Stimulasi Kecerdasan Si Buah Hati melalui Permainan dan Eksplorasi

Published date

Sejak dalam kandungan, sel otak mulai terbentuk dan terus berkembang pesat hingga mencapai milyaran sel sampai usia 2 tahun. Sejak usia kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antarsel untuk membentuk rangkaian fungsi-fungsi yang kompleks. Semakin bervariasi stimulasi yang diterima Si Buah Hati, maka semakin kompleks pula hubungan antarsel otaknya. Semakin sering dan teraturnya Si Buah Hati menerima stimulasi, maka semakin kuat juga hubungan antarsel otaknya. Kompleksitas dan kuatnya hubungan antarsel otak ini kemudian mempengaruhi tinggi dan beragamnya kecerdasan Si Buah Hati. Jika dikembangkan terus menerus, maka Si Buah Hati akan mempunyai kecerdasan yang optimal. 

Oleh karena itu, Bunda berperan penting untuk mendukung perkembangan kecerdasan Si Buah Hati melalui stimulasi setiap hari pada semua sistem inderanya (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu, penting juga untuk menstimulasi motorik kasar dan halus Si Buah Hati, mengajaknya berkomunikasi, serta merangsang perasaan dan pikiran Si Buah Hati dengan penuh kasih sayang. Bunda dapat memberikan stimulasi kepada Si Buah Hati kapanpun dan di manapun lho! Setiap interaksi Bunda dan Si Buah Hati seperti ketika sedang memandikan, menyuapi makanan, mengajak berjalan-jalan, bermain, atau menjelang tidur, dapat Bunda jadikan momen yang tepat untuk mulai menstimulasi Si Buah Hati. Mudah bukan?

Tips stimulasi kecerdasan Si Buah Hati

  1. Kecerdasan berbahasa verbal Si Buah Hati dapat distimulasi dengan rutin melakukan percakapan sederhana atau membacakan cerita yang dapat merangsang Si Buah Hati untuk berbicara, bercerita, bahkan menyanyikan lagu anak-anak.
  2. Stimulasi kecerdasan logika-matematik Si Buah Hati dilakukan dengan melatih cara mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.
  3. Kembangkan kecerdasan visual-spatial Si Buah Hati dengan mengajaknya mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.
  4. Melatih kecerdasan gerak tubuh Si Buah Hati dengan berdiri menggunakan satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, atau olahraga permainan yang dapat Bunda lakukan bersama Si Buah Hati.
  5. Kecerdasan musikal Si Buah Hati dapat distimulasi melalui berbagai aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.
  6. Untuk melatih kecerdasan emosi interpersonal, ajak Si Buah Hati untuk melakukan permainan bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, ajak untuk saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, kerjasama tim membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama  melalui buku, TV dll. 
  7. Sedangkan untuk melatih kecerdasan emosi intrapersonal, Bunda perlu menyiapkan sebuah momen quality time bersama Si Buah Hati agar dapat mulai menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, atau dengan  mengarang cerita sekalipun.
  8. Kecerdasan naturalis juga tidak kalah penting untuk dikembangkan. Bunda dapat melakukan berbagai eksplorasi seru bersama Si Buah Hati seperti menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun. Selain itu, mengajak Si Buah Hati untuk pergi berwisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengajaknya mengamati langit, awan, bulan dan juga bintang bisa mengembangkan kecerdasan naturalis Si Buah Hati sekaligus kehangatan keluarga.

Penting sekali bagi Bunda untuk dapat mengetahui potensi kecerdasan Si Buah Hati sedini mungkin. Jika Bunda merasa Si Buah Hati mempunyai suatu potensi kecerdasan, sebaiknya hal tersebut dirangsang secara konsisten agar semakin optimal perkembangannya. Sehingga dewasa nanti, Si Buah Hati akan mempunyai kecerdasanyang membanggakan seperti yang Bunda harapkan.

Artikel ini ditulis oleh: Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.

 

Image Article
Stimulasi Kecerdasan Si Kecil melalui Permainan dan Eksplorasi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Pintar Bangun Pagi Berkat Jam Beker

Published date

Susahnya membangunkan Si Buah Hati di pagi hari agar tidak terlambat ke sekolah. Gunakan kemampuan penyelesaian masalah dengan memperkenalkan jam beker padanya. Walau terkesan sudah ketinggalan jaman, keberadaannya masih dimanfaatkan untuk menstimulasi agar bisa bangun tepat waktu. Pertimbangkan beberapa hal berikut ini sebelum membelikan jam beker untuk Si Buah Hati

Tujuan Pemberian Jam Beker

Jam beker dapat membantu Si Buah Hati bangun pagi tanpa bantuan orangtuanya. Aksi cerdas ini sangat berguna untuk menghindarkannya dari kebiasaan mengompol dengan mengingatkannya untuk buang air kecil di pagi hari. Selain itu, jika sudah terbiasa dengan proses belajar dan adaptasi dengan rutinitas baru, ia dapat bangun sendiri, bahkan tanpa jam beker. Tekankan padanya jam beker tidak akan memberikan efek yang menguntungkan jika ia tidak mendengarkannya dan meresponnya dengan cepat.

Pertimbangan Sebelum Membeli Jam Beker

Ada beberapa faktor yang bisa Bunda pertimbangkan sebelum memberikan jam beker pada Si Buah Hati. Mulai dari kemudahan untuk mengatur, mudah dibersihkan, tidak mudah rusak saat tersenggol, dan hemat daya listrik. Jam beker mempunyai beberapa suara khas yang bisa dipilih. Jam beker yang menggunakan suara familiar lebih mendukung stimulasinya untuk bangun pagi. Selain itu, pilih dengan suara bip rendah yang juga terbukti efektif.

Cara Pemakaian Jam Beker

Bangun pagi mempunyai banyak manfaat, mulai dari menjamin kecukupan waktu istirahat hingga menunjang proses belajar, perkembangan kemampuan kognitifnya, dan mendukung optimalnya tumbuh kembang Si Buah Hati. Sebelum tidur, biasakan untuk mengatur jam berapa dia ingin bangun dan lakukan ini secara teratur selama 3-4 minggu, sehingga tubuh dan pikiran telah memiliki kemampuan memori tersebut. Dorong untuk segera mematikan jam beker yang menyala dan segera pergi ke kamar mandi atau melakukan peregangan ringan di kamar.

Walaupun dikelilingi oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat, terkadang dibutuhkan peralatan seperti jam beker, untuk membantu menerapkan kebiasaan bangun pagi pada Si Buah Hati. 

Gunakan kemampuan penyelesaian masalah dengan memperkenalkan jam beker padanya. Walau terkesan sudah ketinggalan jaman, keberadaannya masih dimanfaatkan untuk menstimulasi agar bisa bangun tepat waktu. Pertimbangkan beberapa hal berikut ini sebelum membelikan jam beker untuk Si Buah Hati.

Terapkan edukasi yang baik pada Si Buah Hati dengan sepenuh hati dan DANCOW akan selalu mendukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi.

Image Article
Pintar Bangun Pagi Berkat Jam Beker
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Latih Kemampuan Bahasa Si Buah Hati Demi Masa Depan Cerah

Published date

Bunda, kemampuan bahasa merupakan sebuah indikator perkembangan kognitif Si Buah Hati. Terutama bila ia sudah memasuki usia sekolah. Menurut penelitian Ahmad Wahyudin yang berjudul Bilingualisme: Konsep dan Pengaruhnya Terhadap Individu, kemampuan Si Buah Hati menuturkan dua bahasa atau lebih akan mengubah anatomi otak "grey area", yaitu bagian otak yang mengolah informasi. Dalam proses ini berkembang seperti layaknya pembentukan otot dalam sebuah latihan badan. Dengan kata lain, otak diajak "berolahraga" dengan belajar bahasa kedua

Lalu bagaimana cara tepat melatih multibahasa untuk Si Buah Hati? Konsistensi Bunda dan Ayah adalah kunci utama untuk melatihnya, yakni dengan menerapkan prinsip One Parent One Language (OPOL). Dalam konsep ini, Bunda dan Ayah, sebagai model panutan, tetap menggunakan bahasa ibu dalam percakapan sehari-hari kepada Si Buah Hati. Untuk melatih bahasa tambahan, Bunda dapat mengajak Si Buah Hati melakukan beberapa kegiatan:

1. Menonton film anak-anak yang menggunakan bahasa asing

Seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, dan lainnya. Perlahan ia akan meniru ucapan dalam film tersebut. Berikan kesempatan bagi Si Buah Hati untuk bertanya kata-kata yang tidak dimengertinya. Bunda pun dapat menjawabnya dengan tetap menggunakan bahasa Ibu.

2. Perkenalkan bahasa asing lewat musik

Seperti kebanyakan anak, Si Buah Hati pasti menyukai musik. Karenanya, Bunda bisa mengunduh beberapa lagu anak-anak dari negara lain dalam sebuah pemutar musik. Meski belum memahami makna lagu tersebut, kegiatan ini mampu merangsang memori otak Si Buah Hati. Perlahan Si Buah Hati akan mengenali bunyi dan frasa dari lagu berbahasa asing yang didengarnya. Jangan kaget jika suatu hari Si Buah Hati bernyanyi dalam bahasa asing.

3. Buku cerita

Buku cerita bergambar juga menjadi salah satu cara mengenalkan dan melatih multibahasa kepada Si Buah Hati. Bacakan ceritanya sambil menunjuk gambar yang tersedia. Biarkan Si Buah Hati bertanya makna sebuah objek. Kegiatan ini secara perlahan merangsang Si Buah Hati untuk memahami makna sebuah objek dan menambah kosakata dalam beberapa bahasa.

4. Sekolah berbahasa asing

Memasuki usia 5 tahun tentunya Si Buah Hati sudah bisa mengikuti proses pembelajaran di kelas. Nah, di sini Bunda dapat mengikutkan Si Buah Hati ke taman kanak-kanak yang menggunakan bahasa asing, selain bahasa Ibu. Biarkan Si Buah Hati belajar dan bersosialisasi dalam bahasa asing.

5. Bermain dengan teman berbahasa asing

Buatkanlah Si Buah Hati janji bermain dengan anak seusia yang orang tuanya memiliki kesamaan visi dalam melatih multibahasa. Bunda jadwalkan sepekan sekali untuk Si Buah Hati bermain bersama di luar rumah dan luar jam sekolah. Kegiatan ini akan terus menghadirkan teman untuk mengasah berbahasa asing yang sedang ia pelajari. Jika sulit menemukan teman bermain di sekitar rumah yang bervisi sama, Bunda dapat memasukkan Si Buah Hati ke kelas les bahasa.

Bagaimana jika Bunda dan Ayah adalah penutur bahasa yang berbeda? Tidak perlu risau. Prinsip OPOL masih bisa diterapkan. Bunda dan Ayah tetap berkomunikasi dengan bahasa masing-masing kepada Si Buah Hati. Secara perlahan, Si Buah Hati terbiasa untuk membedakan bahasa yang digunakan oleh kedua orang tuanya.

Image Article
Latih Multilingual Si Kecil Demi Masa Depan Cerah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Strategi Mengajarkan Si Buah Hati Naik Sepeda Roda Dua

Published date

Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan. Olahraga ini disukai berbagai kalangan, dari mulai orang dewasa hingga anak-anak. Apakah Si Buah Hati kesayangan Bunda juga suka main sepeda? Sudah sejauh mana dia mampu mengendalikan sepedanya?

Niima Nur Azizah pada penelitian berjudul Gambaran Stimulasi Perkembangan oleh ibu terhadap Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Cahaya Ananda, Depok mengutip pernyataan Marilyn Hockenberry pada buku Wong's Essential of Pediatric Nursing tentang perkembangan kemampuan bersepeda pada anak. 

Menurut Marilyn, Si Buah Hati mulai mampu mengayuh sepeda roda tiga saat masih berumur tiga tahun. Kemahirannya mengendarai sepeda akan bertambah sejalan dengan usianya.

Namun, harus diakui setiap anak memiliki penguasaan sepeda berbeda-beda saat belajar mengendarai sepeda roda dua. Ada yang langsung piawai setelah beberapa kali mencoba. Ada pula yang butuh usaha lebih keras untuk mengendalikan sepedanya, termasuk harus jatuh bangun berkali-kali.

Namun, Ayah dan Bunda tidak boleh menyerah untuk terus mengajarkan Si Buah Hati naik sepeda roda dua. Sebab, proses belajar mengendarai sepeda menumbuhkan keberanian dalam dirinya. Bersepeda juga memiliki manfaat lain seperti menstimulasi tumbuh kembang anak, dan juga melatih konsentrasinya.

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, kurangnya stimulasi bisa menyebabkan menyimpangnya tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. 

Diharapkan orang tua dapat memberikan stimulan kepada Si Buah Hati usia 0-6 tahun. Pemberian rangsangan itu termasuk juga mengajarkannya mengendarai sepeda roda dua. Yuk, simak beberapa tips mengajarkan anak naik sepeda roda dua.

1. Tumbuhkan Rasa Senang Pada Sepeda

Pada dasarnya kecintaan pada sepeda sudah muncul sejak Si Buah Hati belum bisa naik sepeda sendiri. Saat ia sudah mampu duduk dengan tegak dan stabil, Bunda akan membelikannya sepeda roda tiga. 

Lalu, Bunda bisa mendudukkan Si Buah Hati di atas sepeda dan mendorongnya sambil berkeliling perumahan di sore hari. Kegiatan ini akan membuat dia suka naik sepeda.

2. Pilih Sepeda yang Sesuai dengan Postur Tubuh

Bunda bisa memilih sepeda yang sesuai dengan postur tubuh Si Buah Hati, sehingga lebih mudah dikendalikan. Kalau bisa, sadel sepeda tidak terlalu tinggi sehingga dia masih bisa menapak ke tanah. 

Bila sepeda oleng, dia bisa langsung bertumpu pada kedua kaki. Bila sudah mahir dengan sepeda kecil, anak tidak akan menemukan kesulitan yang berarti untuk naik sepeda roda dua lain meskipun ukurannya lebih besar.

3. Berlatih Bersama Teman Sebaya

Latihan bersepeda bisa dilakukan di tempat yang ramai. Misalnya di lapangan di tengah perumahan di mana Si Buah Hati biasa bermain dengan teman-temannya yang sudah bisa bersepeda. Hal ini akan memberinya motivasi untuk bisa bersepeda, karena tidak mau kalah dengan temannya.

4. Beri Bantuan Roda

Sebelum piawai menggunakan sepeda roda dua, Bunda bisa memberikan tambahan roda pada ban belakang untuk menjaga keseimbangan. Kedua roda kecil menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. 

Pastikan Si Buah Hati sudah sangat mahir bersepeda roda dua, sebelum akhirnya Bunda melepaskan roda tambahan tersebut.

5. Memotivasi

Berikan pemahaman tentang pentingnya bersepeda roda dua pada Si Buah Hati. Bilang padanya kalau kegiatan ini dapat membuat tubuh lebih sehat. Selain itu, keterampilan bersepeda roda dua merupakan dasar dari cara menjaga keseimbangan diri. 

Sehingga dia bisa menggunakan teknik yang sama untuk mempelajari beberapa permainan lain, seperti papan luncur, sepatu roda, bahkan sepeda motor bila dia dewasa nanti.

6. Tuntun dan Beri Arahan

Bila Si Buah Hati masih merasa takut belajar sepeda roda dua, orang tua bisa menuntun sepedanya dan memberi arahan untuk mengendarainya. Saat anak sudah mulai menyesuaikan diri dan seimbang, Ayah atau Bunda bisa melepaskan pegangannya perlahan. 

Pastikan ia sudah percaya diri, sebelum orang tua membiarkannya melaju bersama sepeda roda dua.

7. Jangan Marah

Jangan marah bila Si Buah Hati jatuh atau menabrak suatu barang. Bunda justru harus membesarkan hatinya. Kemudian tetap memberi semangat padanya untuk terus belajar bersepeda roda dua.

Si Buah Hati akan semakin aktif saat sudah mahir bersepeda roda dua. Aktivitas ini jga dapat menguatkan otot-ototnya sehingga dia bisa lebih sehat. Keberadaan Ayah dan Bunda selama proses belajar bersepeda membuat anak bisa mengatasi rasa takut jatuh karena kehilangan keseimbangan. Jangan lupa memberikan helm, pelindung lutut dan siku agar proses belajar berjalan dengan aman.

Untuk mendukung aktivitas anak, Bunda bisa memberikan pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini yang mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Strategi Mengajarkan si Kecil Naik Sepeda Roda Dua
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Bunda, Jangan Lupa Bawa Barang-barang Ini Sebelum Travelling dengan Anak

Published date

Liburan atau traveling menjadi salah satu cara bagi keluarga untuk melepas penat dari rutinitas sekaligus menjadi salah satu cara untuk lebih mempererat serta  menghangatkan ikatan keluarga, khususnya bagi anak-anak.

Karena menurut salah seorang psikolog sekaligus penulis buku asal Amerika Serikat, Oliver James, mengatakan bahwa traveling bersama keluarga adalah sebuah momen berharga bagi seorang anak, dan akan terus ia kenang sepanjang hidupnya baik ketika liburan maupun sesudahnya, dan akan membuatnya menjadi pribadi yang ceria.  

Pada saat traveling para orang tua pun dituntut agar dapat memberikan sebuah pengalaman baru yang tidak terlupakan bagi sang anak terlebih apabila usianya masih balita, dimana ia masih harus banyak mempelajari berbagai hal baru.

Disamping itu, agar traveling terasa sangat menyenangkan dan memberikan kesan mendalam bagi Si Buah Hati, Maka sebagai persiapan traveling dengan anak, orang tua harus memeriksa beberapa peralatan yang harus dibawa agar sang buah hati tetap menikmati ‘petualangan’ nya tersebut.

Menurut studi  yang dilakukan oleh beberapa psikolog anak bersama dengan salah satu jasa perjalanan dunia, dengan mewawancarai 12.000 orang tua di 25 negara yang menjadi responden, didapati bahwa 43 persen orang tua yang menyatakan bahwa kotak pertolongan pertama adalah benda yang wajib dia saat liburan bersama balita sebagai persiapan traveling dengan anak.

Sementara itu, sebanyak 42 persen justru menjawab makanan ringan menjadi hal yang sangat penting dibawa jika terjadi kebutuhan mendesak bagi sang anak ketika traveling. Dan 41 persen orang tua justru menjawab pelindung matahari serta obat anti nyamuk adalah barang yang wajib dibawa untuk kebutuhan traveling balita.

Di bawahnya, terdapat 31 persen yang menyatakan harus mencatat beberapa barang wajib yang harus dibawa juga sebagai persiapan traveling bersama anak, antara lain:

1. Pakaian yang sesuai tujuan serta kaos kaki

Tidak perlu membawa banyak pakaian bagi Si Buah Hati, namun orang tua harus benar –benar memahami tujuan wisata yang akan dikunjungi apakah panas atau dingin sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Yang terpenting selalu usahakan baju anak menyerap keringat dengan baik serta kaos kaki untuk menghindarinya dari udara yang berangin baik panas maupun dingin.

2. Pastikan membawa jaket, topi, dan alas kaki

Tidak peduli apakah cuacanya dingin atau panas, namun orang tua wajib membawa Jaket, topi, dan alas kaki . Ini sangat berguna bagi balita ketika dalam perjalanan seperti pesawat ataupun kereta agar terhindar dari udara kencang ataupun yang terlalu dingin. Untuk menambah semangat Si Buah Hati, orang tua juga bisa melibatkannya dalam memilih jaket, topi ataupun sepatu sesuai keinginannya.

3. Membawa perlengkapan balita

Perlengkapan balita bisa terdiri dari alat-alat mandi, gendongan, stroller (jika dibutuhkan), selimut, popok sekali pakai, cotton buds, dan lain sebagainya yang memang orang tua rasa cukup perlu untuk dibawa.

4. Botol minum beserta alat makannya

Dengan membawa botol minuman, orang tua bisa dengan mudah mengontrol asupan air putih yang cukup bagi sang balita saat traveling. Untuk peralatan makan sendiri cobalah bawa yang memiliki penutup agar lebih praktis dan mudah digunakan dalam keadaan mendesak.

5. Selalu bawa mainan kesukaan Si Buah Hati

Banyak orang tua yang melupakan poin yang satu ini. Padahal dengan membawa mainan kesukaan sang buah hati, maka ia tidak akan cepat merasa bosan dan dapat lebih tenang saat traveling. Cobalah untuk mencari mainan kesukaannya yang berukuran kecil dan bisa disimpan didalam tas.

Namun, dari semua daftar peralatan yang harus dibawa saat traveling bersama balita, ada satu hal lain yang lebih penting untuk orang tua persiapkan. Yaitu mental, baik bagi sang buah hati maupun orang tua sendiri. persiapkan hal ini jauh hari agar si anak dapat lebih menikmati perjalanannya dan akan membuat travelling bersama keluarga menjadi momen favorit sepanjang hidupnya. 

Bunda yuk baca juga artikel Liburan Bersama Si Buah Hati di artikel "Kegiatan Edukatif di Luar Rumah untuk Mengisi Liburan"

 

 

Image Article
Pahami Terlebih Dahulu Apa Saja Yang Harus Dibawa, Sebagai Persiapan Traveling Dengan Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

7 Cara Belajar Naik Sepeda bagi Si Buah Hati

Published date

Belajar bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan. Olahraga ini disukai berbagai kalangan, dari mulai orang dewasa hingga anak-anak. Apakah Si Buah Hati kesayangan Bunda juga suka main sepeda? Sudah sejauh mana dia mampu mengendalikan sepedanya?

Niima Nur Azizah pada penelitian berjudul Gambaran Stimulasi Perkembangan oleh ibu terhadap Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Cahaya Ananda, Depok mengutip pernyataan Marilyn Hockenberry pada buku Wong's Essential of Pediatric Nursing tentang perkembangan kemampuan bersepeda pada anak.

Menurut Marilyn, Si Buah Hati mulai mampu mengayuh sepeda roda tiga saat masih usia prasekolah. Kemahirannya mengendarai sepeda akan bertambah sejalan dengan usianya.

Namun, harus diakui setiap anak memiliki penguasaan sepeda berbeda-beda saat belajar naik sepeda roda dua. Ada yang langsung piawai setelah beberapa kali mencoba. Ada pula yang butuh usaha lebih keras untuk mengendalikan sepedanya, termasuk harus jatuh bangun berkali-kali.

Ayah dan Bunda tidak boleh menyerah untuk terus mengajarkan Si Buah Hati naik sepeda roda dua. Sebab, proses belajar sepeda menumbuhkan keberanian dalam dirinya. Bersepeda juga memiliki manfaat lain seperti menstimulasi tumbuh kembang anak, dan juga melatih konsentrasinya.

Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, kurangnya stimulasi bisa menyebabkan menyimpangnya tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. 

Diharapkan orang tua dapat memberikan stimulus kepada Si Buah Hati usia 0-6 tahun. Pemberian rangsangan itu termasuk juga mengajarkannya mengendarai sepeda roda dua. Yuk, simak beberapa tips mengajarkan anak naik sepeda roda dua.

1. Tumbuhkan Rasa Senang Pada Sepeda

Pada dasarnya,  kecintaan pada sepeda sudah muncul sejak Si Buah Hati belum bisa naik sepeda sendiri. Saat ia sudah mampu duduk dengan tegak dan stabil, Bunda akan membelikannya sepeda roda tiga. 

Lalu,  Bunda bisa mendudukkan Si Buah Hati di atas sepeda dan mendorongnya sambil berkeliling perumahan di sore hari. Kegiatan ini akan membuat dia suka naik sepeda.

2. Pilih Sepeda yang Sesuai dengan Postur Tubuh

Bunda bisa memilih belajar sepeda yang sesuai dengan postur tubuh Si Buah Hati, sehingga lebih mudah dikendalikan. Kalau bisa, sadel sepeda tidak terlalu tinggi sehingga dia masih bisa menapak ke tanah. 

Jadi, bila sepeda oleng, dia bisa langsung bertumpu pada kedua kaki. Bila sudah mahir dengan sepeda kecil, anak tidak akan menemukan kesulitan yang berarti untuk naik sepeda roda dua lain meskipun ukurannya lebih besar.

3. Berlatih Bersama Teman Sebaya

Latihan bersepeda bisa dilakukan di tempat yang ramai. Misalnya di lapangan di tengah perumahan di mana Si Buah Hati biasa bermain dengan teman-temannya yang sudah bisa bersepeda.

Hal ini akan memberinya motivasi untuk bisa bersepeda, karena tidak mau kalah dengan temannya.

4. Beri Bantuan Roda

Sebelum piawai menggunakan sepeda roda dua, Bunda bisa memberikan tambahan roda pada ban belakang untuk menjaga keseimbangan. Kedua roda kecil menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. 

Pastikan Si Buah Hati sudah sangat mahir bersepeda roda dua, sebelum akhirnya Bunda melepaskan roda tambahan tersebut.

5. Memotivasi

Berikan pemahaman tentang pentingnya bersepeda roda dua pada Si Buah Hati. Bilang padanya kalau kegiatan ini dapat membuat tubuh lebih sehat. Selain itu, keterampilan bersepeda roda dua merupakan dasar dari cara menjaga keseimbangan diri. 

Sehingga dia bisa menggunakan teknik yang sama untuk mempelajari beberapa permainan lain, seperti papan luncur, sepatu roda, bahkan sepeda motor bila dia dewasa nanti

6. Tuntun dan Beri Arahan

Bila Si Buah Hati masih merasa takut belajar naik sepeda roda dua, orang tua bisa menuntun sepedanya dan memberi arahan untuk mengendarainya. Saat anak sudah mulai menyesuaikan diri dan seimbang, Ayah atau Bunda bisa melepaskan pegangannya perlahan. 

Pastikan ia sudah percaya diri, sebelum orang tua membiarkannya melaju bersama sepeda roda dua.

7. Jangan Marah

Jangan marah bila Si Buah Hati jatuh atau menabrak suatu barang. Bunda justru harus membesarkan hatinya. Kemudian tetap memberi semangat padanya untuk terus belajar bersepeda roda dua.

Si Buah Hati akan semakin aktif saat sudah mahir bersepeda roda dua. Aktivitas ini juga dapat menguatkan otot-ototnya sehingga dia bisa lebih sehat. 

Keberadaan Ayah dan Bunda selama proses belajar bersepeda membuat anak bisa mengatasi rasa takut jatuh karena kehilangan keseimbangan. Jangan lupa memberikan helm, pelindung lutut dan siku agar proses belajar berjalan dengan aman.

Dukung perkembangan anak dengan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Strategi Mengajarkan Si Kecil Belajar Naik Sepeda Roda Dua
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Mengajarkan Si Buah Hati Problem Solving

Published date

Ada banyak pengetahuan dasar dan kemampuan yang perlu dkembangkan Si Buah Hati untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain perkembangan kemampuan memori dan atensi yang mengarah pada kecerdasannya, kemampuan penyelesaian masalah juga harus ditumbuhkan sejak dini. 

Lakukan langkah-langkah berikut ini untuk mengajarkannya pada sang buah hati:

1. Tunjukkan Kasih Sayang

Semua sikap dan perilaku orang tua terhadap Si Buah Hati harus dilakukan dengan dasar kasih sayang. Hal tersebut wajib dilakukan semua orang tua untuk menanamkan keyakinan bahwa ia layak diperlakukan dengan cinta kasih. 

Kepercayaan diri inilah yang berpengaruh besar dalam penentuan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, tanpa bantuan dari orang lain.

2. Jadilah Panutan yang Baik

orang tua yang memiliki sikap positif dan menghargai diri sendiri akan melahirkan anak-anak yang punya kepribadian kurang lebih sama. Tidak perlu menjadi sempurna tapi selalu berusaha tumbuh dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki. 

Apabila Si Buah Hati mengalami kesulitan, baik dalam proses belajar maupun saat bermain, tahan diri untuk terjun dan membantunya menyelesaikannya, tapi dukung stimulasinya untuk mencari jawabannya sendiri.  

3. Berikan Pujian

Berikan pujian pada Si Buah Hati sesering mungkin, setiap kali mereka melakukan sesuatu yang benar. Akan tetapi pilih kata-kata yang sesuai, yaitu dengan menghargai aksi cerdas dan usaha keras yang dilakukannya, dan bukan mengarah ke fisik.  

Tetapkan tujuan yang bisa dicapai oleh anak-anak yang sesuai dengan kemampuan dan tahapan usianya. Memberikan tujuan yang terlalu muluk tidak hanya membuatnya kewalahan, tapi juga merasa rendah diri karena sudah merasa tidak bisa, walau belum mencobanya.

4. Dukung dengan Aktivitas Interaktif

Di jaman modern seperti sekarang ini, orang tua harus bijaksana memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendidik Si Buah Hati. Bunda bisa mengunduh aplikasi khusus anak yang berisi aktivitas interaktif. 

Dasar perkembangan kemampuan menyelesaikan masalah adalah dengan mempercayai diri sendiri terlebih dahulu dan selalu berpikir positif dalam menghadapi tantangan. Jangan lupa untuk membimbingnya dengan penuh perhatian ya, Bunda. 

Tambahkan juga DANCOW 3+ Nutritods dalam menu harian Si Buah Hati. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bantu Bunda Membuat Daftar Belanja dapat Melatih Si Kecil dalam Problem Solving
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Tips Memilih Sepatu Menarik agar Si Buah Hati Bahagia

Published date

Sepatu tidak hanya menjadi item fashion yang membuat Si Buah Hati tampil menarik, tapi juga berfungsi utama untuk melindungi kaki. Ada banyak jenis sepatu yang dijual di pasaran yang ditujukan untuk kegunaan yang berbeda-beda, misalnya sepatu olah raga, sepatu pesta, atau sepatu formal.

Pemilihan sepatu yang kurang tepat tidak hanya membuat Si Buah Hati tidak nyaman, tapi juga mempengaruhi aktivitas bermain, bereksplorasi, proses belajar dan tumbuh kembangnya.

Yuk, simak 5 tips memilih sepatu menarik agar Si Buah Hati bahagia:

Ukuran Terus Berubah

Ukuran sepatu dan kaus kaki dapat berubah setiap satu hingga sembilan bulan. Lihat tanda-tanda yang menandakan saatnya untuk membeli sepatu atau kaus kaki baru, seperti rasa tidak nyaman, lecet, kulit kaki kemerahan, atau cara jalan Si Buah Hati yang sedikit aneh. Jangan tunggu hingga jari-jari kakinya melepuh atau mendapat keluhan akibat sakit pada kaki.

Ajak Si Buah Hati Berbelanja

Pada tahapan usia 5+, Si Buah Hati sudah mulai bisa menentukan pilihannya sendiri. Biasanya dipengaruhi oleh tren atau teman-temannya. Minta ia untuk selalu mencoba sepatu sebelum membelinya, tes dengan berjalan, melompat dan berjongkok untuk melihat apakah sepatu tersebut nyaman dipakai. Cari yang berukuran tepat, tidak kekecilan yang memproteksi kaki dari lecet, atau terlalu besar yang menyebabkannya mudah terlepas.

Untuk melatih kemampuan penyelesaian masalah, biarkan anak memilih sendiri sepatunya dan berikan bimbingan seperti batas harga, bahan, atau motif yang pantas digunakan.

Hindari Sepatu Berhak

Biasanya anak perempuan menyukai sepatu berhak karena terlihat cantik dan menarik. Padahal jika digunakan terlalu lama akan membuat kaki mudah lelah dan menstimulasi gangguan pada tulang kaki.

Berikan penjelasan pada Si Buah Hati untuk memilih sepatu yang lebih nyaman digunakan. Jika masih bersikeras membelinya, kompromikan untuk memilih sepatu yang berhak sangat tipis dan batasi pemakaiannya.

Penggunaannya Praktis dan Aman

Biasanya sepatu yang mempunyai aneka aksesoris menarik perhatian Si Buah Hati, misalnya dilengkapi dengan pita, rantai, atau manik-manik. Pilihkan sepatu yang mudah dalam pemakaiannya. Bila menggunakan tali, cek apakah tali cukup panjang agar Si Buah Hati bisa memasangnya sendiri.

Bentuk yang terlalu rumit tidak hanya membuatnya cepat ketinggalan jaman, tapi juga menghabiskan banyak waktu untuk melepas dan memasangnya. Cek aksesoris yang menempel di sepatu seperti tidak mengganggu gerakan atau tidak mudah terlepas.

Semoga tips-tips di atas membantu membuktikan cinta Bunda dengan membelikan sepatu yang pas dan cocok, agar Si Buah Hati merasa senang.

 

Image Article
5 Tips Memilih Sepatu Menarik agar Si Kecil Bahagia
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Hal yang Memicu Si Buah Hati Sering Tantrum

Published date

Pada usia 3 tahun, Si Buah Hati akan mengalami perkembangan yang menakjubkan. Dari segi emosional, Si Buah Hati sering mengatakan “tidak” dan sering mengalami tantrum atau marah-marah. Perilaku bicara “tidak” itu adalah salah satu cara ia untuk menunjukkan self-autonomy. Di sini Si Buah Hati ingin menjadi pusat perhatian dan gemar “membantah”.

Kata “tidak” menunjukkan bahwa Si Buah Hati ingin mengungkapkan bahwa dirinya “ada” dan memiliki keinginan yang semestinya terpenuhi. Selain bentuk pengungkapan diri, kata “tidak” adalah bentuk sikap ingin diperhatikan. Jika kata itu dirasa kurang ampuh, Si Buah Hati akan menggantinya dengan melakukan tantrum.

Menurut penelitian Agustina Wulandari dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, banyak hal yang dapat memicu emosi Si Buah Hati meledak hingga tantrum. Misalnya:

1. Rasa lelah

Si Buah Hati yang memiliki aktivitas padat dan tidak punya banyak waktu untuk bermain, biasanya akan merasa kelelahan. Di sinilah ia menjadi lebih sensitif dan cepat marah.

2. Keinginannya Tidak Tercapai

Jika memiliki keinginan yang tidak tercapai, Si Buah Hati akan merasa gagal. Seperti orang dewasa, ia pun bisa merasa frustasi. Keadaan inilah yang kemudian memicu perasaan marah.

3. Kekangan Orang Tua

Anak usia 3 tahun juga dapat merasa jenuh dengan kekangan dari orang tua yang terkesan selalu mendikte. Marah adalah salah satu ledakan dari perasaan jenuh tersebut.

4. Perkembangan Fisik dan Kognitif

Di usia dini, perkembangan fisik dan kognitif Si Buah Hati lebih cepat ketimbang kemampuannya berbahasa atau berbicara. Pada saat inilah, ia merasa sulit mengungkapkan keinginannya hingga frustasi dan marah.

5. Kondisi Sosial

Usianya memang masih sangat muda, namun bukan berarti Si Buah Hati tidak mengerti kejadian yang berlangsung di sekitarnya. Ketika merasakan ada situasi berbeda yang terkesan mengancam kenyamanannya, misalnya kedua orang tua berpisah, Si Buah Hati bisa menunjukkan sikap frustasi hingga akhirnya tantrum.

Dalam buku Serba-serbi Anak, Windya Novita, pada umumnya, Si Buah Hati menunjukkan rasa kesal atau amarah dengan menghentakkan kaki, menendang, berteriak, meninju, membanting pintu, merengek, atau kerap menyatakan tidak.

Sikap marah-marah itu ia anggap sebagai sesuatu yang bisa membuat orang di sekitar akan memberikan perhatian. Si Buah Hati akan berhenti tantrum bila ada orang dewasa yang kemudian memberikan perhatian atau memberikan sesuatu yang diinginkan.

Untuk mencegah hal ini terjadi berlarut-larut, Bunda dapat mengajak Si Buah Hati melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatiannya. Misalnya dengan cara:

A. Memberikan Perhatian

Mungkin Bunda memiliki segunung kesibukan. Namun bila Si Buah Hati mengajak Bunda bermain, sebaiknya turutlah dalam dunianya. Meluangkan waktu untuk ikut bermain bersama akan membuat Si Buah Hati merasa memperoleh perhatian dan kasih sayang.

B. Beri Pengertian

Ketika Si Buah Hati meminta sesuatu dan Bunda tidak dapat memenuhinya, sebaiknya jangan langsung memberikan penolakan. Namun berikanlah ia pengertian bila Bunda tidak bisa memberikan hal yang diinginkan Si Buah Hati pada saat itu juga. Dengan memberikan alasan, Si Buah Hati pun akan belajar memahami kondisi orang tuanya.

C. Alihkan Perhatian Si Buah Hati

Jika Si Buah Hati terlanjur marah dan tantrum, cobalah Bunda alihkan perhatiannya ke hal yang lebih menarik. Misalnya memberikan mainan yang paling disukai atau mengajaknya melakukan hal-hal menyenangkan, seperti membaca buku atau menonton film kesayangan.

D. Ajari Si Buah Hati Mengatasi Rasa Marah

Di usia 3 tahun, sesungguhnya Si Buah Hati sudah bisa mengerti apa yang Bunda bicarakan. Karena itu, ada baiknya bila Bunda juga mengajarinya cara mengungkapkan keinginan dan amarah yang benar. Seperti meminta Si Buah Hati masuk ke kamar kala marah. Dan baru boleh menghampiri Bunda usai emosinya mereda.

Hal yang terpenting, Bunda tidak perlu ikut emosi dalam menghadapi Si Buah Hati yang sedang marah. Sebab, pada dasarnya, Si Buah Hati hanya perlu bimbingan dan diberi pengertian.

Bunda juga dapat mendukung tumbuh kembang emosional Si Buah Hati dengan memberikan DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Tips Atasi Si Kecil yang Hobi Bilang Tidak dan Sering Tantrum
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Langkah Agar Si Buah Hati Berani Menghadapi Hari Pertama Sekolah

Published date

Asima sangat bersemangat menyambut hari pertama masuk sekolah. Dia bangun pagi lalu segera mandi karena ingin cepat-cepat mengenakan seragam yang lucu modelnya. Bunda Hani senang melihat Si Buah Hati begitu ceria. Ia pun menggandeng tangan Asima dan mengantarnya menuju sekolah.

Sebenarnya Hani khawatir emosi Asima akan berubah begitu masuk ke sekolah. Sebab Asima sudah menampakkan gelagat tidak bisa ditinggal sendiri sejak masa trial di kelas beberapa pekan sebelumnya. Maka, selama di perjalanan, Hani bercerita pada Asima tentang serunya belajar bersama guru dan teman-teman. Hal ini dilakukan agar Asima yang masih berusia 4 tahun lebih berani di lingkungan yang baru.

Benar saja, sesampainya di sekolah, perasaan Asima berubah. Dia tidak mau lepas dari Hani. Si Buah Hati ingin sang Bunda tetap di kelas sepanjang jam pelajaran. Hani tidak kuasa menolak permintaannya, sebab khawatir Asima ngambek dan mogok sekolah. Padahal Si Buah Hati begitu bersemangat mengikuti setiap pelajaran yang diberikan. “Saat membaca ikrar saja, suaranya terdengar paling kencang,” kata Hani, akhir Agustus 2015 lalu.

Namun, Hani tidak dapat selalu menemani Asima. Sebab, dia juga tidak bisa terlalu lama meninggalkan Rainada, adik Asima yang baru berusia satu bulan. Apalagi kalau cuti melahirkannya sudah habis, Hani harus masuk kerja dan tentu tidak mungkin berada di sekolah setiap hari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Taman Kanak-kanak (TK) Nanda Pahandut, Palangkaraya, salah satu masalah emosional yang dialami anak TK adalah tidak mau berpisah dari orang tua atau pengantar. Tingkah laku tersebut termasuk wajar terutama pada pekan pertama dan kedua masuk sekolah. Sebab Si Buah Hati belum mengenal guru dan teman-temannya.

Agar Si Buah Hati berani sekolah, Bunda perlu melakukan empat stimulasi berikut:

1. Ajak Si Buah Hati Memilih Sekolah

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ikut survei calon sekolahnya. Berikan kesempatan agar dia bisa bereksplorasi di lingkungan sekolah, memainkan setiap mainan yang ada di halaman dan berkenalan dengan guru. Lalu biarkan Si Buah Hati menentukan sekolahnya sendiri. Pilihan itu menunjukkan sekolah mana yang membuatnya paling merasa nyaman.

2. Membiasakan Menggunakan Pernak-pernik Sekolah

Bunda pasti sudah mempersiapkan berbagai perlengkapan sekolah jauh-jauh hari. Biarkan Si Buah Hati meraut pensilnya sendiri dan menggunakannya untuk menamai sampul buku. Bunda juga bisa memakaikan baju seragam sekolah yang modelnya lucu. Kegiatan ini untuk menumbuhkan semangat Si Buah Hati untuk mulai bersekolah.

3. Menumbuhkan Keinginan Si Buah Hati agar Mandiri

Untuk mengajarkan Si Buah Hati mandiri, Bunda bisa mengajak menceritakannya pelbagai kisah soal sekolah. Bisa dari buku cerita atau karangan Bunda sendiri. Misalnya buku yang menceritakan satu tokoh yang mulai masuk sekolah. Dengan begitu, Si Buah Hati akan memiliki bayangan situasi yang akan dialaminya pada hari pertama sekolah.

4. Bermain Lebih Sering dengan Teman

Bunda bisa mengantar Si Buah Hati datang ke sekolah lebih pagi dan membiarkannya pulang sekolah lebih lambat di hari pertama sekolah. Hal ini untuk memberinya kesempatan agar bisa lebih banyak berinteraksi dengan guru dan bermain bersama teman. Jika sudah merasa akrab dengan lingkungannya, Si Buah Hati akan lebih percaya diri dan tidak takut ditinggal sendiri.

Wujudkan cinta Bunda yang begitu besar pada Si Buah Hati dengan membiarkannya mandiri di sekolah sendiri. Agar dia tumbuh menjadi pribadi yang pemberani.

Image Article
4 Langkah Agar si Kecil Berani Menghadapi Hari Pertama Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off