Berapa Usia Tepat Kenalkan Bahasa Asing untuk Si Buah Hati?

Published date

Saat Bunda melihat pesatnya perkembangan zaman yang semakin modern, barangkali sempat terpikir untuk segera mengenalkan bahasa asing kepada Si Buah Hati sebagai bahasa kedua. Namun ada pula pendapat yang menyatakan bila anak baru siap menerima bahasa kedua setelah kemampuan berbahasa ibunya telah cukup matang. Hingga Bunda pun mungkin bingung dan bertanya, kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan bahasa asing kepada anak?

Menurut penelitian Ade Irma Khairani, Pendidikan Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini, yang mengutip buku The Discovery of the Child karya Maria Montessori, usia 2-7 tahun adalah periode paling sensitif ketika belajar berbahasa dalam kehidupan seseorang. Karena itu, segala yang berkaitan dengan bahasa harus diperkenalkan kepada Si Buah Hati sebelum periode ini berakhir.

Meski pada masa keemasan Si Buah Hati bisa menyerap beragam bahasa baru, sebaiknya Bunda tidak terburu-buru mendaftarkannya ke lembaga pendidikan khusus atau tempat kursus bahasa asing. Karena 2 tahun juga masa bermain untuknya, belum waktunya berada dalam kelas formal. Bila dipaksakan, ia malah akan merasa tertekan dan kesulitan memahami bahasa tersebut di kemudian hari.

Yang dapat Bunda lakukan adalah menstimulasi Si Buah Hati dengan beragam permainan bahasa di rumah. Misalnya menggunakan kartu bergambar benda atau hewan dengan namanya dalam bahasa asing. Kemudian lakukanlah tebak gambar dengannya, menggunakan bahasa asing tersebut.

Bunda bisa pula mengajak Si Buah Hati bereksplorasi di halaman rumah atau berjalan-jalan keliling kompleks tempat tinggal. Sambil beraktivitas, Bunda menyebutkan beragam benda, bunga, hewan, atau warna yang ditemui, menggunakan bahasa asing. Atau mengajaknya bernyanyi lagu berbahasa asing. Dengan begitu, ia akan menyerap bahasa-bahasa baru dalam suasana bermain.

Untuk meningkatkan daya ingat Si Buah Hati akan bahasa asing yang baru dipelajarinya, Bunda perlu memastikan terpenuhinya asupan nutrisi. Yakni melalui panganan yang mengandung minyak ikan, Omega-3, dan Omega-6. Seperti yang terkandung dalam susu pertumbuhan DANCOW 1+ Nutritods. Cukup dua gelas DANCOW 1+ Nutritods, proses belajar Si Buah Hati pun lebih optimal.

DANCOW 1+ Nutritods adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus

Image Article
Usia Tepat Kenalkan Bahasa Asing kepada si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

5 Cara Menumbuhkan Kebiasaan Makan yang Baik Bagi Anak

Published date

Apakah Si Buah Hati kesayangan Bunda sedang susah makan? Apakah dia pasang aksi tutup mulut saat Bunda hendak menyuapinya? Ataukah ia malah mengemut makanan yang sudah berada di dalam mulut? Jika sedang menghadapi situasi ini, maka Bunda butuh solusi untuk mengatur kebiasaan makan yang baik Si Buah Hati

Nova Anace Tompunu, mengulas kebiasaan anak yang suka mengemut makanan dalam bukunya, Superfood untuk Tumbuh Kembang Optimal Bayi. Menurut Nova, umumnya kebiasaan mengemut makanan muncul akibat masalah kesehatan di sekitar mulut seperti sariawan, sakit gigi, radang tenggorokan, atau kelainan sensorik pada mulut. Selain itu, perilaku mengemut bisa terjadi karena Si Buah Hati sedang mengalami masalah gangguan sistem pencernaan.

Lalu, kata Nova, hal lain yang mendasari kebiasaan Si Buah Hati mengemut makanan, yakni perjalanan sejarah makan sedikit bermasalah. Misal, saat anak harus belajar mengunyah, tapi Bunda malah sering memberikan makanan bertekstur cair dan lembut. Sehingga sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut, rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi tidak terstimulasi.

Baca Juga: Rekomendasi Menu Makanan Kaya Vitamin D untuk Anak

Masalah lain yang bisa menimbulkan kebiasaan mengemut makanan pada anak adalah situasi saat makan. Misal, orang yang mengasuh anak justru menciptakan momen makan sebagai aktivitas yang menegangkan. Paksaan, bentakan, dan hal-hal yang membuat anak takut bisa menimbulkan kesan di kepala anak bahwa momen makan tidak menyenangkan, membuat kebiasaan makan yang baik menjadi hilang.

Selain itu, kebiasaan makan sambil bermain, sambil jalan, atau menonton televisi juga kurang baik. Bisa jadi Si Buah Hati malah terlalu asyik dengan aktivitas selingannya. Sehingga Si Buah Hati lupa ada makanan di dalam mulutnya.

Memang, saat anak susah makan, selalu membuat Bunda pusing bukan kepalang. Tapi Bunda bisa belajar mengatasi kebiasaan mengemut makanan yang dilakukan Si Buah Hati. Berikut tips dari Nova untuk mengatasi perilaku negatif tersebut.

  1. Tetap jaga kesabaran, jangan paksa Si Buah Hati. Berikan contoh cara makan yang benar. Tunjukkan cara menggerakkan mulut dan gigi ketika makanan masuk ke dalam mulut.
  2. Periksa gigi, mulut, dan tenggorokan anak. Jika memang ada masalah, segera periksakan ke dokter.
  3. Tetap berikan tekstur makanan sesuai tahapan usia anak, sebab ini penting dalam perkembangan oromotorik anak.
  4. Biasakan untuk melakukan aktivitas makan di meja makan, matikan televisi. Hindari kebiasaan makan sambil jalan-jalan atau bermain.
  5. Jangan biasakan ada aktivitas selingan, seperti bermain atau menonton televisi hingga sesi makan selesai. Selalu minta anak mengunyah dan menelan makanannya sebelum memulai aktivitas lain.
Image Article
Si Kecil Suka Ngemut Makanan? Ini Trik Mengatasinya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Cara Ajarkan Si Buah Hati Bersosialisasi

Published date

Memasuki usia toddler, Si Buah Hati semakin menunjukkan kemampuannya bersosialisasi. Misalnya, caranya beradaptasi dengan lingkungan baru, berbagi mainan atau makanan dengan teman, kemampuan berkomunikasi kala menginginkan atau tidak menyukai sesuatu hal, maupun menghargai orang lain. 

 

Perkembangannya dalam bersosialisasi ini sangat ditentukan oleh pola asuh Bunda dan Ayah di rumah. Kemampuan ini pula yang akan menentukan perkembangan kepribadiannya pada masa depan. Agar ia tak tumbuh menjadi egois, berikut yang bisa Bunda ajarkan padanya:

 

1. Mengenalkan Konsep Berbagi

Bunda, sikap egois bisa bermula dari keengganan Si Buah Hati untuk berbagi. Karena itu, penting mengenalkan konsep berbagi kepadanya, sejak dini. Misalnya, dengan mengajaknya makan bersama. Lalu, berikanlah ia sebagian makanan dari piring Bunda, atau sebaliknya, meminta sebagian makanannya. 

 

Ketika melakukan itu, Bunda bisa sambil berkata, "Kita berbagi makanan ya, Dek. Biar kamu bisa merasakan makanan, Bunda juga bisa cicip makanan kamu." Sehingga ia akan mengerti bila maksud berbagi adalah memberikan kesempatan orang lain untuk merasakan apa yang dimilikinya.

 

2. Beri Pengertian dan Jangan Memaksa

Ketika Si Buah Hati tengah asyik bermain dan tidak ingin berbagi, Bunda jangan memaksanya. Sebab situasi itu hanya akan membuat ia marah dan semakin mempertahankan apa yang dimilikinya. Lebih baik, Bunda mengajaknya berbicara setelah ia selesai bermain. 

 

Tanyakanlah mengapa ia enggan berbagi mainan dengan temannya. Kemudian, jelaskanlah padanya bila bermain akan lebih seru dan mengasyikkan bila dilakukan bersama-sama. Hingga ia tertarik untuk mencoba belajar berbagi dengan temannya saat bermain.

 

3. Memberi Contoh

Children see, children do. Si Buah Hati akan mencontoh apa yang dilihat, baik dari Ayah, Bunda, dan orang sekitarnya. Termasuk contoh berbagi dengan orang lain. Seperti ketika datang ke tempat beribadah dan ada kotak amal, Bunda atau Ayah bisa menunjukkan padanya menyisihkan sebagian uang ke dalamnya. 

 

Ketika melakukan itu, ada baiknya Bunda juga memberikannya pengertian tentang arti berbagi dan manfaatnya bagi orang lain.

 

4. Bercerita dan Bermain Peran

Satu cara mengajarkan Si Buah Hati belajar berbagi bisa dilakukan dengan bercerita dan bermain peran. Misalnya, waktu bermain masak-masakan, Bunda mengatakan ingin meminjam telur untuk membuat nasi goreng. 

 

Lalu setelahnya, berpura-puralah berbagi nasi goreng itu dengannya. Sehingga ia merasa bila berbagi akan membawa kebahagiaan, baik untuknya atau orang lain.


Jangan lupa penuhi kebutuhan tumbuh kembang anak dengan minuman pelengkap nutrisi, seperti DANCOW 1+ Nutritods. Produk DANCOW yang satu ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Ajarkan Si Kecil Belajar Berbagi dengan Bermain Peran
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

4 Permainan Bola Anak untuk Asah Fokus Si Buah Hati

Published date

Pada umur satu tahun, Si Buah Hati sudah mulai berjalan, berlari, dan melompat. Oleh karena itu, ia membutuhkan olahraga yang dapat menstimulasi perkembangan motorik. Salah satu aktivitas yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh anak adalah permainan bola anak.

Saat bermain bola bersama, Bunda dan Si Buah Hati akan terlibat interaksi. Minta ia untuk menggelindingkan bola dan Bunda menangkapnya. Aktivitas ini akan melatih konsentrasi anak. 

Selain itu, Bunda juga dapat mengajaknya memasukkan bola ke dalam ring agar bisa fokus. Kegiatan melambungkan dan menangkap bola memicu sensitivitas dan kesigapan.

Menurut Dokter Spesialis Anak Bernie Endyarni Medise pada artikel Aktivitas Fisik pada Anak di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, bermain interaktif dengan arahan tertentu baik untuk Si Buah Hati. Aktivitas ini dapat menstimulasi pertumbuhan fisik sekaligus perkembangan otak agar anak dapat berpikir strategis. 

Berikut ini beberapa tips agar permainan bola anak berlangsung aman, nyaman dan tetap menyenangkan.

  • Sediakanlah bola dalam berbagai macam ukuran. Mulai dari yang seukuran bola tenis hingga bola dengan diameter 15-20 cm.
  • Gunakan bola dengan bahan yang empuk seperti plastik atau kain dengan tekstur yang kasar agar bisa merangsang indera perabanya.
  • Pastikan area bermain aman dan memiliki permukaan yang rata. Gunakan matras warna warni berbahan karet. Alas tersebut digunakan untuk mencegah Si Buah Hati terluka saat terbentur atau jatuh.
  • Mulailah permainan dengan gerakan menggelindingkan bola atau lempar tangkap dengan posisi duduk. Bila Si Buah Hati sudah tampak lihai bisa dilakukan sambil berdiri.
  • Jangan lupa berikan pujian atau acungi jempol ketika Si Buah Hati berhasil melakukan gerakan yang Bunda minta.

Nah, setelah semua persiapan alat dan arena permainan lengkap, Bunda bisa mulai mengajak Si Buah Hati bermain bola. Kalau Bunda masih bingung mengenai bentuk permainan bola, mari kita simak ragam permainan bola yang cocok buat anak toddler.

1. Lempar Tangkap Bola

Caranya, Bunda duduk bersama batita dengan posisi saling berhadapan, kemudian melempar bola ke arahnya.

2. Bermain Mengejar Bola 

Caranya, Bunda cukup menggelindingkan bola dan pancing Si Buah Hati untuk mengejarnya. Bisa sambil merangkak, atau bahkan berjalan pelan.

Baca Juga: Tips Bantu Si Kecil Jadi Anak Unggul di Indonesia

3. Menggenggam Bola

Bunda bisa mengajak Si Buah Hati ke kolam renang dan mengajarinya menggenggam bola plastik yang mengambang. Kegiatan bermain bola dalam kolam renang akan melatih syaraf motoriknya.

4. Bermain di Kolam Bola

Biarkan Si Buah Hati masuk ke dalam keranjang bola berwarna-warni, lalu berikan kebebasan agar dia melakukan yang disukai. Warna-warni bola dapat memancing dan melatih mata anak mengidentifikasi warna. Bunda tidak perlu mengajak anak ke mall untuk "mandi bola". Sebab, sekarang sudah banyak kolam bola portabel yang bisa di gelar di kamar atau di ruang tamu.

Jangan lupa untuk tetap memberikan nutrisi dukung tumbuh kembang Si Buah Hati dengan susu DANCOW. Bunda juga bisa tukarkan poin di program Parenting Rewards DANCOW. Yuk, tunggu apa lagi? Tukar poin sekarang!

Dukung aktivitas Si Buah Hati dengan memberikan pelengkap nutrisi, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Bermacam Permainan Bola Anak untuk Asah Fokus Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

"1001" Tips Parenting agar Si Kecil Mau Terbuka dan Bercerita

Published date

"

Astri tiba-tiba "mogok" sekolah. Beberapa hari terakhir, gadis kecil itu selalu menangis saat bangun pagi dan menyampaikan kepada Bundanya, Dini, bahwa ia tak mau sekolah lagi."Kakak pokoknya enggak mau sekolah," kata Astri tanpa memberikan alasan.

Bunda Dini bingung. Ia mencoba menanyakan mengapa Astri tiba-tiba tak mau sekolah. Padahal, selama ini, putrinya yang berumur 5 tahun itu selalu terlihat bersemangat bangun pagi dan berangkat ke sekolah. "Kakak cerita dong, kenapa enggak mau sekolah," pinta Bunda."Pokoknya kakak enggak mau sekolah di situ," jawabnya singkat. Usaha Bunda Dini untuk menyakan ke sekolah pun tidak mebuahkan hasil. Para guru menilai, semua berjalan baik-baik saja.

Tiga hari sudah Astri "mogok" ke sekolah. Akhirnya, Bunda mengajak ia bermain peran dengan menggunakan empat boneka Barbie kesukaannya. Astri menamakan ketiga boneka itu dengan nama temannya, dan satu menggunakan namanya sendiri. "Ayo, Bunda pengen jadi penonton. Kakak bikin cerita dong tentang kakak dengan teman-teman," kata Bunda.

Astri menuruti permintaan Bunda, karena selama ini ia memang selalu bermain peran dengan boneka-bonekanya tersebut. Pada cerita yang dimainkannya hari itu, Astri mengisahkan bahwa sang teman mengejeknya karena tas Barbie baru yang dibelinya jelek. Mendengar cerita itu, Bunda Dini teringat bahwa sehari sebelum "mogok" sekolah, Astri meminta memakai tas lain dan tak mau menggunakan tas Barbie barunya. Bunda pun mendapatkan alasan mengapa Astri tak mau sekolah dan menemui para guru untuk melakukan konseling akan masalah anaknya.

****

Kisah serupa mungkin pernah Bunda alami. Meski kisah tak persis sama, ternyata memang tak mudah meminta si Kecil untuk menceritakan masalah yang dihadapi dalam keseharian dan di sekolahnya. Karakter anak yang cerewet atau suka bercerita, memang tak serta merta membuatnya mau terbuka dengan masalah yang dihadapinya. Untuk merangsangnya agar mau terbuka, Bunda pun harus berpikir berbagai cara. Salah satunya yang dilakukan Bunda Dini dengan menggunakan media boneka dan ternyata efektif membuat Astri menceritakan masalahnya.

Ada tips parenting lain yang bisa Bunda lakukan agar si Kecil selalu terbuka dengan apa yang dialaminya. Dikutip dari buku Barbara Sher “Kiat Melatih Konsentrasi Pikiran Anak”, salah satunya melalui permainan “Buku Kejadian”. Permainan ini akan membantu Bunda untuk mengetahui kejadian yang dialami anak dalam kesehariannya. Pertama, siapkan buku tulis atau buku binder bergambar yang menarik perhatiannya, pena, crayon, selotip atau lem, benda-benda yang berhubungan dengan kejadian.

Kedua, cara menggunakannya:

1. Jika si Kecil sudah bisa menulis, minta dia menuliskan kejadian yang dialaminya setiap hari. Atau, jika dia belum bisa menulis, mintatalah dia bercerita dan Bunda menuliskan atau menggambarkan ceritanya dalam bentuk karikatur yang menarik. Beri judul buku itu, misalnya, “Buku Kejadian Astri”.

2. Ada berbagai metode yang dapat digunakan selain menuliskan cerita atau menggambarkannya. Misalnya, dengan cara mempersiapkan potongan gambar berkaitan dengan kegiatan yang dijalani setiap hari, dan ajak ia menempelkannya hingga membentuk alur cerita sesuai kejadian.

Buku ini akan mendorong si Kecil untuk memerhatikan apa yang terjadi dan mereka alami, juga belajar fokus pada pengalamannya. Selain itu, ia akan mudah terbuka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya. Nah, agar ia mau terbuka terhadap Bunda, ada beberapa tips parenting yang harus diperhatikan:

1. Selalu luangkan waktu bersama si Kecil. Manfaatkan waktu untuk saling bertukar cerita tentang kejadian yang Bunda jalani setiap hari, dan minta ia melakukan hal yang sama

2. Menjadi pendengar yang baik. Ketika ia tengah bercerita, sebaiknya Bunda menghentikan semua kesibukan atau pekerjaan. Duduklah di sampingnya, dan jangan memotong ketika ia sedang berbicara. Dengan begitu, ia akan merasa mendapatkan perhatian dari Bunda.

3. Bersikap tepat saat si Kecil melakukan kesalahan. Jangan berteriak atau memarahinya karena akan memberikan jarak antara Bunda dengannya. Ia pun akan enggan bercerita tentang berbagai hal karena khawatir akan dimarahi.

Dancow bantu lindungi eksplorasi si Kecil #DANCOWLindungi

Image Article
"1001" Tips Parenting agar Si Kecil Mau Terbuka dan Bercerita
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Berapakah Usia Anak Tumbuh Gigi? Simak di SIni!

Published date

Bunda, apakah Si Buah Hati sudah mulai memasuki usia tumbuh gigi? Gigi-gigi yang pertama tumbuh pada Si Buah Hati disebut gigi susu. Mengapa dinamakan begitu? Karena gigi yang pertama kali tumbuh ini memiliki warna putih seperti putih susu.

Menurut dokter gigi Hodijah Alatas, dari klinik RHC Jakarta, usia pertama kali Si Buah Hati mengalami pertumbuhan gigi susu sangatlah bervariasi. "Umumnya gigi susu pertama kali tumbuh sebelum Si Buah Hati menginjak usia satu tahun, dan biasanya dimulai dengan pertumbuhan gigi seri bawah," ujar Hodijah saat diwawancarai.

Setelah gigi seri, selanjutnya tumbuh gigi-gigi lain. Seperti gigi geraham dan taring, dan jumlahnya akan lengkap ketika ia menginjak usia 2 tahun. Jumlah gigi susu adalah 20 buah, terdiri dari sepuluh gigi pada rahang atas dan sepuluh gigi pada rahang bawah. Masing-masing deretan gigi itu terdiri dari empat gigi seri, dua gigi taring, dan empat gigi geraham.

"Proses pertumbuhan gigi susu Si Buah Hati akan diawali dengan membesarnya gusi di area sekitar gigi," kata Hodijah. Penyebab bengkak di bagian gusi ini adalah benih gigi susu yang sebelumnya tersimpan di dalam tulang rahang terdorong ke atas dan masuk ke dalam gusi. Setelah gigi mencapai gusi, pertumbuhan akan semakin cepat. Usia tumbuh gigi di tahap ini ditandai dengan gusi yang mulai berbayang putih hingga kemunculan gigi menembus gusi di atasnya, biasa disebut cutting stage atau cutting teeth

Baca Juga: 5 Perkembangan Anak 1 Tahun yang Bikin #BundaBangga

Selama usia tumbuh gigi berlangsung, Si Buah Hati tidak hanya mengalami bengkak pada gusi. Ia juga akan merasakan gatal di bagian tersebut. Hingga ia pun merasa tidak nyaman dan mengalami peningkatan volume air liur di dalam mulutnya. "Yang perlu Bunda ingat, tidaklah benar apabila dikatakan tumbuhnya gigi susu sering menimbulkan beberapa penyakit," ujar Hodijah.

Meski begitu, beberapa anak terkadang merasa ketidaknyamanan di area mulut. Sehingga ia kerap menolak makan. Inilah yang akan mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga Si Buah Hati rentan terkena infeksi dan mengalami demam.

Karena merasa tidak nyaman, Si Buah Hati juga akan memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya. Pada saat itulah tubuh Si Buah Hati kemasukkan kuman yang dapat menyebabkan infeksi. Sehingga tidak jarang Si Buah Hati akan sakit pada periode usia tumbuh gigi ini.

Agar Si Buah Hati tetap nyaman semasa proses pertumbuhan gigi susu, Hodijah memberikan beberapa tips untuk Bunda, yakni:

  • Teether untuk Si Buah Hati
    Teether atau mainan yang bisa digigit Si Buah Hati ini berfungsi untuk mengurangi kegatalan pada gusinya. Agar Si Buah Hati tetap sehat dalam masa menggigit teether ini, Bunda sebaiknya terus mengawasinya. Bila teether itu terjatuh, segeralah mencucinya. Sehingga tidak ada kuman yang menempel pada mainan tersebut.
  • Camilan biskuit atau buah
    Selain teether, Bunda bisa memberikan Si Buah Hati biskuit atau buah berpotongan kecil sebagai finger food. Selain bisa digigit-gigit dan membantu menghilangkan rasa gatal pada gusi, Si Buah Hati pun memperoleh camilan sehat.
  • Tunjukkan kasih sayang
    Untuk mengalihkan Si Buah Hati dari rasa tidak nyaman, Bunda bisa menunjukkan rasa sayang dengan memberikannya pelukan. Dapat pula mengajak Si Buah Hati bermain, membacakan cerita, atau menyanyikan lagu yang disukainya.

Setelah gigi susu muncul Bunda dapat mulai membiasakan Si Buah Hati menyikat gigi dengan cara yang menyenangkan. Misalnya sambil bernyanyi atau menggosok gigi bersama anggota keluarga lain. Yuk Bunda, rawat gigi Si Buah Hati agar sehat hingga tumbuh dewasa.

Image Article
Usia Anak Tumbuh Gigi
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Cara Mendidik Anak yang Baik agar Suka Baca Buku

Published date

Bunda, membaca adalah aktivitas yang sangat penting dan dapat berdampak jangka panjang. Sementara kebiasaan membaca sejak usia dini akan mendorong Si Buah Hati tumbuh sebagai anak yang mudah mengungkapkan pendapat serta kritis terhadap sesuatu, ketika sudah dewasa.

Untuk itu, ada baiknya Bunda mengenalkan buku dan kegiatan membaca pada Si Buah Hati ketika usianya menginjak 1 tahun. Nah, agar Si Buah Hati gemar membaca, inilah cara jitu yang bisa Bunda lakukan.

1. Membacakan Cerita

Membacakan cerita kepada Si Buah Hati akan menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan dan banyak dampak positifnya. Misalnya Si Buah Hati menjadi lebih dekat dengan Bunda, menciptakan perasaan sayang, membuat hubungan Bunda dan Si Buah Hati semakin berkualitas, menanamkan moral pada Si Buah Hati, dan, tentu saja membuatnya menyukai buku.

Waktu yang tepat untuk membacakan cerita adalah menjelang waktu tidur Si Buah Hati. Pada saat ini, Si Buah Hati sudah dalam keadaan santai dan lebih fokus dalam mendengarkan suara Bunda. Meski di usia satu tahun Si Buah Hati belum terlalu mengerti akan cerita yang disampaikan, kegiatan membaca akan menambah kosakatanya.

2. Mendongeng Bersama

Cara baik mendidik anak salah satunya adalah melakukan aktivitas mendongeng dengan menggunakan alat peraga, misalnya boneka jari. Bunda bisa menciptakan dongeng sendiri atau yang sudah ada. Ketika mendengarkan dongeng, perhatian Si Buah Hati akan terarah pada Bunda. Sehingga tertarik untuk mendengar cerita Bunda.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus

3. Jalan-Jalan ke Toko Buku

Mengenalkan buku dapat Bunda lakukan langsung ke sumbernya, seperti mengajak Si Buah Hati ke toko buku. Di sana, Si Buah Hati akan langsung melihat ribuan buku anak-anak. Bunda pun bisa memilih buku yang penuh warna, sehingga Si Buah Hati tertarik. Membuka-buka halaman buku langsung di toko buku, akan menjadi momen yang melekat di otaknya.

4. Memilih Buku Sendiri

Cara baik mendidik anak lebih mengenal buku adalah meletakkan beberapa buku di hadapannya. Biarkan dia memilih sendiri bukunya lalu Bunda jelaskan bila akan membacakan buku itu. Dengan demikian, Si Buah Hati mengerti bahwa benda itulah yang akan menjadi aktivitasnya saat itu.

Untuk mendukung anak gemar membaca buku, Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Cara Mendidik Anak yang Baik agar Suka Baca Buku
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Ketika Si Buah Hati Menjadi Emosional? Ini Sebabnya

Published date

Bunda pasti senang melihat Si Buah Hati yang semakin besar. Usianya kini sudah mencapai 14 bulan atau di atas 1 tahun. Di usia ini, Si Buah Hati masih mengalami perkembangan otak sangat pesat. Ia pun mulai hobi meneliti dan mencari tahu tentang benda-benda dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Di momen inilah anak sangat memerlukan perhatian Bunda, untuk memberi petunjuk tentang hal-hal yang ingin diketahuinya. Juga untuk menjaganya dari hal-hal yang mungkin membahayakannya.

Mengenai emosi, kini Si Buah Hati sudah dapat menunjukkan rasa marah dengan beragam ekspresi. Mulai dari berteriak, memukul, mencakar, bahkan menggigit. Ketika itu terjadi, Bunda tidak perlu panik. Sebab melakukan ini bukan berarti karena dia berbakat dalam melakukan kenakalan. Anak melakukannya hanya karena belum tahu cara mengekspresikan emosinya.

Mengapa Si Buah Hati sampai sebegitu emosi? Banyak penyebabnya. Salah satunya adalah karena stres. Dia dapat mengalami tekanan ketika merasakan tuntutan yang melebihi batas, orang tua berkelahi, atau orang tua memarahinya. Penyebab lain adalah terganggunya rutinitas anak seperti melakukan perjalanan, adanya suara gaduh yang terus-menerus, terlewatnya waktu tidur siang, atau ada tamu yang berkunjung ke rumah.

Ketika stres, biasanya Si Buah Hati mengalami sulit tidur, sulit makan, sering menangis di malam hari, tidak bisa diam, dan cenderung terlihat lebih aktif. Emosi ini terkadang ia salurkan dengan memukul atau menggigit. Untuk mencegah anak memukul dan menggigit, Bunda harus mengusahakannya tidak stres. Juga mengajarkannya cara mengarahkan energi ke hal yang baik.

Misalnya dengan melakukan kegiatan yang dapat membuat Si Buah Hati “lupa” dengan emosinya. Bacakan buku cerita dan bantu dia untuk membuka-buka buku. Bisa pula mengajaknya bermain boneka dengan suara-suara, bermain mengambil benda, lompat kodok, atau menebak warna. Pada intinya, buatlah anak sibuk dengan kegiatan yang menyenangkan.

Jika sudah cukup beraktivitas yang menyenangkan sepanjang hari, maka dia akan membutuhkan waktu untuk tidur tenang. Suasana hati yang nyaman juga membuatnya tidak lagi berminat menyalurkan energi dengan cara negatif seperti memukul atau menggigit.

Selain mengajak Si Buah Hati beraktivitas, Bunda disarankan pula mengelola stres diri sendiri. Usahakan agar lebih santai sehingga tidak meluapkan emosi ke lingkungan rumah. Ciptakan juga suasana yang tenang, nyaman, dan penuh canda tawa. Lalu peluklah dia dan ajak bermain bersama. Penulis Buku The Miracle of Hug, Melly Puspitasari, mengatakan pelukan memberikan kedekatan dan kekuatan getaran batin, perasaan sayang antara orang tua dan anak. Melly juga menyebut, pelukan pada anak-anak akan merangsang keluarnya hormon oksitosin, sehingga memberikan perasaan tenang.

Bila Si Buah Hati masih memukul, menggigit, atau mencakar, sebaiknya Bunda tetap sabar. Jangan sampai ikut terbawa emosi atau memarahinya. Lebih baik, Bunda memberinya nasihat dengan kata-kata yang mudah dimengerti. Kemudian ajari Si Buah Hati menyayangi orang lain, senang memberi, dan tidak menyakiti orang di sekitarnya.

Image Article
Ketika Si Kecil Menjadi Emosional? Ini Sebabnya
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Fungsi Omega 3 untuk Anak dan Omega 6 untuk Perkembangan Bahasa

Published date

Bunda, omega 3 serta omega 6 memegang peran penting dalam perkembangan otak. Apa itu omega 3 dan 6? Kenapa penting dan apa manfaatnya? Berikut pembahasan mengenai manfaat omega 6 untuk anak, tidak ketinggalan juga omega 3.

Omega 3 dan Omega 6 untuk Tumbuh Kembang

Tercukupinya kebutuhan asam lemak esensial akan membuat pembentukan dinding sel neuron di otak berlangsung normal. Dengan begitu, otak Si Buah Hati berkembang dengan kemampuan pengorganisasian dan koneksi normal di antara sel-selnya. Dalam jangka panjang, Si Buah Hati yang mendapatkan kecukupan asupan kedua lemak tidak jenuh (omega 3 dan 6) tersebut akan tercermin dalam perilaku belajarnya.

Manfaat Omega 3 dan omega 6 untuk Perkembangan Bahasa Si Buah Hati

Manfaat omega 3 dan 6 untuk anak lainnya adalah dapat mendukung kemampuan berbahasa. Studi menemukan bahwa balita yang mengonsumsi minyak omega 3 dan 6 secara signifikan meningkatkan penggunaan gerakan representasional mereka dibandingkan dengan balita dalam kelompok plasebo (dalam perawatan medis). 

Hasil tersebut menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak omega 3 dan 6 dapat membantu perkembangan sosial dan komunikatif secara keseluruhan, seperti gerakan representasional/gestur, tetapi bukan secara spesifik terhadap bahasa.

Manfaat Minum Susu yang Difortifikasi dengan Omega 6 dan 3

Saat ini, sangat banyak merk susu yang difortifikasi dengan omega 3 dan 6 sebagai nutrisi tambahannya. Tapi, apa sebenarnya manfaat kandungan omega 3 dan 6 dalam susu? Berikut penjelasannya.

1. Mendukung Perkembangan Otak Anak

Susu dengan omega 3 dan 6 memiliki peran penting untuk fungsi otak dan perkembangan di masa kanak-kanak. Menurut penelitian, omega 3 terutama DHA, bersama dengan omega 6 telah terbukti secara ilmiah membantu perkembangan otak anak.

Studi menemukan bahwa asupan DHA memberikan efek yang positif untuk perkembangan otak, terutama dalam hal kemampuan kognitif, perencanaan, pemecahan masalah, dan pembelajaran.

Kemudian, manfaat omega 6 untuk anak, adalah komponen mendukung kinerja otak melalui komponen khususnya ARA atau Asam arakidonat. ARA terlibat dalam pengiriman sinyal saraf dan sintesis neurotransmitter, yang berguna mendukung fungsi kognitif dan kesehatan otak secara keseluruhan. 

2. Mendukung Kemampuan Membaca Anak

Manfaat omega 6 untuk anak, dan omega 3, salah satunya adalah mendukung kemampuan membaca anak. Studi dari University of Gothenburg menunjukkan bahwa suplementasi omega 6 dan 3 dapat memperbaiki kemampuan membaca anak yang bersekolah di sekolah umum.

Hal ini juga selaras dengan penelitian dari Oxford University yang menunjukkan bahwa dengan suplementasi omega 3, terutama DHA yang cukup, dapat membantu perkembangan membaca si Buah Hati.  Anak usia 7-9 tahun dengan kadar DHA yang rendah dalam darah umumnya mengalami kesulitan dalam belajar membaca. 

3. Mendukung Kesehatan Mata Anak

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa omega 3, terutama DHA, membantu mengoptimalkan kesehatan mata. Ini karena omega 3 dapat membantu meningkatkan fungsi retina.

Selain itu, penelitian menyebutkan bahwa omega-3, khususnya eicosapentaenoic acid (EPA) dan DHA, dapat dijadikan sebagai terapi untuk mengurangi gejala mata kering.

4. Membantu Si Buah Hati Tidur Nyenyak

Penelitian terkait fungsi omega 3 untuk anak itu menyimpulkan bahwa kadar DHA dalam darah yang lebih tinggi mungkin berhubungan dengan tidur anak yang lebih baik, sebagaimana dinilai oleh orangtua. Meski penelitian ini menunjukkan jika suplementasi DHA membuktikan ada hubungan dengan kondisi tidur anak yang lebih baik,   masih diperlukan penelitian lanjutan.

Oleh karenanya, Bunda perlu memperhatikan diet gizi seimbang Si Buah Hati, yang di dalamnya termasuk omega 3 dan omega 6, sehingga dapat berkontribusi pada kesehatan anak secara keseluruhan. Pasalnya, diet sehat menyediakan semua kebutuhan gizi yang diperlukan agar tubuh berfungsi, termasuk siklus tidur. 

5. Kurangi Risiko Asma dan Alergi Pada Anak

Penelitian menyimpulkan bahwa asupan omega 3 dan 6 berhubungan dengan perbaikan respons asmatik terhadap udara berpolusi. Rutin mengonsumsi susu dengan omega 6 dan 3 dapat mengurangi risiko kejadian asma dan alergi pada anak. DHA dapat membantu menjaga kesehatan saluran pernapasan dan mengurangi risiko infeksi pernapasan yang dapat mempengaruhi daya tahan anak.

6. Membantu Penyembuhan

Fungsi omega 3 dan 6 untuk anak selanjutnya adalah kandungan prekursor molekul pro-inflamasi (peradangan) eikosanoid yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Kandungan omega 3 dan 6  memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dengan menjaga keseimbangan kekebalan tubuh. 

Baca Juga: Kandungan Gizi Susu UHT DANCOW: Susu Bubuk dan Cair

Takaran Omega 3 dan Omega 6

Setelah Bunda membaca bahasan tadi, mungkin muncul pertanyaan tentang takaran kebutuhan lemak tidak jenuh (omega) bagi Si Buah Hati. Hal ini penting terutama saat Si Buah Hati memasuki usia prasekolah, perkembangan otaknya berkembang sangat cepat.

Angka kecukupan omega 3 dan 6 bervariasi menurut ukuran tubuh, usia, dan aktivitas Si Buah Hati. Artinya, semakin banyak energi yang digunakan Si Buah Hati, kebutuhan akan asam lemak esensial ini juga meningkat. Saat berusia 3 tahun, Si Buah Hati membutuhkan sekitar 0,7 gram omega 3 dan 7 gram omega 6 dalam makanan dan minumannya setiap hari.

Bahan Makanan Mengandung Omega 3 dan Omega 6

Bunda bisa mendapatkan kandungan asam lemak yang penting pada pertumbuhan anak tersebut dari beberapa makanan sehari-hari. 

Omega 3 dapat Bunda peroleh dari berbagai jenis ikan yang hidup di laut dalam seperti lemuru, tuna, salmon, dan kod. Bentuk omega 3 yang lebih praktis dapat Bunda peroleh dari minyak ikan, minyak kanola, minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak jagung. Sementara, Omega 6 dapat Bunda temukan dalam minyak nabati seperti minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak jagung.

Untuk bantu melengkapi kebutuhan omega 3 & 6 nya, Bunda juga bisa memberikan Si Buah Hati DANCOW 3+ Imunutri. DANCOW 3+ Imunutri mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, DHA, omega 3 & 6, tinggi vitamin A, C, E dan mikronutrien lainnya.

Semoga Bunda kini bisa memberikan asupan gizi terbaik untuk Si Buah Hati, ya!

Image Article
Manfaat Omega 3 & 6 untuk Anak pada Kemampuan Bahasa
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Saat Si Buah Hati Memasuki Fase Imajinatif

Published date

Pernahkah Bunda mendapati Si Buah Hati sedang berbicara dengan bonekanya? Atau berperilaku seakan sedang berperang dengan sesosok raksasa, walau tak ada siapa-siapa di depannya?

Pada usia 3 tahun, Si Buah Hati memang tengah berada dalam fase pra-operasional. Pada fase tersebut, Si Buah Hati mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Perkembangan bahasa tersebut biasanya diiringi dengan perkembangan imajinasi, yang biasanya disalurkan melalui permainan peran.

Seperti yang ditulis Halida dalam penelitian Metode Bermain Peran Dalam Mengoptimalkan Kemampuan Bicara Anak Usia Dini, bila bermain peran merupakan bagian dari cara anak mengembangkan kemampuan bahasa dan sosialisasinya. 

Karena itu, Bunda tidak perlu khawatir jika Si Buah Hati melewati fame imajinasi. Sebab ini merupakan tanda kalau otak atau kecerdasan kognitif anak sedang berkembang, dan dapat mendorongnya berpikir kreatif.

Nah, agar bisa mengembangkan daya imajinasi pada Si Buah Hati, Bunda sebaiknya melakukan permainan pura-pura bersamanya. Misalnya, Bunda berpura-pura menjadi ibu guru sementara Si Buah Hati menjadi muridnya; atau berperan seperti tokoh dalam suatu cerita dongeng.

Pendampingan Bunda kala Si Buah Hati bermain peran tidak hanya membuat suasana permainan menjadi seru dan menyenangkan. Tapi juga dapat mengarahkan imajinasi Si Buah Hati agar tidak keluar batas atau menjadi negatif. 

Apalagi kalau Si Buah Hati terlalu banyak menonton televisi atau bermain games, sehingga membuatnya terdorong berimajinasi berlebihan, seperti berpura-pura menjadi superhero yang bisa terbang dari ketinggian.

Dalam pendampingan dan pengawasan itu, Bunda pun tidak perlu terlalu ketat dalam memberikan aturan pada Si Buah Hati. Karena aturan yang sangat ketat akan membuat Si Buah Hati sulit mengungkapkan imajinasi dan pikiran kreatifnya.

Di tahap ini, Bunda cukup memberikannya batasan atau aturan. Seperti tidak boleh memukul dengan pedang maupun benda tajam, atau tidak boleh melompat dari tempat tinggi. 

Bunda juga perlu bersikap santai dan menikmati peran Si Buah Hati, tanpa menunjukkan rasa panik atau marah ketika ia bermain dan berperilaku dengan menggunakan baju tokoh idolanya. Sehingga Si Buah Hati memiliki keleluasaan dalam mewujudkan imajinasinya dengan aman.

Untuk mendukung imajinasinya, Bunda bisa memberikan Susu DANCOW 3+ Nutritods. Ini adalah susu pertumbuhan yang diformulasi untuk usia prasekolah 3-5 tahun, mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zat besi, zink, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, tinggi vitamin A & C dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Saat Si Kecil Memasuki Fase Imajinatif
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off