Hati dan ajak ia bicara soal apa yang tadi terjadi. Diskusikan tantrum dalam istilah yang sangat sederhana dan cobalah untuk memahami rasa frustrasi Si Buah Hati.

Bantu ia mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata, seperti, “Kamu sangat marah karena Bunda tadi tidak membelikan mainan yang Adek minta”. Biarkan ia melihat bahwa setelah mengekspresikan dirinya lewat kata-kata, dia akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Setelah itu katakan sambil tersenyum, “Bunda minta maaf karena tadi Bunda tidak mengerti apa yang kamu rasakan. Nah sekarang setelah kamu tidak menjerit lagi, Bunda bisa mengerti dengan baik apa yang kamu inginkan.” Jelaskan juga mengapa dia tidak bisa dapatkan apa yang ia mau dan kapan dia bisa mendapatkannya.

4. Biarkan Si Buah Hati Tahu Bunda Menyayanginya

Setelah Si Buah Hati tenang dan Bunda punya kesempatan untuk berbicara dengannya soal tantrumnya, berikan ia pelukan singkat dan katakan kepadanya bahwa Bunda menyayanginya.

Penting bagi toddler untuk tahu, meski Bunda menolak membeli mainan, namun Bunda tetap sayang padanya. Pelukan adalah hadiah Bunda untuk Si Buah Hati yang berhasil menenangkan diri dan berbicara soal apa yang ia rasakan kepada Bunda.

Baca Juga: Berapa Takaran Susu Dancow yang Tepat? Cek di Sini!

5. Alihkan Perhatiannya

Karena anak memiliki rentang fokus yang pendek, mengalihkan perhatian mereka adalah cara mengatasi anak tantrum yang jitu. Bunda bisa menawarkan pengganti barang yang tidak bisa mereka dapatkan, atau memulai aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang membuat mereka frustrasi atau dilarang.

Membawa mereka masuk atau keluar ruangan juga bisa menjadi cara efektif untuk mengubah suasana. Selain itu, alihkan perhatian mereka dengan mengajak mereka melihat sesuatu yang menarik di luar jendela, misalnya kucing. Gunakan nada bicara yang terkejut dan penuh semangat untuk menarik fokus anak Bunda.

Namun penting diingat, jangan menyerah pada keinginan mereka saat tantrum. Hal itu hanya membuat Si Buah Hati berpikir itulah cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.4

6. Cobalah Prediksi Pemicu Tantrum Si Buah Hati

Menemukan penyebab anak tantrum adalah langkah penting. Si Buah Hati mungkin saja kelelahan atau lapar, sehingga solusinya bisa jadi sederhana seperti mengajak makan atau istirahat. Namun, tantrum juga bisa dipicu oleh rasa frustrasi atau cemburu, misalnya terhadap anak lain. Pada saat-saat seperti ini, meskipun perilaku mereka mungkin tidak menyenangkan, sebenarnya mereka justru membutuhkan waktu, perhatian, dan kasih sayang Bunda.5

Ingat-ingatlah situasi mana yang membuat toddler kerap tantrum dan buatlah rencana untuk menghindarinya. Jika ia merasa marah saat lapar, bawalah camilan untuknya. Bila dia jadi jengkel di petang hari, selesaikan pekerjaan Bunda pada pagi hari.

Semakin hari, toddler akan semakin mandiri, jadi tawarkan ia pilihan kapan pun hal tersebut memungkinkan. Tak ada yang suka disuruh-suruh untuk melakukan sesuatu sepanjang waktu. Mengatakan, “Adek mau sup jagung atau wortel?” daripada “Makan dong sup jagungnya!” akan membuat toddler merasa memiliki kontrol dan mengurangi frustasinya.

Monitor seberapa sering orang tua mengatakan “tidak”. Jika orang tua melakukan hal itu secara rutin, orang tua mungkin sudah menanamkan sumber stres yang tidak perlu untuk orang tua dan anak. Cobalah untuk lebih santai dan belajar bernegosiasi dengan anak untuk hal-hal yang memang boleh dan pantas dilakukan.

7.  Waspadalah Terhadap Gejala Stres

Meski tantrum adalah hal yang sangat wajar dalam kehidupan batita, Bunda sebaiknya tetap waspada dan mencari sumber masalah yang mungkin menjadi penyebabnya. Apakah telah terjadi pergolakan di tengah keluarga?

Apakah Bunda atau Ayah tengah menjalani masa yang super sibuk dan penuh gangguan? Apakah orang tua tengah tertekan, baik oleh pekerjaan atau hal lain? Semua hal tadi dapat mendorong terjadinya tantrum pada anak.

Jika tantrum Si Buah Hati terjadi terlalu sering atau terlalu intens (atau dia menyakiti dirinya sendiri atau orang lain), carilah bantuan. Di pemeriksaan rutin anak, dokter/psikolog biasanya akan mendiskusikan tumbuh kembang Si Buah Hati.

Selain itu, konsultasikan ke dokter  jika Si Buah Hati mengalami breath-holding spell (keadaan menahan napas dan tidak bersuara dalam hitungan 5-10 detik, kemudian menangis keras lagi) saat ia marah yang membuat Bunda merasa takut. Seiring perkembangan kemampuan mengendalikan diri, seharusnya tantrum pada anak berangsur berkurang. Umumnya, frekuensi tantrum pada anak akan menurun di usia 3 setengah tahun.

Namun, jika tantrum anak disertai dengan tindakan melukai diri sendiri atau orang lain, menahan napas hingga pingsan, atau justru semakin parah setelah usia 4 tahun, sebaiknya konsultasikan hal ini dengan dokter anak Bunda. Dokter mungkin perlu menyelidiki kemungkinan adanya masalah fisik atau psikologis yang memicu tantrum tersebut.6

Itulah cara mengatasi anak tantrum yang bisa Bunda terapkan. Semoga Bunda berhasil mengatasinya, dan ingat, penanganan yang tepat akan membuat temper tantrum menghilang pada waktunya. Good luck!

 

 

Sumber:

  1. Tantrums: why they happen & how to respond - Raising Children Network. Retrieved May 27 2024, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/crying-tantrums/tantrums
  2. Tri Nola Mulfiani, & Rakimahwati Rakimahwati. (2023). Case Study of Tantrum Behavior in Early Childhood. Al-Ishlah, 15(3), 3327–3333. https://doi.org/10.35445/alishlah.v15i3.4173
  3. Temper Tantrums: What They Are, How To Handle & Possibly Prevent Them - Cleveland Clinic. Retrieved May 27 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/14406-temper-tantrums
  4. Toddler tantrums: the facts and how to cope | Baby & toddler articles & support - NCT. Retrieved May 27 2024, from https://www.nct.org.uk/baby-toddler/toddler-tantrums-and-tricky-behaviour/toddler-tantrums-facts-and-how-cope
  5. Temper tantrums - NHS. Retrieved May 27 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/behaviour/temper-tantrums/
  6. Temper tantrums in toddlers: How to keep the peace - Mayo Clinic. Retrieved May 27 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/tantrum/art-20047845
Image Article
Tips  Mengatasi Anak Tantrum
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mendidik Anak dalam Membatasi Penggunaan Gadget

Published date

Perkembangan teknologi membuat Si Buah Hati ikut merasakan dampaknya. Itu karena anak-anak kelahiran 2011 dan setelahnya yang disebut Generasi Alfa (Gen A) merupakan digital native murni atau anak-anak yang sudah kenal perangkat digital bahkan sejak baru lahir.

Perhatikan saja, tanpa kita ajari dengan susah payah, Si Buah Hati sekarang sudah pandai menggeser layar sentuh pada ponsel Bunda. Alhasil, teknologi digital melekat pada anak Gen A bagaikan sesuatu yang alami meskipun orangtua berusaha memberi batasan.  Tidak heran,  pembatasan penggunaan gadget pada Si Buah Hati menjadi perkara yang tidak mudah. Ditambah, Bunda dan Ayah sendiri adalah para pengguna gadget yang cukup intens.

Satu hal yang perlu diketahui, para pakar perkembangan anak telah bersepakat, tontonan di layar (termasuk gadget dan televisi) sebaiknya tidak diberikan kepada Si Buah Hati sebelum usianya dua tahun. Anjuran ini disepakati oleh lembaga yang menjadi acuan para pakar kesehatan anak di Amerika Serikat yaitu American Academy of Pediatrics yang juga diakui dunia.  

Alasan di Balik Pembatasan

Adisti F. Soegoto, MPsi, Psikolog menjelaskan alasannya, “Terlalu banyak menyaksikan tontonan di layar dan main  gadget di usia dini akan membuat rentang atensi atau perhatian Si Buah Hati menjadi rendah. Saat melihat film di layar, gambar akan berubah sangat cepat. Sebelum fokus Si Buah Hati pada satu objek tercapai, objek tersebut akan berganti dengan objek lain, begitu seterusnya. Akibatnya, anak jadi tidak terlatih memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu lama.”

Dua tahun tidak berakrab-akrab dengan gadget dan televisi, menurut Adisti, tujuannya untuk mengajak Si Buah Hati bereksplorasi langsung dan mendapatkan stimulasi yang tepat.  Hal ini akan sulit dilakukan jika Si Buah Hati terlanjur akrab dengan gadget dan televisi.

Bayangkan saja, mengenalkan cerita dari buku yang gambarnya statis pasti akan lebih sulit daripada mengenalkan tayangan video yang bergerak cepat. Padahal, rentang perhatian Si Buah Hati harus terus dilatih agar di masa belajar nanti ia harus mampu berkonsentrasi.  Selain latihan berkonsentrasi, melalui eksplorasi dan stimulasi langsung, Si Buah Hati juga berkesempatan mengembangkan kemampuan motorik, emosi-sosial,  bahasa, dan logika-matematika. Berbagai kemampuan ini bahkan harus terus dilatih meski usia Si Buah Hati telah melewati 2 tahun.

Baca jugaPanduan dan Manfaat Main Gadget untuk Anak Cerdas

Penerapan Aturan

Meski sulit menjauhkan Si Buah Hati dari gadget sama sekali, Bunda dan Ayah tetap perlu menerapkan aturan yang jelas. Setelah Si Buah Hati memasuki usia dua tahun, Academy of Pediatrics mengatakan perlunya membatasi aktivitas anak dengan gadget dan televisi dalam sehari, yaitu maksimal 2 jam saja.

Adisti merekomendasikan, waktu 1 atau 2 jam itu sebaiknya dipakai dalam beberapa pembagian waktu, tidak langsung dalam waktu lama. Waspadai segera jika Si Buah Hati mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan gadget. Yang paling jelas adalah anak rewel dan marah ketika tidak ada gadget di dekatnya.

Selain untuk mencegah anak kecanduan gadget, pembatasan waktu ini juga bertujuan memberikan waktu kepada Si Buah Hati untuk melakukan kegiatan lain yang bermanfaat misalnya bersosialisasi. Kuncinya, dalam pembatasan pemakaian gadget, Bunda dan Ayah juga perlu memberlakukan pada diri sendiri dengan konsisten. Menurut Adisti, “Untuk mencegah kecanduan gadget, orangtua harus menjadi  contoh. Jangan melarang anak untuk main gadget, tapi orangtua sendiri matanya tidak pernah lepas dari gadget.”

Tidak hanya memberi contoh, Bunda dan Ayah juga perlu memberikan alternatif kegiatan lainnya yang dapat menggantikan waktu bermain dengan gadget. Bermain permainan sederhana dengan Si Buah Hati dapat menjadi hal yang membuat anak lupa dengan asyiknya bermain gadget.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Image Article
Cara Mendidik Anak dalam Membatasi Penggunaan Gadget
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Gaya Orang Tua Milenial Mendidik Generasi Masa Depan

Published date

Anak adalah milik masa depan, tetapi seperti apa kualitas seorang anak dalam menyongsong dan mengisi  masa depannya sangatlah ditentukan oleh pola asuh yang menempanya.

Zaman boleh berganti, tetapi menurut Psikolog Anastasia Satryo, M.Psi pola asuh demokratis tetap yang terbaik di antara pola asuh serba membolehkan dan pola asuh ketat (serba tidak boleh). “Pola asuh itu ibarat pagar bagi anak. Pola asuh demokratis jika diibaratkan sebagai pagar adalah pagar kuat yang terbuat spons tebal. Dalam batasan pagar spons ini, anak bisa bebas bereksplorasi dengan aman dan nyaman, tetapi tetap  terkendali  dalam batasan tanpa harus merasa tersakiti karena yang dibenturnya adalah pagar spons empuk. Itulah pola asuh tegas tapi penuh kasih sayang. Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi dan berkomunikasi hangat dalam batasan yang justru mendorongnya menjadi pribadi bertanggung jawab,” urai Anastasia.

Dengan kata lain, pola asuh terbaik adalah pola asuh yang pas atau sesuai situasi dan kondisi Si Buah Hati. Meskipun sama-sama berpola demokratis,  bentuk pengasuhan pada masing-masing anak boleh jadi sangat berbeda. Itu karena faktor lingkungan, budaya, kebiasaan, karakter anak, dan karakter orangtua turut memberi pengaruh. “Boleh jadi anak yang satu menganggap dicintai itu kalau orangtua sering memeluk dan membelainya, tapi anak lain merasa dicintai karena ia selalu ditemani bermain oleh Bunda dan Ayahnya,” ungkap Anas. Jadi, pola asuh yang pas akan menyesuaikan dengan karakter dan kebutuhan Si Buah Hati.

Agar penerapannya pas, dalam mengasuh Si Buah Hati, perhatikan hal-hal berikut ini:

Temperamen anak

Inilah 3 temperamen utama yang muncul di setiap generasi sejak usia kanak-kanak:

  1. Easy Child

Inilah anak bertemperamen mudah. Ciri-cirinya, anak ini sangat kooperatif dan cenderung periang. Kemampuan adaptasinya pun sangat tinggi, gampang bergaul dengan orang yang baru dikenal baik sebaya ataupun tidak.

  1. Si Mesin Diesel

Anak seperti ini sebetulnya menyenangkan dan cukup kooperatif, tetapi untuk bisa seperti itu di lingkungan yang baru, ia butuh waktu alias lama panasnya seperti mesin diesel. Anak perlu melakukan pengamatan dulu siapa yang hadir dan bagaimana situasinya sebelum berbaur atau beraksi.

  1. Difficult Child

Anak ini berkarakter agak sulit dalam arti tidak mudah puas, tidak mudah ditenangkan, dan cenderung sensitif. Akibatnya, ia sulit beradaptasi dengan orang dan lingkungan baru.

Contoh penerapannya, “Misal, saat hendak berkunjung ke tempat baru, bagi si easy child orangtua hanya perlu mengatakan tempat yang akan dituju, seperti apa suasananya, dan apa yang akan dilakukan di sana. Bagi si mesin diesel, orangtua perlu menjelaskan lebih jauh di mana letak tempat yang akan dituju, seperti apa gambarannya, permainan apa yang dapat dimainkan di sana. Nah, bagi si difficult child, orangtua harus menjelaskannya ekstra detail lagi. Ia perlu tahu siapa saja yang akan ia temui di sana dan apakah ia akan senang atau tidak saat berada di sana,” ungkap Anas.

Tahapan perkembangan Si Buah Hati

Penerapan pola asuh harus memperhatikan tahapan perkembangan yang sudah dicapai Si Buah Hati. Jika misalnya saat belajar berjalan Si Buah Hati belum berani melangkah sendiri, Bunda bisa merangsangnya dengan melakukan aktivitas yang memancingnya untuk berjalan. Jika di usia 3 tahun Si Buah Hati masih bergantung pada popok sebagai teman tidur, Bunda dan Ayah harus mulai memberikan toilet training di malam hari meski dalam keadaan mengantuk. Jadi, penerapan pola asuh sangat terkait dengan tugas perkembangan Si Buah Hati di setiap tahapan usia agar ia bisa mencapai tonggak-tonggaknya (milestones).

Informasi terkini seputar dunia anak

Lain ladang, lain belalang, lain zaman, lain pula tantangannya. Zaman yang berubah cepat menuntut Bunda dan Ayah untuk juga cepat memperbaharui informasi dan teknologi yang digunakan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, jadilah Bunda dan Ayah yang cerdas dengan pandai-pandai menyaring informasi berguna dari sekian banyak informasi yang sebagian ternyata hanyalah sampah. Meski merasa kurang nyaman, mungkin, ikutlah menyelam di dunia Si Buah Hati. Dengan begitu, kita bisa memberikan proteksi yang tepat mengingat dunia digital dapat diakses tanpa batas oleh Si Buah Hati, sehingga membahayakannya. “Dengan berinternet sehat dan cerdas, kita dapat memaksimalkan manfaatnya bagi Si Buah Hati. Pembicaraan pun bisa dibuka karena kita tahu apa yang positif dan negatif dari sebuah game, misalnya, dan mencegah dampak yang mungkin mengancam,” kata Anas.  Ya, menjadi orangtua bagi generasi masa depan memang tidak mudah. Orangtua, khususnya Bunda sebagai pendidik utama dan pertama bagi Si Buah Hati membutuhkan kesiapan mental dan intelektual yang selalu sejalan dengan perkembangan zaman.  

Kehangatan berkomunikasi

Meski apa yang disampaikan Si Buah Hati terdengar sepele, berikan perhatian penuh pada apa yag diucapkannya. Si Buah Hati bicara untuk  didengar dan dipahami, bukan dihakimi, atau disodori solusi yang belum tentu tepat mewakili kebutuhan dan perasaannya. Jika Si Buah Hati berkeluh kesah, tunjukkan empati kita pada perasaannya, lalu pancinglah ia untuk menemukan sendiri solusi bagi masalahnya. “Ya, Bunda mengerti, kamu kesal karena bonekamu hilang. Sekarang, sebaiknya bagaimana?” begitu contohnya.

Perasaan didengar dan dimengerti mendorong Si Buah Hati untuk juga belajar menjadi pendengar  yang mau mengerti orang lain. Lakukan komunikasi hangat dan terbuka dengan Si Buah Hati agar ia tahu bahwa Bunda dan Ayah peduli dan menyayanginya.

 

Bunda, yuk baca juga artikel tentang masa depan Si Buah Hati di artikel "Kemampuan Memori Si Buah Hati Tentukan Masa Depannya"

 

Image Article
Gaya Orangtua Millenial Mendidik Generasi Masa Depan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Kapan Si Buah Hati Siap Masuk Sekolah?

Published date

Banyak para Bunda bingung, kapan sebaiknya mendaftarkan Si Buah Hati ke sekolah. Lalu bagaimana memilih sekolah yang tepat untuk Si Buah Hati? Tentunya ada banyak pertanyaan lain yang ingin dilontarkan para Bunda.

Nah, mempersiapkan Si Buah Hati bersekolah, tentunya tidak hanya mempersiapkan kebutuhan sehari- sehari seperti buku, tas, bekal, seragam dan lainnya. Akan tetapi, menurut dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, hal yang lebih penting diperhatikan juga ada kesiapan Si Buah Hati. Berikut penjelasannya;

Anak masuk Playgroup

  • Perhatikan rentang usia. Usia masuk playgroup idealnya 3–4 tahun. Playgroup menekankan pada prinsip bermain sambil belajar yang merangsang tumbuh kembang Si Buah Hati, bukan pada kemampuan akademiknya. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensinya semenjak dini agar anak dapat berkembang secara wajar sesuai dengan tingkat usianya.
  • Bantu anak beradaptasi. Dapat dilakukan dengan cara mengajak Si Buah Hati untuk observasi atau mengunjungi langsung sekolah agar mengenal sekolahnya sebelum ia menjalani hari pertama sekolah. Misalnya, mengajaknya berkeliling sekolah sambil berkenalan dengan para guru, menunjukkan fasilitas sekolah seperti ruang kelas, taman bermain, lapangan, dan sebagainya untuk membantu Si Buah Hati beradaptasi. Disini Bunda dan Ayah dapat melihat respons Si Buah Hati dan mendengarkan pendapatnya tentang sekolah tersebut. Dalam kesempatan ini, Bunda dan Ayah juga dapat mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai playgroup yang akan dipilih dan mengetahui apakah playgroup tersebut cocok untuk Si Buah Hati terutama dalam membentuk kepribadiannya.
  • Latih Si Buah Hati bersopan-santun/bertatakrama yang baik. Hal ini perlu dilakukan karena pembelajaran nilai-nilai kesopanan sangat penting dalam membentuk kepribadian. Selain itu, ajari Si Buah Hati untuk belajar berbagi, bekerja sama dengan teman, mengendalikan emosi dan sebagainya.

Anak masuk TK

  • Perhatikan rentang usia. Usia tepat anak masuk TK antara 4 - 5 tahun karena pada usia ini kemampuan emosi dan kognitifnya sudah berkembang dengan baik.
  • Latih kemampuan social help. Hal ini perlu dilakukan agar Si Buah Hati mengerti kebutuhan orang lain, misalnya tidak bersikap egois, mau mendengarkan orang lain, mau berbagi dengan teman,  mengendalikan emosi, dan sebagainya.
  • Latih kemampuan memahami instruksi, menyimak, mau mengikuti perintah guru, mengenal aturan serta belajar bersama teman-temannya sehingga saat ia melanjutkan ke sekolah selanjutnya, ia dapat memiliki tanggung jawab, bisa mengikuti peraturan, tata tertib dan disiplin, serta bisa memahami keberadaan di lingkungannya.
  • Latih kemandirian dan percaya diri anak. Hal ini perlu dilakukan agar Si Buah Hati tidak perlu ditemani masuk kelas oleh Bunda dan Ayah atau pengasuhnya saat di sekolah. Selain itu, ajari juga Si Buah Hati untuk mengeluarkan tempat makan dari dalam tas, membuka sendiri tempat makan dan botol minumnya, memasang kancing baju, kaos kaki, tali sepatu, membuka celana, dan sebagainya.

Bila ada kesempatan free trial class, tidak ada salahnya dicoba. Hal ini dapat membantu orangtua dan anak untuk mengevaluasi apakah kurikulum dan program yang tersedia sesuai dengan minat dan kemampuan Si Buah Hati.

Kelas percobaan juga bertujuan memberi waktu  pada Si Buah Hati untuk mengenal lingkungan dan mendapatkan pengalaman di sekolah tersebut. Hal ini bermanfaat bagi Bunda dan Ayah dalam mengamati dan mengevaluasi apakah Si Buah Hati merasa nyaman dengan lingkungan di lembaga pendidikan itu, termasuk dengan guru/karyawan dan sarana prasarana yang tersedia di sana.

Bagi pihak lembaga pendidikan, masa trial ini membantu mereka untuk memberi evaluasi apakah Si Buah Hati cukup sesuai dan mampu untuk mengikuti kurikulum sekolah tersebut.

Kesimpulannya, dengan mengikuti kelas trial, Bunda dan Ayah jadi tahu potensi dan kemampuan Si Buah Hati, apakah bisa atau tidak ia mengikuti kurikulum atau program di sekolah itu. Dengan demikian, mengurangi kemungkinan Si Buah Hati mengalami stres, kurang percaya diri, rendah diri, kurang bersemangat bahkan frustasi bila memang kemampuan/potensinya tidak memadai untuk mengikuti kurikulum di sekolah tersebut.

Untuk mendukung kesiapan Si Buah Hati masuk sekolah, pastikan Bunda memberikan nutrisi, lengkap dan seimbang sesuai dengan usianya, stimulasi serta cinta Bunda dan Ayah agar Si Buah Hati tumbuh dan berkembang secara optimal.

Bunda yuk baca juga artikel tentang sekolah Si Buah Hati di artikel "Tips Memilih Sekolah Untuk Si Buah Hati.”

Image Article
Kapan Si Kecil Siap Masuk Sekolah?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Manfaat Susu untuk Bantu Melancarkan Pencernaan Si Buah Hati

Published date

Duh, siapa sih Bunda yang tidak sedih melihat Si Buah Hati rewel saat ia susah BAB (buang air besar) dan melihatnya kesakitan? Sembelit memang bisa dikatakan sebagai salah satu penyakit yang sering dikeluhkan sejak Si Buah Hati diperkenalkan dengan makanan padat. Biasanya, di usia 1-3 tahun, sembelit menjadi gangguan yang sering membuat Bunda khawatir. 

Penyebab Anak Susah BAB

Biasanya anak akan BAB sekali dalam sehari, dan masih tergolong normal saat ia BAB dua hari sekali. Namun jika frekuensi BAB-nya kurang dari tiga kali dalam seminggu, maka bisa dipastikan ia mengalami sembelit. Saat sembelit, biasanya dia mengalami feses keras, kering, dan berukuran besar sehingga sulit untuk dikeluarkan. Gejala-gejala dari Si Buah Hati yang mengalami sembelit adalah sakit perut, rasa nyeri saat BAB yang membuat rewel dan menangis, adanya sedikit bekas feses cair di celana dalam atau popok, serta adanya darah di permukaan feses.

Bunda, diantara beberapa penyebab anak susah BAB biasanya karena kurangnya pemberian air minum serta kurangnya konsumsi buah dan sayuran sehingga ia tidak cukup mendapat serat pangan. Selain itu, takaran susu yang berlebihan (terlalu kental) juga bisa menyebabkan anak susah BAB. 

Penyebab lain yang membuat Si Buah Hati sembelit adalah:

Sering menahan BAB

Ini bisa terjadi karena ia keasyikan bermain, merasa malu menggunakan toilet umum, atau pernah mengalami sembelit sebelumnya dan BAB jadi menyakitkan sehingga ia trauma.

Tidak suka toilet training

Saat Si Buah Hati terlalu awal diperkenalkan dengan toilet training dan ia merasa tidak siap melakukannya, maka ia menjadi enggan untuk BAB sebagai bentuk pemberontakan.

Perubahan lingkungan, cuaca, dan rutinitas

Perubahan-perubahan ini dapat membuat Si Buah Hati stres dan tidak nyaman sehingga keinginan untuk BAB menjadi hilang.

Kurang beraktivitas

Jika Si Buah Hati lebih banyak berperilaku kurang aktif, seperti duduk dan tiduran, dan jarang melakukan aktivitas intens seperti olahraga, maka kemungkinan besar ia akan mengalami sembelit.

Sedang sakit atau mengonsumsi obat-obatan

Ada beberapa jenis penyakit dan obat-obatan yang berpengaruh ke sistem pencernaan, membuat ia menjadi susah BAB.

 

Cara Mengatasi Anak Susah BAB

Cara yang paling tepat untuk mengatasi sembelit adalah mengatasi penyebabnya. Beberapa cara yang bisa Bunda lakukan:

Memberinya buah-buahan pencahar

Buah-buahan yang mengandung sorbitol bisa menjadi pilihan untuk membantu Si Buah Hati cepat BAB, karena sorbitol membantu pergerakan usus dan melunakkan feses. Buah-buahan tersebut di antaranya adalah pir, anggur, buah-buah berry, apel, alpukat, dan plum. Bunda juga bisa memberikannya pepaya karena terdapat enzim papae yang melancarkan BAB.

Baca Juga: Susu yang Baik untuk Pertumbuhan

Memberinya banyak air putih

Cairan akan membantu membuat feses menjadi lebih lunak sehingga lebih mudah dikeluarkan.

Ajak ia bergerak dengan intens

Bunda bisa mengajaknya berjalan kaki, senam mengikuti gerakan di video-video di internet, atau bermain yang membutuhkan aktivitas fisik seperti kejar-kejaran, bermain bola, atau bermain di taman bermain. 

Memberinya probiotik

Jika diperbolehkan oleh dokter anak, maka Bunda bisa memberikan Si Buah Hati makanan dan minuman yang mengandung probiotik, misalnya yoghurt, keju, tempe, roti sourdough, atau susu yang diperkaya denganprobiotik. Perhatikan juga jadwal minum susu anak 3 tahun. 

Semangati untuk mencoba BAB

Bunda bisa memintanya untuk ke toilet setiap habis makan dan mencoba untuk BAB. Untuk memudahkan feses keluar, Bunda bisa menaruh bangku kecil di bawah kakinya saat ia duduk di WC dan menunggu 5-10 menit. Temani dan semangati dia; jika berhasil, berikan apresiasi ringan seperti pelukan atau stiker kesuksesan.

Manfaat Susu untuk Melancarkan Pencernaan

Saluran pencernaan merupakan salah satu organ penting yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, serta kesehatan Si Buah HatiSaluran pencernaan yang sehat dapat mencerminkan kesehatan secara umum. Keberadaan mikrobiota khususnya probiotik baik di saluran cerna diketahui memberikan manfaat baik untuk kesehatan.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan Si Buah Hati adalah dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama hari-hari pertama anak hidup di dunia hingga usia anak enam bulan. Selain itu, pemberian ASI tetap dilanjutkan bersamaan dengan pemberian MPASI yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Buah Hati. 

Di usia 1 tahun ke atas, Si Buah Hati bisa mulai berikan susu yang diperkaya dengan probiotik dan produk susu terfermentasi seperti yogurt dan kefir, karena terbukti dapat mempengaruhi mikrobiota usus yang memberi manfaat untuk tubuh manusia. 

Anak-anak cenderung mengonsumsi makanan yang kurang bervariasi dibandingkan orang dewasa. Susu terfortifikasi dapat menjadi alternatif yang nyaman untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup saat mereka tumbuh. 

Susu memiliki kandungan nutrisi baik seperti kalsium, protein, omega-3, omega-6 hingga probiotik yang baik untuk pencernaanSejumlah kandungannya seperti vitamin D dan kalsium dapat memperkuat tulang. Inilah mengapa sering kali disebut sebagai susu peninggi badan anak 3 tahun.

Susu juga mengandung lemak baik untuk Si Buah Hati. Lemak dalam susu menyediakan kalori serta vitamin esensial untuk anak. Lemak susu juga memiliki pengaruh dalam perkembangan otak Si Buah Hati.

  

Kandungan Susu yang Baik untuk Pencernaan

Probiotik

Susu yang mengandung probiotik telah terbukti ilmiah dapat meningkatkan kesehatan pencernaan. Penelitian menunjukkan bahwa susu yang diperkaya probiotik sangat efektif untuk mendukung mikrobiota dalam usus. Probiotik adalah bakteri hidup yang bermanfaat (bakteri baik) untuk sistem pencernaan manusia karena mampu menjaga kesehatan saluran cerna. Probiotik membantu tubuh mengganti bakteri-bakteri  baik dalam usus saat terganggu karena penyakit atau pengobatan. 

Prebiotik

Susu dengan prebiotik tidak hanya baik untuk kesehatan pencernaan tapi juga memiliki sifat antidiabetes, antihipertensi, hingga meningkatkan imunitas. Prebiotik adalah serat pangan yang membantu pertumbuhan bakteri  baik di dalam sistem pencernaan. Hal ini membuat sistem pencernaan bekerja dengan lebih lancar dengan menjadi sumber makanan bagi bakteri baik di saluran cerna manusia.

Selain memberikan susu untuk melancarkan pencernaan, pastikan Si Buah Hati mendapatkan cukup serat dari makanannya, minum air putih yang cukup, rutin melakukan aktivitas fisik, serta tidak menunda jika ada tanda-tanda ingin BAB.

Image Article
gambar anak mules
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

6 Fakta Penggunaan Antibiotik untuk Si Buah Hati

Published date

Bunda, ketika Si Buah Hati sakit dan pergi ke klinik, biasanya dokter akan memberikan obat serta antibiotik. Pada tubuh, keberadaan antibiotika akan menekan atau memutus metabolisme bakteri. 

Agar berfungsi optimal, biasanya dokter menganjurkan Bunda agar antibiotik diminum hingga habis. Meski antibiotik dapat membantu penyembuhan penyakit, Bunda tidak bisa membelinya tanpa resep dari dokter. 

Jenis antibiotik yang Bunda berikan pada anak haruslah sesuai dengan petunjuk dokter. Berikut enam fakta tentang penggunaan antibiotik untuk Si Buah Hati:

1. Antibiotik vs Sistem Imun Si Buah Hati

Sejak lahir, Si Buah Hati telah memperoleh sistem imun tubuh. Keberadaan sistem imun ini secara alami akan melindungi tubuh anak dari penyakit. Karena itu, sebaiknya Bunda tidak langsung panik bila ia sakit. 

Selama tiga hari pertama, Bunda cukup memberikannya asupan makan bernutrisi dan bergizi, juga memperhatikan waktu istirahatnya. Bila dalam tiga hari kondisinya belum membaik, periksalah ia ke dokter.

2. Antibiotik Bisa Memberi Efek Samping pada Si Buah Hati

HIngga berusia satu tahun, sistem pencernaan Si Buah Hati masih dalam proses perkembangan hingga berfungsi sempurna. Terkadang, penggunaan antibiotik bisa menimbulkan efek samping seperti terjadinya diare, alergi ruam kulit, gangguan pernafasan, atau pembengkakan bibir dan kelopak mata. Bila ia menunjukkan gejala di atas, Bunda harus segera berkonsultasi ke dokter. Mungkin ia tidak cocok dengan jenis antibiotik yang diresepkan dokter.

3. Antibiotik Membunuh Bakteri Penyebab Infeksi

Benar Bunda, antibiotik hanya bisa membunuh bakteri penyebab infeksi. Jadi bila infeksi bukan disebabkan bakteri, maka akan sulit dilumpuhkan dengan antibiotik. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik bila menemukan tanda atau gejala infeksi bakteri pada Si Buah Hati. 

Biasanya berupa demam, nyeri tenggorokan, telinga nyeri, sesak nafas, nyeri saat buang air kecil, dan lain-lain.

4. Penting Mengetahui Penyakit yang Tidak Perlu Antibiotik

Tidak semua penyakit atau infeksi disebabkan oleh bakteri. Karena itu, tidak semua penyakit membutuhkan bantuan pengobatan antibiotik. Misalnya saja pilek, radang tenggorokan, batuk, diare dan demam. 

Rata-rata penyakit yang disebutkan tadi berhubungan dengan virus, jadi ada kemungkinan tidak mempan dengan antibiotik.

5. Konsultasikan ke Dokter untuk Mendapatkan Antibiotik

Beberapa penyakit memang bukan disebabkan oleh bakteri yang dapat disembuhkan oleh antibiotik. Namun bukan berarti Bunda harus menolak resep antibiotik dari dokter kala Si Buah Hati mengalami pilek. Sebab bisa saja, dokter memiliki pertimbangan atau mendeteksi penyakit lain. Karena itu, sangat dianjurkan Bunda aktif berkonsultasi dengan dokter kala memeriksakan kondisi kesehatan anak.

6. Gunakan Antibiotik Secara Tepat

Ketika memperoleh resep antibiotik, ada baiknya Bunda mengikuti anjuran dokter. Bila Si Buah Hati disarankan menghabiskannya, maka jangan sisakan satu antibiotik pun. Sebab biasanya, pertumbuhan bakteri baru benar-benar terputus dan hilang dari tubuh bila antibiotik yang diresepkan habis diminum. Namun jangan pula berlebihan memberikan antibiotik pada anak. 

Sebab penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru akan membuat bakteri di tubuh menjadi resisten. Sehingga penyakit akan mudah kembali menjangkit anak dan sulit disembuhkan. Artinya, Bunda harus mematuhi resep yang diberikan oleh dokter.

Untuk menjaga daya tahan tubuh Si Buah Hati, bisa pula memberikannya susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Serba-serbi tentang Antibiotik untuk Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Benarkah Anak Aktif Itu Berarti Hiperaktif?

Published date

Secara alami, masa kanak-kanak adalah tahap di mana Si Buah Hati aktif bergerak untuk menjawab rasa ingin tahunya. Namun, bagaimana bila Si Buah Hati kelewat aktif dan malah merepotkan orang di sekitarnya? Apakah ini berarti ia mengalami hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)? Lalu, bagaimana? Jangan terlalu khawatir, Bunda dapat menyimak infonya di artikel ini.

Apa Itu ADHD?

Lembaga kesehatan psikologis American Psychiatric Association, menjelaskan bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan yang menyebabkan anak kesulitan untuk memperhatikan satu hal (tidak fokus) dan mengendalikan gerakan tubuh. Terkadang hal ini juga dapat menyebabkan anak beraksi secara berlebihan.

Meski demikian, anak yang aktif belum tentu menderita ADHD. Bisa jadi, Si Buah Hati yang terlalu aktif merupakan tahapan yang normal dari perkembangan atau kepribadiannya. Sisi positifnya, kegiatan aktif Si Buah Hati dapat mendukung proses belajarnya. Sally Fitzgerald, konsultan dari Goodstart Early Learning, mengungkapkan bahwa Si Buah Hati yang aktif berarti menggunakan indera mereka untuk bereksplorasi. Tipe anak seperti ini akan lebih mudah menyelesaikan tugas belajar yang lebih kompleks. Seringnya ia berinteraksi dengan lingkungan, juga membantunya mengingat kosakata lebih banyak dibanding anak yang pendiam. 

Salah satu perbedaan utama antara anak yang memiliki gangguan ADHD adalah gangguan yang diciptakan benar-benar mengganggu kemampuan Si Buah Hati untuk berinteraksi dengan baik di lingkungannya.

Menurut dr. James Perrin, profesor pediatri di Harvard Medical School, dibandingkan dengan anak seusianya, anak dengan ADHD lebih sulit untuk duduk diam, bahkan selama beberapa menit dan mungkin bicara secara berlebihan. “Kebanyakan anak usia empat tahun memang aktif. Tapi ketika saatnya istirahat, mereka akan duduk untuk makan. Berbeda untuk anak dengan ADHD yang tidak bisa diam sepanjang waktu,” jelasnya.

Tanda Si Buah Hati Menderita Hiperaktif

Untuk mengetahui Si Buah Hati mengidap ADHD atau tidak, biasanya dokter akan memeriksa daftar panjang perilaku yang sering dilakukan. Bila ditemukan perilaku berulang yang tidak sesuai pada tahap perkembangan Si Buah Hati, dokter akan mengevaluasinya. Berdasarkan informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa tanda Si Buah Hati memiliki gangguan ADHD di antaranya: sulit fokus, impulsif, dan bergerak secara hiperaktif.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus 

Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Bila Si Buah Hati memang terbukti memiliki gangguan ADHD, Bunda dapat mengikuti saran dari Dr. Laura Batstra, Ph.D., ahli terkemuka tentang perilaku hiperaktif dari University of Groningen, Belanda :

1. Gali Informasi

Cari info seputar ADHD agar Bunda paham kondisi Si Buah Hati dan tahu apa yang harus dilakukan. Jangan ragu untuk erkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran penanganan yang lebih matang.

2. Perhatian Lebih

Berikan Si Buah Hati perhatian serta waktu untuk menentukan pilihannya dan ajak ia melakukan apa yang diinginkannya. Puji ide-idenya dan ikuti apa yang ingin dilakukan Si Buah Hati. Dengan cara ini, kepercayaan Si Buah Hati akan terbangun, dan di lain waktu Si Buah Hati akan lebih mungkin untuk mendengarkan pesan Bunda.

3. Berikan Arahan

Jika bunda khawatir Si Buah Hati akan membuat kegaduhan di pesta ulang tahun temannya, maka berikan arahan dari awal tentang apa yang harus dilakukannya, misalnya membuat perjanjian kecil untuk duduk saat makan, atau pergi ke halaman jika sudah tak mampu menahan diri untuk berlarian.

4. Tunjukkan Kekompakan dengan Ayah

Tetap jaga keharmonisan dengan Ayah, agar Si Buah Hati merasa nyaman dan tidak berperilaku yang berlebihan secara tiba-tiba. Karena Si Buah Hati membutuhkan Ayah dan Bunda untuk dapat mendampinginya di masa pertumbuhan.

Menerima kenyataan bahwa Si Buah Hati memiliki gangguan ADHD memang tak mudah. Meski demikian, Si Buah Hati yang terlampau aktif juga bisa disebabkan oleh semangat bermain atau energi yang tak tersalurkan. Oleh sebab itu, Bunda perlu mendukung Si Buah Hati melakukan kegiatan untuk anak hiperaktif. Jadi, jangan ragu mengatakan “iya boleh”, bila Si Buah Hati ingin aktif bereksplorasi.

Semoga, beberapa cara mengatasi anak hiperaktif tadi bisa membantu Bunda untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Pastikan Bunda selalu mendukung Si Buah Hati yang aktif untuk bereksplorasi.

Image Article
Benarkah Anak Aktif Itu Berarti Hiperaktif?
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
On
Quiz Answer 1 A
Mampu menyelesaikan tugas belajar yang lebih kompleks
Quiz Answer 1 B
Memiliki kosakata lebih banyak
Quiz Answer 1 C
Lebih mudah bersosialisasi
Quiz Answer 1 D
Semua benar
Quiz Answer 2 A
Fokus
Quiz Answer 2 B
Bergerak secara hiperaktif
Quiz Answer 2 C
Tenang
Quiz Answer 2 D
Pendiam
Quiz Answer 3 A
Memberi perhatian lebih
Quiz Answer 3 B
Melarang bereksplorasi
Quiz Answer 3 C
Menyuruh anak diam
Quiz Answer 3 D
Memarahi si kecil
Quiz 1
Kelebihan anak yang aktif
Quiz 3
Cara mengatasi Si Kecil dengan ADHD
Quiz 2
Tanda Si Kecil memiliki gangguan ADHD
Kunci Quiz 1
D
Kunci Quiz 2
B
Kunci Quiz 3
A

Gerakan 1 Juta #IyaBoleh Berhasil Ajak Jutaan Bunda Dukung Anak.

Published date

Terima kasih Bunda, telah percaya diri dan mengajak Bunda lainnya untuk lebih sering berkata #IyaBoleh pada Si Kecil. Saat ini, lebih dari 1 juta orang tua di seluruh Indonesia telah bergabung dalam gerakan 1 Juta #IyaBoleh! Harapannya, gerakan ini dapat menginspirasi Bunda untuk terus mendukung eksplorasi Si Kecil, agar ia dapat mengembangkan 5 potensi karakter penting untuk menjadi Anak Unggul Indonesia, yaitu Berani, Cerdas, Kreatif, Peduli, dan Pemimpin.

Untuk mendukung Bunda optimalkan potensi Si Kecil, DANCOW meluncurkan modul #IyaBoleh untuk Anak Unggul Indonesia serentak di tiga kota yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar, pada tanggal 6 April 2019.

Apa Itu Modul #IyaBoleh untuk Anak Unggul Indonesia?

Buku panduan bagi orang tua untuk mengembangkan lima potensi karakter Si Kecil, agar menjadi Anak Unggul Indonesia. Di dalam buku ini berisi berbagai informasi dan tips menarik. Mulai dari cara mencukupi kebutuhan gizi anak, menyiapkan stimulasi yang tepat sesuai tahap tumbuh kembang anak , hingga lebih percaya diri bilang #IyaBoleh pada Si Kecil, yang disusun sesuai rekomendasi para ahli di DANCOW Parenting Center:

  • Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. (pakar nutrisi anak)
  • Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si. (pakar stimulasi anak)
  • Dra. Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog (psikolog anak).

Modul ini juga bisa Bunda unduh secara gratis di website DANCOW Parenting.

Ikuti Keseruan Perayaan 1 Juta #IyaBoleh!

Jangan sampai ketinggalan Bunda, simak talkshow menarik di FB Live DANCOW Parenting Center dan tanya langsung seputar pola asuh anak bersama para ahli. Selain itu, untuk Bunda yang tinggal di kota Jakarta, Yogyakarta, dan Makasar, bisa juga ikuti keseruan perayaan dan melakukan berbagai aktivitas menarik di #IyaBoleh Camp.

Ayo Bunda, terus bilang #IyaBoleh untuk mendukung ekpslorasi Si Kecil agar ia tumbuh menjadi Anak Unggul Indonesia!

Image Article
gambar 1 juta dukungan #iyaboleh
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off