Kenapa Anak Susah Disapih? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
16-09-2020

Masa-masa menyapih Si Buah Hati mungkin merupakan periode yang terasa manis namun juga getir bagi Bunda. Pada dasarnya, cara menyapih anak atau berhenti menyusui secara bertahap atau langsung,dimulai ketika Si Buah Hati diperkenalkan pada makanan dan minuman selain ASI sebagai sumber gizi, dan selesai ketika berhenti menyusu.
Selain itu WHO juga menyarankan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan sebelum mengenalkan makanan padat berupa MPASI kepada Si Buah Hati.
Cara menyapih anak merupakan hal yang alami. Meski demikian, prosesnya tak selalu berjalan mulus. Ada penyebab kenapa anak susah disapih dan ada juga alasan kenapa Bunda sulit menyapih.
Penyebab Kenapa Anak Susah Disapih
Agar mendapat solusi yang tepat, tentu harus terlebih dulu mengetahui permasalahan dengan jelas. Karena itu, mencari penyebab anak susah disapih akan membantu Bunda mencari cara menyapih anak.
Beberapa kemungkinan yang bisa menjadi alasan anak sulit disapih di antaranya:
Bunda menyapih terlalu awal dan cepat
Bunda akan paham saat Si Buah Hati protes karena disapih terlalu awal dan cepat. Biasanya, ia akan lebih sering mengamuk, muncul kecemasan, sering terbangun pada malam hari, dan selalu ingin menempel pada Bunda karena takut akan perpisahan.
Si Buah Hati sedang tidak enak badan atau sakit
Masih seringnya Si Buah Hati mengalami infeksi karena sistem imunitasnya belum sempurna, ditambah efek pertumbuhan yang kadang menyebabkan rasa tidak nyaman, misalnya sedang tumbuh gigi, berpotensi menjadi penyebab kenapa anak susah disapih.
Si Buah Hati sedang mengalami transisi atau perubahan besar
Jika usia Si Buah Hati masih terlalu kecil, maka sebuah perubahan besar dalam hidupnya akan membuatnya merasa tidak nyaman. Misalnya, Bunda memutuskan kembali bekerja, pindah rumah, atau berganti pengasuh anak. Jika kenyamanannya sangat terganggu, maka kemungkinan besar ia menjadi sulit untuk disapih.
Bunda belum siap untuk menyapih
Saat Bunda belum siap mental untuk menyapih Si Buah Hati, maka berbagai emosi akan muncul, seperti sedih, depresi, dan cemas. Bahkan, muncul juga rasa bersalah, terutama jika Bunda terpaksa menyapih lebih awal. Emosi Bunda itu dapat ikut dirasakan oleh Si Buah Hati dan membuat anak menangis terus saat disapih.
Empat Cara Menyapih Anak yang Bisa Dipilih
Berdasarkan lama waktu atau durasinya, ada cara menyapih anak yang dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
Penyapihan bertahap, yaitu menyapih yang dilakukan secara bertahap selama beberapa minggu atau bulan. Waktunya Bunda sendiri yang menentukan. Penyapihan ini memungkinkan menyusui berakhir dengan cara yang nyaman.
Semi-menyapih, yaitu menyapih sebagian dengan cara memperpendek waktu menyusui atau mengurangi frekuensinya, jika Bunda merasa kewalahan.
Menyapih secara alami, yaitu menyapih yang menunggu si Buah Hati berhenti menyusui sesuai jadwalnya sendiri. Proses bertahap ini memungkinkan ASI berkurang produksinya secara perlahan dan nyaman untuk Bunda.
Menyapih karena harus kembali bekerja, yaitu menyapih yang sering menjadi pilihan bagi Bunda yang kembali bekerja dengan cara menyimpan ASI yang dipompa sebelumnya.
Baca Juga: Cara agar Anak Mau Minum Susu Setelah Disapih
Tips Lancar Menyapih Si Buah Hati Tanpa Memaksa
Jika Bunda sudah terpikir untuk berniat menyapih Si Buah Hati, tentu Bunda berharap agar proses menyapih dapat berjalan lancar. Berikut ini beberapa saran untuk Bunda mengatasi anak yang susah disapih:
Persiapkan mental Bunda
Menyapih bisa menjadi proses yang berat baik bagi Bunda maupun Si Buah Hati. Bunda mungkin akan merasa sedih dan cemas karena ikatan erat yang Bunda rasakan dengan Si Buah Hati seperti terputus dengan berhenti menyusui. Padahal, ikatan itu masih akan tetap ada dan Bunda bisa menjaganya tetap erat dengan aktivitas lain selain menyusui. Jika Bunda merasa kesulitan melakukannya, maka Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi tentang menyiapkan mental untuk menyapih.
Menyapih secara perlahan dan bertahap
Hindari menyapih secara mendadak atau terburu-buru. Bunda dapat mengurangi waktu dan frekuensi menyusui secara bertahap. Misalnya, jika Si Buah Hati biasa menyusu 3 kali selama 20 menit, cobalah melewatkan sekali waktu menyusui dan lakukan dalam 10 menit. Cara ini mungkin akan membutuhkan waktu lama sampai Si Buah Hati benar-benar berhasil disapih namun juga yang paling aman karena membangun kebiasaannya.
Bicarakan dengan Si Buah Hati
Mungkin Bunda berpikir Si Buah Hati masih terlalu kecil untuk mengerti penjelasan tentang menyapih, tapi sebenarnya ia bisa paham asalkan dijelaskan secara sederhana. Katakan betapa bangganya Bunda karena ia sudah mulai besar, tapi karena sudah besar tidak perlu lagi menyusu dan bisa minum susu menggunakan cangkirnya sendiri.
Buatlah Si Buah Hati antusias menjadi anak yang lebih besar sehingga mau diajak untuk pelan-pelan berhenti menyusu. Namun jika responnya tidak sesuai harapan, Bunda tak perlu memaksa dan bisa mencoba lagi beberapa hari kemudian saat waktunya dirasa tepat.
Don’t offer, don’t refuse
Teknik ini sangat dikenal untuk membantu menyapih Si Buah Hati. Intinya adalah Bunda tak menawarkan tapi juga tak menolak saat Si Buah Hati minta menyusu. Agar ia tidak minta menyusu, Bunda bisa menghindari dulu bertemu Si Buah Hati pada waktu-waktu ia terbiasa menyusu.
Mintalah bantuan pasangan atau anggota keluarga lain untuk mengalihkan perhatian Si Buah Hati agar tidak rewel. Namun jika sudah menghindar dan ia masih minta menyusu saat bertemu, tetap berikan ya, Bunda.
Mengalihkan perhatian Si Buah Hati
Bunda bisa coba lakukan berbagai kegiatan bersama Si Buah Hati yang seru dan menyenangkan untuk mengalihkan perhatiannya dari menyusu. Misalnya, Bunda bisa mengajaknya mengunjungi rumah tetangga yang memiliki anak sebaya dengan Si Buah Hati untuk dijadikan teman bermain. Lebih baik lagi jika anak tersebut juga sudah disapih.
Kenalkan Si Buah Hati dengan kegiatan menyenangkan yang dapat mengasah kecerdasannya. Misalnya menggambar, memainkan alat musik, dan sebagainya. Jika sudah keasyikan, maka kemungkinan ia tidak akan terlalu rewel ketika disapih.
Dampak Si Buah Hati Tidak Mau Disapih
Setiap anak akan berhenti menyusu saat tiba waktunya, namun memang antara satu anak dengan lainnya bisa berbeda. Lantas adakah efek jika Si Buah Hati tidak mau disapih?
Walaupun menyusui lebih dari 2 tahun dapat memberi manfaat bagi Si Buah Hati dan Bunda, seperti membangun sistem imunitas dan mempererat ikatan emosional, tetap ada dampak atau efek samping yang perlu diketahui.
Berikut beberapa efek pada Bunda dan Si Buah Hati jika tidak mau disapih sehingga menyusu lebih lama dari 2 tahun:
Menghambat fertilitas Bunda. Menyusui lebih lama dapat mempengaruhi siklus menstruasi, hal ini turut mempengaruhi fertilitas.
Payudara sakit dan luka. Di usia 2 tahun Si Buah Hati sudah memiliki gigi dan mulai sering menggigit yang mungkin akan melukai puting payudara Bunda saat menyusui.
Butuh lebih banyak waktu dan tenaga. Menyusui lebih lama berarti Bunda harus terus berada di dekat Si Buah Hati. Hal itu tentu membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga. Terlebih jika Bunda memiliki lebih dari satu anak yang harus dirawat.
Anak rentan alami kerusakan gigi. Saat menyusu air liur lebih sulit menjangkau gigi. Hal ini dapat menghambat fungsi saliva dalam membantu membersihkan gigi.
Anak berisiko kekurangan gizi. Meski ASI memiliki banyak kandungan nutrisi, namun seiring bertambahnya usia Si Buah Hati kebutuhan gizinya meningkat. Jika ia lebih sering menyusu dan kurang asupan makanan lain maka risiko kekurangan gizi meningkat.
Stigma sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa menyusui lebih dari 2 tahun tidak biasa dilakukan di tengah masyarakat kita, sehingga Bunda dan Si Buah Hati mungkin akan dianggap berbeda.
Memiliki rencana untuk menyapih tidak menjamin prosesnya berjalan lancar dan menyenangkan. Kadang penyebabnya justru faktor eksternal, seperti orang-orang di sekitar yang terus menanyakan kapan Si Buah Hati akan mulai disapih. Tak hanya itu, terkadang anak-anak juga memberikan tantangan tersendiri dengan menolak atau rewel selama proses penyapihan.
Menyapih dan parenting anak secara keseluruhan merupakan hal personal. Jadi, apapun kata orang lain, kecuali saran ahli medis selama pemeriksaan, jangan menjadi beban, ya Bunda. Tidak ada aturan cara menyapih Si Buah Hati dan kapan waktu yang tepat untuk berhenti menyusui. Akhiri sesuai rasa nyaman Bunda dan Si Buah Hati.
Demikian Bunda, ulasan terkait penyebab kenapa anak susah disapih dan tips cara menyapih tanpa paksaan agar Si Buah Hati tidak rewel. Selamat mencoba, ya!