Bermain dan Belajar Peran bersama Boneka atau Robot Kesayangan

Published date

Bermain boneka atau robot-robotan adalah salah satu permainan yang sangat disukai oleh Si Buah Hati. Manfaatkanlah aktivitas bermain ini untuk mengajarkannya berbagai hal, di antaranya untuk berkomunikasi dan bersimpati dengan sesamanya.

Bermain boneka atau robot-robotan juga dapat membantu Si Buah Hati mengembangkan kemampuan psikomotor serta kemampuannya menyelesaikan masalah lho, Bunda. Tidak hanya menggerakkannya, Si Buah Hati juga tidak jarang berbicara dengan boneka atau robot-robotannya. “Ludi jangan sedih, nanti tangan kamu, aku obati supaya kamu tidak sakit lagi!”. 

Serunya melihat tingkah Si Buah Hati sedang serius memperbaiki boneka kesayangannya sambil mengajaknya berbicara. Saat berbicara dengan boneka atau robot kesayangannya, Si Buah Hati juga akan belajar mengeluarkan ide-ide dan pemikirannya, dimana kemampuan berbahasanya akan semakin terlatih.

Ayo Bunda, terus stimulasi Si Buah Hati dengan mengajaknya bermain peran bersama boneka dan robot-robotannya. Arahkan dan perkaya perbendaharaan kata yang dimilikinya. Selain melatih kemampuan berbahasanya, Si Buah Hati juga dapat belajar mengenal karakter dari peran yang dimainkannya.

Image Article
Bermain dan Belajar Peran bersama Boneka atau Robot Kesayangan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Belajar Sopan Santun Sejak Dini Lewat Bermain Rumah-rumahan

Published date

Sopan santun pada anak memang perlu diajarkan sejak dini. Salah satu cara yang dapat Bunda ajarkan adalah dengan bermain rumah-rumahan bersama Si Buah Hati. Biasanya permainan akan dimulai melalui percakapan seperti “Tok.. tok.. tok. Nina-nya adaaa?”

Sapaan itu juga akan sering terjadi saat sosialisasi anak semakin terpupuk dengan teman-temannya. Hari ini Si Buah Hati bermain ke rumah Nina, esoknya Nina mungkin yang akan berkunjung ke rumah yang lainnya. Apakah Bunda was-was Si Buah Hati akan berperilaku baik di rumah Nina?

Ragam pertanyaan masalah kesopanan tersebut memang mengkhawatirkan. Bunda ingin Si Buah Hati bersenang-senang dengan temannya, tapi juga ingin ia bertingkah laku sopan menghormati orang tua temannya, dan tidak membuat rumah mereka berantakan. Proses belajar anak untuk memahami etika kesopanan ini bisa dimunculkan dengan bermain rumah-rumahan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui tentang manfaat dari permainan rumah-rumahan bagi Si Buah Hati

Mengajarkannya Untuk Lebih Hormat

Mengajak Si Buah Hati bermain rumah-rumahan sekaligus dapat mengajarkannya untuk lebih sopan dan hormat. Cobalah mengajarkan kepadanya untuk membiasakan diri berkata tolong, permisi dan terima kasih dengan baik dan benar. Sehingga, permainan tamu-tamuan selain menyenangkan, juga dapat menjadi proses belajar Si Buah Hati untuk lebih hormat dan sopan kepada orang lain.

Mengajarkannya Cara Menyambut Tamu

Selain menyenangkan, permainan Rumah-rumahan ini juga dapat mengajarkannya bagaimana berperilaku sopan. Salah satunya adalah cara membuka pintu. Ajarkan pada Si Buah Hati untuk membuka pintu dan menyambut tamu dengan ramah. Hal ini tentu dapat meningkatkan aksi cerdas seiring dengan tahapan usianya, khususnya untuk selalu bersikap sopan pada orang lain.

Mengajarkannya Bertutur Kata yang Lembut dan Sopan

Ajarkan pada Si Buah Hati untuk menatap mata orang lain saat berbicara dan tersenyum saat berinteraksi dengan orang lain. Sikap sopan santun saat berbicara ini tentu sangat mempengaruhi proses belajarnya agar terbiasa bersikap sopan dan ramah pada setiap orang yang ditemui.

Mengajarkannya Agar Tidak Menginterupsi Pembicaraan

Melakukan permainan  Rumah-rumahan ini juga dapat memberikan kesempatan pada Bunda untuk mengajarkan agar tidak menginterupsi pembicaraan apabila orang lain sedang berbicara. Ajarkan pula pada Si Buah Hati untuk merespon pembicaraan lawan bicaranya sebagai bentuk sopan santun saat berinteraksi dengan orang lain.

Terakhir, mengajak Si Buah Hati bermain  Rumah-rumahan juga dapat membuatnya memahami dan mengerti bagaimana cara bertamu di rumah orang lain dengan baik dan sopan.

Image Article
 Belajar Sopan Santun Sejak Dini Lewat Bermain Rumah-rumahan
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Nutrisi untuk Daya Tahan Tubuh Si Buah Hati yang Perlu Diketahui

Published date

Bisa tertawa lepas dan beraktivitas di luar ruangan dengan bebas, orang tua mana yang tidak senang melihat buah hatinya tumbuh sehat. Apalagi dengan daya tahan tubuhnya yang kuat, Si Buah Hati bisa menjalani proses belajar secara optimal setiap saat. 

Tidak hanya itu, berkat tubuh yang sehat, dia juga bisa bermain dengan gembira serta bereksplorasi dengan hal-hal baru yang ditemuinya.

Namun begitu, tubuh yang sehat tentunya tidak bisa diperoleh secara instan. Sebagai orang tua, Bunda juga perlu memberikan nutrisi untuk daya tahan tubuh anak sebagai perlindungan dari dalam.

Salah satu bagian tubuh Si Buah Hati yang perlu dilindungi adalah saluran cerna. Dalam perkembangannya, saluran cerna Si Buah Hati sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas imun tubuhnya. Hal ini dikarenakan 80% sistem daya tahan tubuh berada di saluran cerna.

Bunda dan Ayah perlu memperhatikan kebutuhan dan macam nutrisi yang baik untuk daya tahan tubuh demi mendukung perkembangan Si Buah Hati di setiap tahapan usianya. 

Nutrisi untuk Daya Tahan Tubuh

Selain memberikan variasi makanan dalam jumlah yang seimbang untuk menyokong pertumbuhan dan perkembangan SBuah Hati, berbagai nutrisi seperti vitamin C, vitamin D, zink, selenium, dan protein terbukti sangat penting untuk membangun sistem daya tahan tubuh Berikut ulasan mengenai jenis nutrisi untuk daya tahan tubuh anak.

1. Vitamin D

Vitamin D adalah salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung daya tahan tubuh Si Buah Hati. Vitamin D membantu sistem imunitas tubuh dalam melawan virus dan bakteri. Asupan vitamin D bisa diperoleh dari makanan atau dapat diproduksi langsung dari kulit saat terpapar dengan sinar matahari. Bunda juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin D si Buah Hati dari makanan seperti ikan berlemak (salmon, dan sarden), daging merah, hati ayam, kuning telur, dan makanan terfortifikasi.

2. Vitamin C

Vitamin C merupakan nutrisi untuk daya tahan tubuh dengan merangsang aktivitas sel darah putih. Nutrisi ini juga berperan penting dalam mengontrol infeksi dan penyembuhan luka. Bunda bisa memenuhi kebutuhan Vitamin C si Buah Hati dengan memberinya asupan buah dan sayur seperti jeruk, tomat, stroberi, jambu biji, brokoli, paprika, dan bayam.

3. Zink

Zink dapat meningkatkan fungsi daya tahan tubuh dan membantu melawan penyakit menular seperti diare, dan pneumonia. Zink juga diperlukan tubuh untuk mengurangi peradangan, penyembuhan luka, juga perkembangan si Buah Hati lho, Bunda. Bunda bisa memberikan Si Buah Hati makanan, seperti kacang-kacangan, daging sapi, kerang, tiram, dan biji-bijian utuh untuk memenuhi kebutuhan zink si Buah Hati.

Baca Juga: 6 Nutrisi Penting Bantu Lindungi Langkah Si Buah Hati

4. Folat

Selain vitamin C, D dan zink, anak juga perlu asupan folat yang merupakan bentuk alami dari vitamin B9. Folat adalah salah satu nutrisi penting untuk fungsi normal sistem kekebalan tubuh folat juga berperan membantu pembentukan DNA dan RNA serta berperan dalam proses metabolisme protein. 

Makanan sumber folat yang bisa Bunda berikan untuk si Buah Hati, diantaranya sayuran berdaun hijau gelap, telur, dan hati.

5. Selenium

Selenium adalah mikronutrien esensial yang mempengaruhi berbagai aspek kesehatan manusia, termasuk mengoptimalkan respons imun. Kurangnya asupan selenium dapat menyebabkan respon kekebalan tubuh kurang optimal. Beberapa jenis makanan mengandung selenium, di antaranya daging sapi, ayam, ikan. 

Selain nutrisi yang telah dijelaskan di atas, nutrisi lain yang turut membantu menjaga daya tahan tubuh anak adalah vitamin A, B6, B12, zat besi dan tembaga.

Banyaknya nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung daya tahan tubuh Si Buah Hati membuat Bunda harus memberikan variasi makanan yang cukup untuk memenuhinya dan mendukung tumbuh kembangnya.

Selain dari makanan, Bunda bisa melengkapi kebutuhan nutrisi Si Buah Hati dengan susu pertumbuhan seperti DANCOW 1+ Imunutri, susu pertumbuhan yang diformulasi untuk anak usia 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium, vitamin D & protein, DHA, omega 3 & 6, zat besi dan mikronutrien lainnya.

Selain DANCOW 1+, DANCOW juga punya susu bubuk DANCOW 3+ Imunutri & DANCOW 5+ Imunutri. 

Semoga ulasannya bermanfaat, Bunda!

Image Article
Nutrisi untuk Daya Tahan Tubuh Si Buah Hati yang Perlu Diketahui
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Hal yang Harus Diperhatikan Saat Si Buah Hati Akan Sekolah

Published date

Topik 'masuk sekolah' sering mencuat dalam obrolan Bunda dan Ayah bahkan sebelum Si Buah Hati memasuki usia sekolah. Setiap orang tua punya pertimbangan sendiri dalam memilih waktu yang tepat untuk memasukkan Si Buah Hati ke sekolah.

Ternyata ada banyak faktor yang menentukan; seperti umur anak, kesiapan pribadi Si Buah Hati, sampai imbauan pemerintah. Kadang pengaruh lingkungan dan keluarga juga mempengaruhi keputusan Bunda

Ketika semua faktor itu dikombinasikan, seperti apa hasilnya? Nah, di artikel kali ini, ada empat orang Bunda yang akan berbagi pengalaman mereka.

Pertama, Adisty Kanastari yang memilih memasukkan Lanang Hayoming Bumi, anak laki-lakinya yang akan berumur 5 tahun di bulan Agustus 2015, untuk mulai masuk TK A di tahun ajaran ini. 

Setelah berdiskusi panjang dengan sang Ayah, Bunda satu ini mantap memasukkan Si Buah Hati ke TK agar dia puas bermain sesuai tahap perkembangannya. Adisty juga hanya mengajari Lanang baca tulis jika Si Buah Hati memintanya. 

Dengan cara ini, Si Buah Hati tidak merasa dituntut untuk belajar dan justru menagih kepada Bundanya untuk diajak membaca serta menulis.

Di sekolah, walau Lanang jadi salah satu murid tertua di kelasnya, Adisty bersyukur karena kematangan emosi dan kepercayaan diri Si Buah Hati terlihat menonjol dibanding teman-teman yang lain. 

"Murid lainnya masih ditunggu sama orang tua di dalam kelas sementara Lanang sudah lepas sendiri. Kebersihan pribadinya juga baik, Lanang sudah bisa pipis sendiri," kata Bunda yang bekerja sebagai arsitek lepas ini.

Diskusi yang cukup dalam menentukan waktu masuk sekolah ini juga penting dilakukan. Bunda bukan hanya perlu mempertimbangkan pendapat Ayah, anggota keluarga lain, ataupun pakar yang paham pendidikan. Proses dialog dengan Si Buah Hati juga perlu dalam mengambil keputusan. Contohnya yang dilakukan Laila Qhistina saat akan memasukkan Aril Rafi Ibrahim ke SD.

Bunda yang satu ini benar-benar mendengarkan pendapat Si Buah Hati dalam menentukan waktu masuk sekolah. Bukan hanya bertanya tentang besarnya keinginan Aril masuk SD di tahun ini, Laila bahkan mengajaknya berkeliling ke SD pilihan. Lalu membiarkan Si Buah Hati merasakan atmosfer calon sekolah barunya. 

"Karena anaknya sudah sekolah TK 2 tahun jadi waktu umur 6 tahun dia tidak mau TK lagi dan maunya masuk SD. Dia pilihnya di SDN 15 Pangkalpinang," kata Bunda yang bekerja sebagai PNS di Bangka Belitung ini.

Sementara itu Mira Gartina Sumawijaya lebih melihat faktor kesiapan dan kemandirian ketika memutuskan waktu yang tepat bagi Manika Zahirah Wibowo masuk sekolah. Sekarang Manika yang baru genap berusia 5 tahun sudah duduk di kelas TK B. 

Ketika berada di sekolah, Manika menunjukkan perbedaan sikap yang drastis jika dibandingkan saat ada di rumah. "Menurut cerita guru-gurunya, Manika lebih tertib, lebih mandiri di sekolah dibanding di rumah," kata Bunda yang punya dua anak ini.

Laporan perkembangan Manika dari gurunya juga menggembirakan, Si Buah Hati cukup punya prestasi di bidang menari dan main musik. Karena itu, Bunda yang mengelola bisnis produksi mukena ini pun yakin untuk memasukkan Manika ke SD di tahun ajaran mendatang.

Kesiapan Si Buah Hati masuk sekolah memang berbeda-beda dan bisa jadi tidak bergantung pada umurnya. Ketika Si Buah Hati lahir di akhir tahun, seringkali Bunda menghadapi dilema karena usia yang tanggung ketika tahun ajaran baru datang. 

Dilema itu pernah menghampiri Wina Widyana Dimyati ketika ingin memasukkan Queenie Alvia Letisha ke sekolah. Karena Queenie lahir pada bulan Desember, artinya usia Si Buah Hati belum genap ketika tahun ajaran baru.

Karena ingin memberikan kesempatan belajar bersosialisasi, tahun lalu Wina mencoba memasukkan Si Buah Hati ke TK A ketika Queenie berusia 3,5 tahun. Setelah diobservasi selama setahun, ternyata Si Buah Hati masih punya tantangan komunikasi dan kemandirian. 

Akhirnya sang Bunda berdiskusi dengan Ayah dan guru Si Buah Hati kemudian memutuskan bahwa Queenie yang sekarang berusia 4,5 tahun akan mengulang TK A di tahun ini.

Untuk Si Buah Hati yang memasuki usia sekolah, bisa diberikan DANCOW 5+ Nutritods. Susu pertumbuhan ini mengandung 0 gram sukrosa, tinggi zink, vitamin C, vitamin B6, B12, biotin, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan, dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Image Article
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Si Kecil Akan Sekolah
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Lindungi Perjalanan Si Kecil dengan Disiplin dalam Mobil

Published date

Keselamatan si Kecil tidak hanya ketika bermain, tapi juga di dalam perjalanan dengan mobil. Erika Mariana Tambunan, paham betul soal ini. Sebelum buah hatinya lahir, Leah Kimberly Joan Butarbutar, 3 tahun, Erika sudah menyiapkan car seat atau tempat duduk khusus untuk anak di mobil. “Selain untuk safety (keselamatan),car seat juga penting dalam mobilitas kalau saya hanya pergi berdua dengan Leah,” kata perempuan berusia 30 tahun ini.

Menurut dia, disiplin di dalam mobil sangat penting. Kalau membiarkan anak terbiasa berdiri atau dipangku di dalam mobil justru berbahaya. Ketika terjadi kecelakaan, justru anaklah yang biasa menjadi korban. Memang, Erika mengakui, proses membiasakan anak duduk di car seat tidak gampang. Orang tua harus konsisten dan sabar supaya si Kecil mengerti mengapa harus duduk sendiri dan mengenakan sabuk pengaman.

Awalnya pun Leah sering menangis dan minta duduk bersama orangtuanya. Erika sendiri mulai mengajari duduk di car seat sejak Leah berusia sebulan. Beberapa kali Erika terpaksa mengalah, terutama ketika Leah perlu diganti popoknya atau ingin minum air susu ibu. Lalu, pernah pula ketika Erika, suami, serta Leah berlibur ke Australia dan harus berkendara selama enam jam. Leah menangis karena tidak tahan duduk berlama-lama. “Saya dan suami awalnya tutup kuping, tapi lama-lama kami mengalah juga dan berhenti sebentar supaya ia bisa lepas dari car seat-nya,” kata Erika.

Tapi seiring berjalannya waktu dan usia, Leah mulai sadar pentingnya duduk di car seat untuk perlindungannya. Pernah suatu kali, ketika Leah sudah berusia 2 tahun, car seat-nya harus dicuci dan ia terpaksa duduk di kursi depan memakai sabuk pengaman orang dewasa. “Dia pegangan terus di pintu, katanya takut jatuh,” ujar Erika. Sekarang, berkat konsistensi dan disiplin sejak dini, ketika masuk mobil Leah langsung duduk di kursinya dan menunggu Ayah dan Bunda-nya memakaikan sabuk pengaman.

Menurut dia, di negara maju kebijakan memakaikan car seat untuk balita sudah lama diterapkan. Bahkan aturan ini sangat mengikat dan dendanya bisa sangat tinggi bagi yang melanggar. Ia semakin menyadari pentingnya memakaikan car seat untuk si Kecil ketika berlibur ke Australia bersama suami dan anak setahun yang lalu.

Selain konsistensi dan kesabaran, orang tua juga harus mempersiapkan hal-hal yang membuat Si Kecil betah duduk berlama-lama di dalam mobil. Berikut ini aktivitas menarik yang bisa dilakukan:
1. Ajarkan Si Kecil mengenal warna dengan mengajaknya mencari objek dengan warna tertentu selama perjalanan.
2. Ajak Si Kecil menghitung jumlah pohon atau objek lain yang ditemui di perjalanan.
3. Ajak Si Kecil bermain tebak benda. Pilih satu buah benda yang ada di dalam mobil, berikan beberapa kata sebagai petunjuk yang mendeskripsikan benda tersebut, lalu minta Si Kecil menebaknya.
4. Ajak Si Kecil bernyanyi lagu2 favoritnya atau main tebak lagu
5. Bawa boneka dan mainan kesayangan Si Kecil agar ia bisa bermain-main dengannya

DANCOW Lindungi Si Kecil dan Dukung Cinta Bunda agar Ia Berani Bereksplorasi #DANCOWLindungi.

Image Article
Lindungi Perjalanan Si Kecil dengan Disiplin dalam Mobil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Si Buah Hati Belajar Mandiri Lewat Mencoba Minum Sendiri

Published date

Ketika Si Buah Hati memasuki usia toddler, Bunda sering kali gemas dengan tingkahnya yang mau melakukan semuanya sendiri. Lagi makan, mau pegang sendok sendiri. Selesai mandi, mau sisir rambut sendiri. 

Begitu haus, Si Buah Hati maunya pegang gelas sendiri juga. Hasilnya, proses makan jadi lebih berantakan, rambut pun masih acak-acakan, air bertumpahan, dan Si Buah Hati tertawa puas setelah 'berhasil' melakukan itu semua.

Walau belum mampu mengerjakan semua pekerjaan itu sendiri, ternyata Bunda bisa melatih kemandirian Si Buah Hati dari sini. Lewat artikel berikut, psikolog Dewi Puspaningtyas Faeni akan menjelaskan tahapan yang bisa Bunda lakukan melatih kemandirian Si Buah Hati lewat kebiasaan minum sendiri.

Perkembangan fisik Si Buah Hati yang sehat berbanding lurus dengan perkembangan psikisnya. Pada usia 1 tahun, tulang-tulang Si Buah Hati mulai menguat dan bisa dipakai berjalan, walau baru satu-dua langkah. 

"Di masa ini, daya kemandirian Si Buah Hati juga meningkat walau sebatas ingin berjalan tanpa mau dipegangi atau melakukan sesuatu tanpa dibantu Bunda," kata Dewi ketika dihubungi, 28 Juli 2015.

Pada tahap ini, peningkatan kemandirian Si Buah Hati didorong rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal yang menurutnya baru. Dia amat penasaran mengenali warna, bentuk, rasa, dan sebagainya. Bunda perlu memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi Si Buah Hati yang ingin bereksplorasi. Dengan catatan, Bunda tetap perlu mengawasi agar aktivitas eksplorasi Si Buah Hati tetap dalam batas aman.

Bunda juga penting untuk tahu bahwa Si Buah Hati mengalami fase oral di umur 1 tahun, yaitu kebiasaan Si Buah Hati memasukkan barang ke mulut sebagai cara mengekspresikan emosinya. Tindakan ini terjadi karena Si Buah Hati belum memiliki cara komunikasi yang baik, baru sepatah dua patah kata dan belum langsung dipahami orang di sekitarnya. 

"Jadi ketika dia lapar, marah, sakit, atau mengompol, Si Buah Hati cenderung memasukkan tangan ke mulut dan merasa nyaman," kata Dewi.

Kebiasaan ini perlu dicermati oleh Bunda ketika mengajari Si Buah Hati minum sendiri. Walau berkesan praktis, hindari mengajari Si Buah Hati minum dengan media botol dot susu karena memberikan edukasi yang keliru. 

Kebiasaan ini membuat Si Buah Hati terus mendapat pesan untuk mencari kenyamanan dengan memasukkan apapun ke mulutnya, sampai menjadi ketergantungan yang menerus sampai dewasa. Ketika mereka besar, tidak jarang kita mendapati orang yang demikian meneruskan pencarian kenyamanan dengan merokok.

Karena itu, sebaiknya Bunda mulai mengajari Si Buah Hati minum sendiri dengan menggunakan sendok lalu disuapkan sedikit demi sedikit. Jika cengkraman tangan dan gerakan menyuap Si Buah Hati mulai padu, Bunda bisa pelan-pelan membiarkannya minum sendiri sampai tidak perlu dibantu lagi.

Lewat proses ini Si Buah Hati akan memahami tiga pelajaran penting. Pertama, mekanisme menelan. Kedua, sikap tubuh yang baik ketika minum yaitu sambil duduk. Ini akan melatih Si Buah Hati berdisiplin sekaligus menekan risiko tersedak ketika minum sambil tiduran. Ketiga, mengajari Si Buah Hati untuk tidak tergantung kepada media apapun, termasuk soal minum. 

"Jadi, ketika kebetulan Bunda lupa membawa botol dot ketika berlibur sekeluarga, Si Buah Hati tetap bisa minum sendiri," ujarnya.

Untuk mendukung eksplorasinya, Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Setelah membaca penjelasan di atas, Bunda bisa mulai mencoba membiasakan Si Buah Hati minum sendiri. Lewat latihan sederhana ini, ada banyak manfaat yang bisa dipetik sampai nanti Si Buah Hati tumbuh kembang menjadi dewasa. Selamat mencoba!

Image Article
Kemandirian di Balik Mengajari Si Kecil Minum Sendiri
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Fakta Klinis Tentang Perkembangan Otak Si Buah Hati pada Periode Emas

Published date

Tahukah Bunda bahwa perkembangan otak Si Buah Hati paling cepat terjadi saat usia kehamilan Bunda memasuki 6 bulan hingga Si Buah Hati berusia 2 tahun lho? Sel-sel otak Si Buah Hati sudah mulai berkembang sejak bulan pertama ia berada di dalam kandungan, kemudian terus menerus berkembang cepat hingga mencapai 100 milyar sel. Memasuki kehamilan 6 bulan, sel otak Si Buah Hati mulai terhubung satu sama lain membentuk hubungan antarsel (sinaps) yang kompleks. Kualitas sinaps inilah yang menentukan perkembangan kecerdasan Si Buah Hati Bunda.

Nah, perkembangan kecerdasan ini sangat tergantung pada kualitas nutrisi dan stimulasi yang ia dapatkan sejak masih berada di dalam kandungan hingga ia memasuki usia 2 tahun. Nutrisi yang diberikan harus cukup, lengkap, dan seimbang sesuai kebutuhan dan tahapan usia Si Buah Hati. Berikan asupan nutrisi yang dapat mendukung perkembangan otak seperti minyak ikan (sumber DHA), serta asam lemak esensial Omega 3 dan 6. Asupan nutrisi untuk perlindungan tubuh seperti bakteri baik Lactobacillus rhamnosus, Bifidobacterium longum; serat pangan inulin; vitamin A,C,E; serta mineral selenium dan zink juga penting lho Bunda, agar Si Buah Hati selalu sehat dan dapat menerima stimulasi yang Bunda berikan dengan optimal. 

Tidak kalah penting dari nutrisi, stimulasi yang variatif dan teratur juga penting sekali. Stimulasi dapat diberikan dalam bentuk permainan dalam rumah maupun eksplorasi aktif di luar rumah. Selain itu, perhatikan juga jenis permainan atau eksplorasinya yang tetap harus disesuaikan dengan perkembangan usia Si Buah Hati.

Bunda, otak Si Buah Hati itu terbagi menjadi 2 yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua otak tersebut punya fungsi dan kegunaannya masing-masing lho! Otak kiri sering disebut otak matematika sebab ia memiliki fungsi utama untuk penalaran (logika) rasional. Sedangkan otak kanan sering sekali disebut otak seni, fungsi utamanya lebih untuk berpikir bebas, kreatif, dan imajinatif .

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan perkembangan otak Si Buah Hati, pastikan Bunda memberikan stimulasi sejak dini setiap hari terutama di periode emas pertumbuhannya. Jangan lupa stimulasi harus diberikan dengan penuh kasih sayang dan dalam suasana yang gembira. Rangsanglah otak kiri dan kanan Si Buah Hati secara bersama-sama melalui permainan dan eksplorasi yang variatif. Misalnya dengan melatih Si Buah Hati untuk menggunakan tangan kiri dan kanan sama seringnya sampai ia berumur 2 tahun. 

Artikel ini ditulis oleh: Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.

 

Image Article
Fakta Klinis Tentang Perkembangan Otak Si Kecil pada Periode Emas
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Stimulasi Kecerdasan Anak Sesuai Usia dan Perkembangannya

Published date

Ternyata permainan yang dilakukan Si Buah Hati tidak hanya sekedar permainan belaka saja, Bunda! Saat bermain, Si Buah Hati menerima berbagai rangsangan yang dapat mendukung tahap tumbuh kembangnya. Sejak lahir, permainan penuh kasih sayang setiap hari merupakan stimulasi dini yang dapat Bunda lakukan untuk Si Buah Hati. 

Melalui permainan ini semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan) Si Buah Hati dirangsang agar semakin berkembang. Selain sistem indra, kemampuan motorik kasar dan halus, komunikasi, serta perasaan dan pikiran Si Buah Hati pun perlu dirangsang melalui berbagai bentuk permainan.

Nah, apa saja sih manfaat dari stimulasi melalui permainan tersebut untuk Si Buah Hati? Ketika rangsangan diberikan dengan penuh kasih sayang secara terus menerus dan bervariasi, maka pembentukan sel-sel otak Si Buah Hati akan terjadi dengan cepat, begitu juga dengan pembentukan hubungan antarsel otaknya. Hal inilah yang kemudian membuat kecerdasan Si Buah Hati menjadi semakin tinggi dan beragam.

Proses belajar Si Buah Hati dapat dilakukan melalui proses mendengar, melihat, merasakan, mengingat, mencoba, mengulang, membandingkan, menggabungkan, dan membiasakan. Oleh karena itu, saat bermain Bunda harus memberikan contoh yang baik dan benar berupa ucapan, perkataan, maupun perilaku agar dapat diingat dan ditiru oleh Si Buah Hati.

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan Si Buah Hati agar hasilnya optimal. Rutinitas harian ketika Bunda memandikan, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak jalan-jalan, bermain, atau ketika Si Buah Hati menjelang tidur adalah waktu yang tepat untuk menstimulasi Si Buah Hati.

1. Usia 12-18 Bulan 

Bunda dapat menambah stimulasi bagi Si Buah Hati dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, dan bermain dengan boneka. 

Selain itu, Bunda jangan lupa untuk mulai melatih Si Buah Hati berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana yang Bunda berikan, dan juga menyebutkan nama benda-benda.

2. Usia 18-24 Bulan

Stimulasi yang Bunda berikan dapat ditambah kembali dengan menyebutkan dan menunjukkan anggota tubuh, menanyakan gambar binatang & benda-benda di sekitar rumah, mencuci tangan, memakai celana atau baju, bermain melempar bola, melompat.

Nah, pada tahapan ini Bunda bisa menggunakan berbagai lagu anak sebagai bantuan seperti lagu “Kepala Pundak Lutut Kaki” untuk bantu menghafalkan anggota tubuh.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus

3. Usia 2-3 Tahun 

Stimulasi Si Buah Hati kembali ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat, menyebutkan nama teman, menghitung benda, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil atau  besar di toilet.

4. Usia Setelah 3 Tahun

Setelah umur 3 tahun, selain mengembangkan kemampuan-kemampuan dari tahapan umur sebelumnya, Bunda juga dapat memberikan stimulasi yang diarahkan untuk kesiapan Si Buah Hati untuk masuk sekolah seperti memegang pensil, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana,  kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman, dll. 

Stimulasi ini dapat mulai Bunda lakukan di rumah bersama pengasuh dan keluarga atau di Kelompok Bermain, Playgroup, atau sejenisnya.

Kunci utama untuk megoptimalkan pemberian stimulasi kepada Si Buah Hati adalah cinta Bunda. Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan penuh kegembiraan antara Bunda dan Si Buah Hati. Sebaiknya Bunda tidak memberikan stimulasi kepada Si Buah Hati dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak, tidak memperhatikan minat atau keinginan Si Buah Hati, atau di saat sedang dalam keadaan mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. 

Apalagi saat Bunda dalam keadaan bad mood yang justru tanpa disadari dapat memberikan rangsangan emosional yang negatif pada Si Buah Hati. Ingat Bunda, semua ucapan, sikap dan perbuatan Bunda merupakan stimulasi yang direkam, diingat, dan akan ditiru Si Buah Hati!

Berangkat dari cinta Bunda sebagai kunci utama dalam memberikan stimulasi Si Buah Hati, maka pola asuh Bunda juga ikut mempengaruhi. Interaksi antara Bunda dan Si Buah Hati harus dilakukan dalam suasana pola asuh yang demokratik (non otoritatif). 

Artinya, Bunda harus peka terhadap isyarat-isyarat Si Buah Hati dengan memperhatikan minat, keinginan, atau pendapat Si Buah Hati. Hindari untuk memaksakan kehendak Bunda, dan lewati hari-hari dengan penuh kasih sayang dan kegembiraan. 

Selain itu, sebaiknya Bunda juga harus menciptakan rasa aman dan nyaman bagi Si Buah Hati dengan cara memberi contoh tanpa paksaan, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, serta memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila Si Buah Hati melakukan kesalahan. 

Bunda sebaiknya jangan banyak melarang atau membatasi ide-ide Si Buah Hati, kecuali dapat membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain. Untuk mendukung stimulasi kecerdasan Si Buah Hati, Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan yang mengandung probiotik, seperti Susu DANCOW 1+ Nutritods. Ini merupakan produk susu yang diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

 

Artikel ini ditulis oleh: Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.

 

Image Article
Stimulasi Kecerdasan si Kecil Harus Sesuai Umur
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Peran Orang Tua Asah Kreativitas Anak

Published date

Tahukah Bunda, kreativitas anak akan berkembang jika orangtuanya selalu bersikap non otoritatif (demokratik). Sikap demokratik ditunjukkan dengan cara mendengarkan omongan Si Buah Hati, menghargai pendapatnya, serta mendorongnya berani bereksplorasi aktif seperti yang ia inginkan. Sebaiknya, Bunda jangan memotong pembicaraan Si Buah Hati di saat ia ingin mengungkapkan pikiran atau perasaanya. Jangan memaksakan pada Si Buah Hati bahwa pendapat kita sebagai orang tua adalah yang paling benar. Bunda sebaiknya juga tidak banyak melarang atau membatasi ruang gerak eksplorasi Si Buah Hati. Biarkan ia berani melakukan sesuatu atau mengambil keputusan sendiri selama tidak membahayakan atau merugikan orang lain atau diri sendiri.

Jangan mengancam atau menghukum Si Buah Hati bila pendapat atau perbuatannya dianggap salah. Si Buah Hati tidaklah salah, karena pada umumnya mereka belum tahu apa yang mereka kerjakan dan perlu juga kita ingat bahwa Si Buah Hati sedang dalam tahap belajar.  Oleh karena itu, tanyakan mengapa mereka berpendapat atau berbuat demikian, berilah kesempatan bagi Si Buah Hati untuk mengemukakan alasan-alasannya. Berikanlah contoh-contoh, ajaklah Si Buah Hati berpikir, jangan mendiktenya atau memaksanya, biarkan mereka mencoba memperbaiki kesalahan dengan caranya sendiri. 

Dengan demikian, kita tidak mematikan keberanian mereka untuk mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat atau melakukan sesuatu. Selain itu orangtua harus mendorong kemandirian Si Buah Hati dalam melakukan sesuatu, menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun. Cara-cara ini merupakan salah satu unsur penting pengembangan kreativitas anak.

Selain itu, Bunda juga harus merangsang Si Buah Hati untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian di lingkungan sekitar. Bunda pun juga harus banyak baca dan belajar agar mampu menjawab setiap keingintahuan Si Buah Hati. Penyediaan sarana untuk merangsang Si Buah Hati berpikir lebih dalam juga perlu Bunda, misalnya dengan memberikan gambar-gambar, buku-buku. Jangan menolak, melarang atau menghentikan rasa ingin tahu Si Buah Hati, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Bunda, berikan kesempatan Si Buah Hati untuk mengembangkan khayalan,  merenung,  berpikir dan mewujudkan gagasan dengan caranya masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat bentuk-bentuk atau warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak realistis atau belum pernah ada. Biarkan mereka menggambar sepeda dengan roda segi empat,  langit berwarna merah, daun berwarna biru. Sebaiknya Bunda jangan banyak melarang, mendikte, mencela, mengecam, atau membatasi Si Buah Hati. Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan untuk mencoba serta penghargaan atau pujian padanya saat ia bisa melakukan suatu hal. Dengan demikian kreativitas anak akan terasah secara optimal. Iapun akan mampu berpikir secara divergen (meluas),  intuitif (berdasarkan intuisi), abstrak, bebas dan juga simultan.

Artikel ini ditulis oleh: Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi.

Image Article
Peran Orang Tua Asah Kreativitas Anak
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off

Yang Bunda Perlu Tahu tentang Golden Age Si Buah Hati

Published date

Otak merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai pusat kontrol dan kendali atas semua sistem di dalam tubuh. Dalam perkembangan otak Si Buah Hati, ada periode yang dikenal sebagai periode pacu tumbuh otak atau brain growth spurt. Yakni masa di mana otak Si Buah Hati berkembang sangat cepat, yang terjadi selama rentang usia 0-3 tahun atau disebut golden age.

Periode pacu tumbuh otak pertama kali dimulai ketika Si Buah Hati masih dalam kandungan Bunda, memasuki trimester ketiga). Sementara periode pacu tumbuh otak kedua terjadi setelah Si Buah Hati lahir hingga berusia 36 bulan. Selama itu, Si Buah Hati mempunyai keinginan belajar yang luar biasa dan senang mempelajari berbagai hal.

Menurut Hasan Maimunah dalam buku Pendidikan Anak Usia Dini, proses pertumbuhan otak Si Buah Hati berjalan sesuai dengan pertumbuhan badannya. Ketika ia menginjak umur 5 tahun, pertumbuhan otaknya pun sudah 80% sempurna. Sementara di usia 6 tahun, proses pertumbuhan otak Si Buah Hati bisa dikatakan sudah sempurna.

Baca juga: Dukung Eksplorasi Cerdas Si Buah Hati Lewat Beragam Makanan Kaya Omega-3

Nah, pada usia golden age inilah Bunda memiliki peran sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak. Karena masa pertumbuhan Si Buah Hati hingga berumur 5 tahun merupakan parameter sederhana untuk menilai kenormalan status kesehatannya.

Berbagai hal bisa dilakukan Bunda agar otak Si Buah Hati berkembang optimal. Misalnya saja dengan memberikan asupan gizi serta nutrisi bagi Si Buah Hati. Selain makanan bergizi.

Untuk Si Buah Hati yang berusia 1 sampai 3 tahun, Bunda bisa memberikan DANCOW 1+ Nutritods. Susu ini diformulasi untuk anak Indonesia usia toddler 1-3 tahun, dengan kandungan 0 gram sukrosa, tinggi kalsium & protein, minyak ikan, omega 3 & 6, serat pangan inulin dan mikronutrien lainnya, serta Lactobacillus rhamnosus.

Bunda juga dapat memberikan stimulasi, terutama dalam merangsang kecerdasan Si Buah Hati. Stimulus yang diberikan tidak hanya berupa pelukan atau dekapan. Tetapi juga berupa pernyataan cinta, kasih sayang, mengajak berbicara, mengajak bermain, bersenda gurau, atau memberikan pujian yang bisa membangkitkan semangat Si Buah Hati untuk bereksplorasi. Sehingga otaknya selalu terangsang untuk menerima berbagai pengetahuan baru.

Baca juga: 4 Aktivitas Simple Rangsang Kecerdasan Si Buah Hati

 

Image Article
Yang Bunda Perlu Tahu tentang Golden Age Si Kecil
Highlight Artikel
Off
Sticky Artikel
Off
Topik Artikel
Quiz Artikel
Off