Ajak Si Buah Hati Main dengan Teman agar Jago Bicara
09-11-2020

Setelah melewati ulang tahun pertama, beberapa anak sudah mulai bisa berbicara. Ada yang baru satu-dua kata, ada yang sudah mampu membuat kalimat pendek, ada juga yang dapat menghafal lagu pendek. Tapi bila Si Buah Hati belum lancar berbicara, Bunda jangan langsung panik ya. Karena perkembangan setiap anak berbeda-beda. Ada yang terlebih dulu mengalami tumbuh gigi, lebih jago berjalan, atau perkembangan lainnya. Agar dia jago berbicara, ini caranya:
Rajin mengajaknya berbicara
Di tahapan ini, yang bisa Bunda lakukan adalah melatih Si Buah Hati mengembangkan kemampuan berbahasa dengan mengajaknya berbicara dan bercerita. Bunda mungkin merasa aneh ketika mengajaknya berbicara. Karena seperti tengah bicara sendiri dan tidak yakin apakah ia memahami omongan Bunda. Tapi janganlah Bunda menyepelekan kemampuan anak, sebab diam-diam ia tengah menyimak dan memperhatikan lho.
Jelas kala berbicara
Bunda harus berbicara dengan lantang, jelas, dan diulang-ulang. Ceritakan padanya apa yang Bunda lihat sehari-hari, ajak ia melihat gambar dan obyek sekitar, kenalkan berbagai bentuk, warna, dan namanya. Beri juga ia instruksi sederhana sambil dicontohkan. Seperti “Ambil bolanya, Dek!” atau “Masukkan ke kotak mainan ya,” dan sebagainya. Si Buah Hati akan lebih tertarik jika pembicaraan lebih interaktif dan sudah dapat memahami apa maksud Anda walau belum tentu dilaksanakan.
Mengajak Si Buah Hati bermain dengan teman sebaya
Di sisi lain, Bunda bisa mengajak Si Buah Hati bermain dan bereksplorasi dengan orang lain, selain anggota keluarga, dan sebaiknya dengan anak seusianya. Misalnya membawa dia beraktivitas dengan anak tetangga atau main di playground maupun taman kota yang ada anak seumuran dengannya. Melalui aktivitas bermain bersama, ia akan belajar dari teman-temannya yang sudah lancar berbicara. Sehingga ia akan lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya.
Hati-hati berbicara di dekat Si Buah Hati
Meski belum mampu melafalkan yang ada di pikiran dan perasaannya, sesungguhnya Si Buah Hati tengah meresapi kata-kata yang Bunda dan orang di sekitarnya lontarkan. Bahkan ia sedang mencoba memahami perkataan itu dengan melihat konteksnya. Karena itu, hati-hati berbicara di sekitarnya.